58
Wewenang lembaga negara lainnya adalah sebagai berikut 1. MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
2. BPK
menyelenggarakan kekuasaan
yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara. sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
3. Bank Sentral Bank Indonesia menyelenggarakan kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa negara memiliki suatu bank sentral yang
susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan indepedensinya diatur dalam undang-undang.
Pembagian kekuasaan secara horizontal pada pemerintahan daerah berlangsung antara lembaga-lembaga daerah yang sederajat, yaitu antara
Pemerintah Daerah Kepala DaerahWakil Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Pada tingkat provinsi, pembagian
kekuasaan berlangsung antara pemerintah provinsi Gubernurwakil Gubernur dan DPRD provinsi. Sedangkan pada tingkat kabupatenkota, pembagian
kekuasaan berlangsung antara Pemerintah KabupatenKota Bupatiwakil Bupati atau Walikotawakil Walikota dan DPRD kabupatenkota.
b. Pembagian kekuasaan secara vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan
pemerintahan. Pasal 18 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
59
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan
daerah pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupatenkota. Pada pemerintahan daerah berlangsung pula pembagian kekuasaan secara vertikal
yang ditentukan oleh pemerintahan pusat. Hubungan antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupatenkota terjalin dengan koordinasi,
pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintahan Pusat dalam bidang administrasi dan kewilayahan.
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan asas
tersebut, Pemerintah
Pusat menyerahkan
wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah otonom provinsi dan kabupatenkota
untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat,
yaitu kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama, moneter dan fiskal.
2. Analisis Penerapan Fungsi-fungsi Lembaga Negara di Indonesia
Hasil amandemen UUD Negara RI Tahun 1945 memperkuat pelaksanaan sistem pemerintahan presidensial di Indonesia. Setidaknya ada 4 hal utama yang
memperkuat pelembagaan
sekaligus pemurnian
sistem pemerintahan
presidensial di Indonesia berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945. Pertama, pelembagaan sistem pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung
Pasal 6A Ayat 1 UUD Negara RI Tahun 1945. Kedua, pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden, sehingga masa jabatannya tetap Pasal 7
UUD Negara RI Tahun 1945. Ketiga, penguatan posisi parlemen dengan harapan fungsi cheks and balance dapat berjalan ketika berhadapan dengan
lembaga eksekutif. Lembaga legislative terdiri dari DPR dan Pasal 19, 20, 20A, 21, 22, 22A, 22B, 22C, 22D UUD Negara RI Tahun 1945 serta DPR tidak dapat
dibubarkan oleh Presiden Pasal 7C UUD Negara RI Tahun 1945. Dan keempat, presiden dan wakil presiden tidak bisa dijatuhkan oleh parlemen secara politik.
Hal ini tertulis dalam Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945 “Presiden dan atau
Wakil Presiden hanya dapat diberhentikan dalam masa jabatannya apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
60
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan atau
Wakil Presiden.” Di sisi lain, UUD Negara RI Tahun 1945 hasil amandemen berdampak
pada skema dan format kelembagaan negara kita mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai ke tingkat yang paling rendah. Mulai dari MPR sebagai lembaga
tertinggi negara sampai ke bentuk pemerintahan desa diharuskan mengalami perubahan mendasar menurut amanat UUD Negara RI Tahun 1945. Ada
lembaga negara yang dikurangi kewenangannya dan menurun kedudukannya seperti MPR, ada yang diperkuat kewenangannya seperti DPR, adapula
pembentukan lembaga negara baru seperti MK. Selain itu, ada pula lembaga negara yang dihapus dari sistem ketatanegaaraan kita , yaitu DPA, yang peran
dan tugasnya kurang lebihnya digantikan oleh Dewan Pertimbangan Presiden.
a. Kekuasaan Legislatif
Lembaga legislatif
di Indonesia
terdiri dari
MPR Majelis
Permusyawaratan Rakyat, DPR Dewan Perwakilan Rakyat, dan DPD Dewan Perwakilan Daerah, ketiganya memiliki tugas, dan wewenang yang berbeda
satu sama lainnya, namun dalam lembaga legislatif atau lembaga perwakilan rakyat memiliki fungsi utama yakni:
1 Fungsi Legislasi Fungsi legislatif terletak di bidang perundang-undangan atau membuat
peraturanuntuk itu lembaga legislatif diberi hak inisiatif, hak mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun pemerintah.
2 Fungsi Pengawasan Fungsi bidang pengawasan dan kontrol terhadap lembaga eksekutif
pemerintah.Pengawasan dilakukan lembaga legislatif melalui hak – hak kontrol
yang khusus, seperti hak bertanya interpelasi, maupun hak angket. 3 Fungsi Anggaran
Fungsi anggaran artinya Lembaga legislatif berhak menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara melalui DPR bersama Presiden
dengan mempertimbangkan DPD.
b. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh Presiden dibantu oleh Wakil Presiden dan para menteri. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut.
61
1 Tugas eksekutif kepala pemerintahan adalah a memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara pasal
10; b menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR pasal 11 ayat 1 ; c membuat
perjanjian internasional dengan persetujuan DPR; d mengangkat duta dan menerima
penempatan duta
negara lain
dengan memperhatikan
pertimbangan DPR pasal 13. 2 Tugas legislatif kepala pemerintahan adalah a membentuk Undang-
Undang; b menetapkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang; c menetapkan Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan Undang- Undang
pasal 5 ayat 2. 3 Tugas yudisial atau kehakiman ini sering disebut hak preogratif atau
prevelege presiden. Artinya, hak istimewa yang melekat pada presiden selaku kepala negara. Tugas yudisial kepala pemerintahan adalah: a
memberi grasi atau pengampunan kepada orang yang telah dijatuhi hukuman dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung pasal 14 ayat 1;
b.memberi amnesti atau pengampunan kepada orang atau sekelompok orang yang telah melakukan tindak pidana tertentu, tanpa dijatuhi hukuman;
c.memberikan abolisi atau penghapusan suatu peristiwa pidana. Dalam memberikan amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
Pasal 14 ayat 2; serta, d. memberikan rehabilitasi atau pemulihan nama baik seseorang dengan memperhatikan pertimbangan MA pasal 14 ayat 1.
Presiden juga dapat memberikan gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang pasal 15. Selain itu presiden
juga berwenang membentuk dewan pertimbangan dengan tugas memberikan nasehat dan pertimbangan kepada presiden, yang selanjutnya diatur dengan
undang-undang pasal 16.
c. Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan Yudikatif menurut UUD Negara RI Tahun 1945 terdiri dari: 1 Mahkamah Konstitusi MK
Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan: pertama, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir final and binding yang putusannya bersifat final
untuk menguji UU terhadap UUD 1945 judicial review; memutus sengketa kewenangan lembaga negara; memutus pembubaran partai politik; memutus