proses tahapan kerja pekerja besi tidak dapat dinilai secara sama menurut tiga metode analisis tingkat risiko ergonomi tersebut.
C. Analisis Postur Kerja Pada Pekerja Pengecoran
Pekerja pengecoran pada proyek Ruko Graha Depok memiliki aktivitas pengecoran dengan menggunakan alat. Tahapannya dengan
mengaliri bekisting dengan mesin cor, lalu meratakannya dengan menggunakan alat secara manual oleh pekerja. Oleh karena itu untuk
penilaian postur hanya akan dilakukan pada saat tahapan meratakan semen cor. Gerakan yang dilakukan adalah dengan menarik atau mendorong alat
untuk meratakan semen coran agar rata.
Gambar 5.12 Tahapan Meratakan Semen Cor
Di bawah ini akan dijabarkan penilaian risiko ergonomi tahapan meratakan semen coran pada lantai berdasarkan metode REBA, OWAS dan
QEC, sebagai berikut :
1. Metode Penilaian Risiko REBA
Pada tahapan meratakan semen cor posisi punggung pada saat bekerja tidak lurus dan membentuk sudut fleksi sebesar 72
o
, sehingga mendapatkan skor 4. Posisi leher pekerja pada saat bekerja tidak lurus
dan membentuk sudut ekstensi sebesar 23
o
sehingga mendapat skor 2. Kaki pekerja pada saat bekerja tertopang dengan baik dan memiliki
sudut fleksi 30
o
- 60
o
sehingga mendapatkan skor 2. Setelah itu skor yang didapatkan di masukkan ke dalam tabel A dan didapatkan skor 6
untuk postur tubuh A. kemudian skor postur tubuh A akan dijumlahkan dengan skor beban yang akan menjadi skor akhir group
A. berat beban yang digunakan oleh pekerja mempunyai 5Kg – 10Kg
yaitu 8,8 Kg sehingga mendapatkan skor 1. Setelah dijumlahkan dengan skor A maka skor akhir group A yaitu 7.
Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi sebesar 115
o
dari garis normal tubuh manusia, sehingga mendapatkan skor 4. Lengan
bawah pekerja mengalami fleksi sebesar 18
o
, sehingga lengan mendapatkan skor 2. Pergelangan pekerja mengalami fleksi sebesar
14
o
, sehingga mendapatkan skor 1. Hasil skor dari group B yaitu mendapatkan skor 4, hasil
tersebut akan dijumlahkan dengan skor pegangan. Pegangan pada objek benda tidak memiliki pegangan yang tidak pas namun bisa
diterima, sehingga mendapatkan skor 1. Setelah dijumlahkan maka skor yang didapatkan yaitu 5.
Pada tahapan ini pekerja pengecoran melakukan aktivitas yang merubah postur dari keadaan postur sebelumnya secara cepat,
sehingga untuk skor aktivitas mendapatkan skor 1. Setelah itu, jika dikombinasikan skor A dan skor B pada tabel C, mendapatkan skor 9.
Setelah hasil skor C didapatkan maka akan dijumlah kan dengan skor aktivitas. Maka total skor yang didapatkan yaitu 10. Di bawah ini akan
dijabarkan hasil penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.58 sebagai berikut :
Tabel 5.58 Hasil Penilaian Tahapan Meratakan Semen Cor Berdasarkan Pada Pekerja Pengecoran Metode REBA Tahun 2015
No. Variabel
Skor Keterangan
1 Punggung
4 Fleksi 72
o
2 Leher
2 Ekstensi 23
o
3 Kaki
2 Fleksi 30
o
- 60
o
4 Beban
1 5Kg
– 10Kg 5
Lengan atas 4
Fleksi 115
o
6 Lengan bawah
2 Fleksi 18
o
7 Pergelangan tangan
1 Fleksi sebesar 14
o
8 Pegangan
1 Tidak pas namun bisa
diterima 9
Jenis aktivitas 1
Perubahan postur cepat
Skor akhir REBA 10
Tinggi
2. Metode Penilaian Risiko OWAS
Pada saat melakukan tahapan membawa besi ini, posisi punggung pada saat bekerja tidak lurus dan membentuk sudut fleksi
sebesar 72
o
, sehingga mendapatkan skor 2. Posisi tangan pekerja satu tangannya berada di bawah bahu pekerja dan satu tangan berada diatas
bahu, sehingga pekerja mendapatkan skor 2. Posisi kaki pekerja yaitu berdiri dengan kedua kaki membentuk sudut lebih dari 150
o
sehingga mendapatkan skor 2. Terakhir beban yang ditangani oleh pekerja
masih 10 Kg, sehingga mendapatkan skor 1. Setelah semua mendapatkan skor, skor
– skor tersebut akan dinilai berdasarkan tabel kombinasi posisi postur kerja dan tabel
tingkat risiko dan tindakan perbaikan. Berdasarkan skor postur dan dilihat pada tabel kombinasi posisi postur, tahapan ini memiliki nilai
2. Di bawah ini akan dijabarkan hasil penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.59 sebagai berikut :
Tabel 5.59 Hasil Penilaian Tahapan Meratakan Semen Cor Pada Pekerja Pengecoran Berdasarkan Metode OWAS Tahun 2015
3. Metode Penilaian Risiko QEC
Dari hasil pembagian kuesioner dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil kuesioner yang dijelaskan
dalam bentuk tabel 5.60 di bawah ini. No.
Variabel Skor
Keterangan 1
Punggung 2
Fleksi 72
o
2 Lengan
2 Lengan berada diatas dan di
bawah bahu 3
Kaki 2
Berdiri dengan kedua kaki membentuk sudut 150
o
4 Beban
1 Berat 10 Kg
Skor akhir OWAS 2
Slightly Harmful
Tabel 5.60 Hasil Kuesioner Tahapan Meratakan Semen Cor Pada Pekerja Pengecoran Berdasarkan Metode QEC Tahun 2015
No. Variabel
Kode jawaban
Keterangan 1
Punggung A3
Terlalu membungkuk Pergerakan
B4 Sering
2 Lengan
C2 Berada di sekitar dada
Pergerakan D2
sering 3
Pergelangan E2
Pergelangan tertekuk Repetitif
F1 10 kali permenit kurang
4 Leher
G2 Ya, terkadang
5 Beban
H2 cukup 6 - 10 Kg
6 Kecepatan
bekerja I2
2 - 4 jam 7
Tingkat kekuatan
J3 Tinggi
8 Penglihatan
K1 Rendah
9 Mengemudi
L1 1 jam
10 Getaran
M1 1 jam
11 Kesulitan
N2 Ya, terkadang
12 Stress
O2 Cukup stress
Berdasarkan data tabel diatas, dapat di ketahui bahwa data tersebut akan dianalisis dan diberikan skoring. Hasil analisis dan
skoring data tersebut yaitu punggung mendapatkan skor sebesar 34, lengan mendapat skor sebesar 30, pergelangan tangan mendapatkan
skor sebesar 32, leher mendapat skor sebesar 12, mengemudi mendapatkan skor 1, getaran mendapatkan skor 1, kecepatan bekerja
4, dan stress mendapatkan skor 4. Lalu semua skor ditambahkan dan dibagi dengan skor maksimal yang dapat didapatkan serta dikali
dengan 100 untuk mendapatkan total exposure level, sehingga total exposure level yang didapatkan yaitu 67. Di bawah ini akan
dijabarkan hasil penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.61 sebagai berikut :
Tabel 5.61 Hasil Nilai Skoring Proses Tahapan Meratakan Semen Cor Pada Pekerja Pengecoran Berdasarkan Metode QEC Tahun 2015
No. Variabel
Skor Keterangan
1 Punggung
34 Terlalu membungkuk
2 Lengan
30 Berada di sekitar dada
3 Pergelangan tangan
32 Tertekuk
4 Leher
12 Tertekuk terkadang
5 Mengemudi
1 1 jam
6 Getaran
1 1 jam
7 Kecepatan bekerja
4 2 - 4 jam
8 Stress
4 Cukup stress
Skor akhir QEC 67
Perlu penelitian lebih lanjut dan tindakan
perbaikan
Penilaian aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan metode REBA, OWAS dan QEC. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai
hasil penilaian aktivitas pengecoran dari ketiga metode tersebut dalam bentuk tabel 5.62, sebagai berikut :
Tabel 5.62 Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Pada Aktivitas Meratakan Semen Cor Berdasarkan Tiga Metode
Berdasarkan tabel diatas, ketiga hasil perhitungan tersebut jika dibandingkan hasilnya menunjukkan tingkat risiko yang berbeda, pada
Metode Skor
Tingkat risiko
Tindakan Perbaikan
Kode Keterangan
REBA 10
Tinggi Perlu segera
XXX OWAS
2 Slightly
Harmful Tindakan
perbaikan mungkin
diperlukan XX
Berbeda
QEC 67
- Perlu penelitian
lebih lanjut dan tindakan perbaikan
XXX
dua metode yaitu REBA dan QEC menunjukkan tingkat risiko tinggi, sedangkan OWAS menunjukkan tingkat risiko yang sedang.
Dari beberapa penjelasan diatas mengenai hasil dari seluruh proses yang
dilakukan di Proyek Ruko Graha Depok, dapat dilihat bahwa sebagian besar proses kerja yang dilakukan pekerja memiliki tingkat risiko yang sama setelah
dilakukan penilaian menggunakan tiga metode, yaitu metode REBA, OWAS dan QEC. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 5.63, sebagai berikut :
Tabel 5.63 Rekapan Penilaian Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Pada Seluruh Proses Tahapan Kerja Berdasarkan Tiga Metode Tahun 2015
No. Proses Tahapan
REBA OWAS
QEC Kesimpulan
1. Mengambil Kayu
X X
X Risiko rendah
2. a. Memotong Kayu I
XXX XXX
XXX Risiko tinggi b.
Memotong Kayu II XXX
XXX XXX Risiko tinggi
3. Membuat Bekisting
XXX XXX
XXX Risiko tinggi 4.
Memasang Bekisting XXXX
XXX XX
Berbeda 5.
Mengambil Besi XXX
XXX XX
Berbeda 6.
Membawa Besi XX
X X
Berbeda 7.
Memotong Besi XXXX
XXXX XXX Berbeda
8. Membentuk Rangka
Besi XX
XX XX
Risiko sedang 9.
Merangkai Besi XXX
XXX XXX Risiko tinggi
10. Membetulkan
Rangkaian Besi XX
XXX XX
Berbeda 11.
Meratakan Semen Cor XXX
XX XXX Berbeda
164
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap proses aktivitas proyek Ruko Graha Depok ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan penelitian tersebut
yaitu pada saat pengambilan data ada hambatan yang didapat peneliti seperti proses kerja yang tidak dapat diambil videonya secara berulang dikarenkan
sedang tidak ada kegiatan pada proses itu atau terhambatnya melakukan proses kerja tersebut karena bahan
– bahan untuk melakukan proses tersebut belum tersedia dengan baik.
B. Analisis Tingkat Risiko Postur Kerja Pada Pekerja Kayu
Pada pekerja kayu di Proyek Ruko Graha Depok memiliki beberapa aktivitas kerja yang dilakukan seperti, mengambil kayu, memotong kayu,
membuat bekisting dan memasang bekisting. Dari setiap aktivitas tersebut diambil satu sampel yang dapat mewakili keseluruhan pekerja tiap aktivitas
tersebut, namun pada aktivitas memotong kayu diambil tambahan sampel dikarenakan adanya perbedaan tinggi badan pada pekerja. Di bawah ini akan
dijabarkan pembahasan mengenai penilaian dari keempat aktivitas tersebut dengan ketiga metode penilaian risiko REBA, OWAS dan QEC.