52
yang merupakan dasar politik negara. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila keempat Pancasila.
d. Pokok pikiran keempat
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab pokok pikiran Ketuhanan.Pokok pikiran
ini mengandung makna bahwa Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk
memelihara budi pekerti yang luhur. Hal ini menegaskan bahwa pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusian yang adil dan beradab mengandung pengertian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau
nilai kemanusian yang luhur. Pokok pikiran keempat ini merupakan dasar moral negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari sila
pertama dan sila kedua Pancasila. Setiap alinea dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara yuridis memiliki makna yang sangat dalam dan penting. Demikian juga dengan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Apabila kita perhatikan keempat pokok
pikiran di atas maka tampaklah bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
pancaran dari nilai-nilai Pancasila. Pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sumber hukum tertinggi di Indonesia. Sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai sumber
hukum tertinggi di Indonesia maka dalam realisasinya harus menjiwai semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, seperti Ketetapan
MPR, undang-undang, Peraturan Pemerintah dan sebagainya. Pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 juga memiliki arti penting dalam konteks hukum dasar. Seperti diketahui, di samping Undang-Undang Dasar masih
terdapat hukum dasar yang tidak tertulis yang juga merupakan sumber hukum, yaitu aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik
penyelenggaraan negara. Inilah yang disebut konvensi atau kebiasaan
53
katatanegaraan sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan dalam Undang- Undang Dasar.
D. Aktivitas Pembelajaran
Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Analisis Penerapan pokok-pokok pikiran pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ” sebagai berikut :
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Narasumberinstruktur mengkondisikan
peserta diklat untuk siap menerima materi sajian serta
memberi motivasi menunju profesionalisme 2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar
wilayah laut dan udara Indonesia 3. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi
pelatihan. 15 menit
KegiatanInti 1. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan
2 orang 2. Tiap
kelompok pasangan
menuliskan permasalahan yang dihadapi lapangan terkait
dengan model pembelajaran 3. Tiap pasangan diminta memilih pasangan lain,
sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang dua pasangan.
4. Masing-masing anggota
kelompok berembuk
terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan. 5. Narasumber
memberi rencana
pelaksanaan pembelajaran untuk di analisis, dikaji kelebihan dan
kekurangannya. 6. Memberi kesempatan pada kelompok untuk
mencari sumber, mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah terebut.
7. Tiap kelompok kecil berdiskusi memecahkan permasalahan, mempersiapkan presentasi
8. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi kesempatan
kelompok lain memberi komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.
125 menit
Penutup 1. Narasumber bersama peserta diklat membuat
simpulan 2. Narasumber melakukan tes secara lisan.
3. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
4. Memberi tugas untuk menyusun Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
30 menit
Tabel 6 . Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Analisis Penerapan
pokok-pokok pikiran pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
”