pengguna belum memiliki Microsoft 2013. Hal ini guna menghindari adanya eror data dan tidak tersedianya PowerPoint 2013. Dengan Microsoft PowerPoint peneliti dapat
merancang media pembelajaran presentasi secara menarik dan ideal.
2.3.6 Hakikat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang dipakai oleh pendidikan di Indonesia semenjak tahun 2006. Kurikulum ini lahir dari semangat otonomi
daerah dimana urusan pendidikan tidak semuanya menjadi tanggung jaawab pemerintah pusat. Tujuan diterapkannya KTSP ini adalah untuk memberdayakan serta memandirikan
satuan pendidikan melalui kewenangan otonomi daerah. Kurikulum ini dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Menurut BSNP definisi KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan dalam Soehendro, 2006: 5. Sejalan
dengan pemikiran tersebut, Mulyasa merumuskan definisi KTSP yaitu suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan
pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan dalam Soehendro, 2006: 20-21. Sejalan dengan definisi BSNP, E Baskoro Poedjinoegroho KOMPAS, 29
September 2006 menyatakan bahwa kurikulum 2006 yang diperkenalkan dengan nama KTSP merupakan hasil penegasan dari atau sejalan dengan kebijakan desentralisasi. Ketua
BSNP Bambang Suhendro dalam KOMPAS, 10 Februari 2006 juga menegaskan bahwa kurikulum 2006 merupakan hasil kreasi guru
– guru di sekolah.
2.4 Kerangka Berpikir
Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi dipakai oleh pendidikan sebagai media pembelajaran. Media memegang peranan yang penting untuk membantu
peserta didik dalam mencapai indikator – indikator tujuan pembelajaran. Terlebih dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mendapat predikat dari peserta didik sebagai mata pelajaran yang abstrak, tidak memiliki rumus yang pasti serta membosankan. Dalam hal ini
media pembelajaran memiliki peranan yang tinggi untuk merubah paradigma tersebut sehingga indikator ketercapaian hasil belajar peserta didik tercapai.
Media pembelajaran telah terbukti efektif dalam berbagai penelitian usaha peningkatan kualitas belajar peserta didik. Hal ini tidak lepas dari keunggulan yang
disuguhkan oleh sebuah media pembelajaran. Tidak dapat kita pungkiri, bahwa hadirnya media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar akan memudahkan subyek
pembelajaran, yakni guru dan peserta didik. Dalam dunia pendidikan sedang hangat diperbincangkan dan diusahakan
perancangan media pembelajaran. Semua guru berlomba – lomba untuk menghadirkan
media pembelajaran yang ideal bagi peserta didik nya. Terlebih dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia media pembelajaran memiliki fungsi yang ekstra dalam menarik atensi,
minat serta motivasi peserta didik. Melihat tingginya minat dan kebutuhan dunia pendidikan akan media pembelajaran
peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian pengembangan terkait media pembelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian pengembangan ini merupakan salah satu
alternatif bagi peneliti untuk mengetahui seberapa jauh media pembelajaran dapat menunjang efektivitas proses pembelajaran, menarik minat serta motivasi peserta didik dan
membantu tugas guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik. Selain hal tersebut, peneliti bertujuan untuk mengetahui aspek
– aspek apa sajakah yang perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI