Tabel 5.5 Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Pada Aktivitas Mengambil Kayu Berdasarkan Tiga Metode Tahun 2015
Metode Skor Tingkat risiko
Tindakan Perbaikan
REBA 3
Rendah Tidak perlu
OWAS 1
Normal Posture
Tidak diperlukan perbaikan
QEC 38
- Aman
Berdasarkan tabel 5.49 diatas, ketiga hasil perhitungan tersebut jika dilihat hasilnya menunjukkan tingkat risiko yang
sama, yaitu aktivitas mengambil kayu mempunyai level risiko ergonomi yang rendah dengan tidak perlu adanya tindakan
perbaikan.
2. Memotong kayu
Pada tahapan memotong kayu ini peneliti mengamati dua sampel, pengamatan dua sampel dikarenakan adanya sampel yang
diluar tinggi rata - rata outlier, sehingga pengamatan sampel diambil dari kedua group, sampel outlier dan sampel rata
– rata pekerja. Di bawah ini akan jelaskan penilaian pada kedua sampel tersebut, sebagai
berikut : a.
Sampel I Tahapan memotong kayu dilakukan secara manual
dengan menggunakan alat gergaji yang dilakukan oleh salah satu pekerja kayu. Gerakan yang dilakukan adalah dengan
memotong kayu sesuai dengan bentuk yang akan digunakan untuk membuat bekisting.
Gambar 5.2 Tahapan Memotong Kayu Sampel I Outlier
Di bawah ini akan dijabarkan penilaian risiko ergonomi tahapan memotong kayu berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC, sebagai berikut :
1 Metode Penilaian Risiko REBA
Pada tahapan memotong posisi punggung pada saat bekerja tidak lurus dan membentuk sudut fleksi
lebih dari 20
o
dan kurang dari 60
o
yaitu 31
o
, sehingga mendapatkan skor 3. Posisi leher pekerja pada saat
bekerja yaitu ekstensi sebesar 28
o
sehingga mendapat skor 2. Kaki pekerja pada saat bekerja tertopang
dengan baik namun memiliki sudut fleksi 60
o
sehingga mendapatkan skor 3. Setelah itu skor yang didapatkan di masukkan ke dalam tabel A dan
didapatkan skor 6 untuk postur tubuh A. kemudian skor postur tubuh A akan dijumlahkan dengan skor
beban yang akan menjadi skor akhir group A. berat beban yang digunakan oleh pekerja masih di bawah
5Kg yaitu 2,4 Kg sehingga mendapatkan skor 0. Setelah dijumlahkan dengan skor A maka skor akhir
group A yaitu 6. Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi
27
o
dari garis normal tubuh manusia, sehingga mendapatkan skor 2. Lengan bawah pekerja
mengalami fleksi membentuk sudut 100
o
, sehingga lengan mendapatkan skor 2. Pergelangan pekerja
mengalami fleksi namun tidak melebihi 15
o
, sehingga mendapatkan skor 1.
Hasil skor dari group B yaitu mendapatkan skor 2. Hasil tersebut akan dijumlahkan dengan skor
pegangan. Pegangan pada objek benda tidak memiliki pegangan yang pas namun bisa diterima, sehingga
mendapatkan skor 1. Setelah dijumlahkan maka skor yang didapatkan yaitu 3.
Pada tahapan ini pekerja kayu melakukan aktivitas menahan tubuh statis lebih dari 1 menit dan
adanya gerakan repetitif yang diulang lebih dari 18 kali gerakan per menit, sehingga untuk skor aktivitas
mendapatkan skor 1. Setelah itu, jika dikombinasikan skor A dan skor B pada tabel C, maka akan
didapatkan skor 6. Setelah hasil skor C didapatkan maka akan dijumlah kan dengan skor aktivitas. Maka
total skor yang didapatkan yaitu 8. Di bawah ini akan dijabarkan hasil penilaian dalam bentuk tabel, yaitu
tabel 5.6 sebagai berikut :
Tabel 5.6 Hasil Nilai Skoring Proses Tahapan Memotong Kayu Pada Pekerja Kayu Sampel I Berdasarkan
Metode REBA Tahun 2015
2 Metode Penilaian Risiko OWAS
Pada saat melakukan tahapan pemotongan kayu ini, posisi punggung pada saat bekerja tidak
lurus dan membentuk sudut fleksi lebih dari 20
o
dan No.
Variabel Skor
Keterangan 1
Punggung 3
Fleksi 31
o
2 Leher
2 Ekstensi 28
o
3 Kaki
3 Fleksi 60
o
4 Beban
Berat 5Kg 5
Lengan atas 2
Fleksi 27
o
6 Lengan bawah
2 Fleksi 100
o
7 Pergelangan tangan
1 Fleksi 15
o
8 Pegangan
1 Tidak pas namun bisa
diterima 9
Jenis aktivitas 2
Statis dan repetitif
Skor akhir REBA 8
Tinggi
kurang dari 60
o
yaitu 31
o
, sehingga mendapatkan skor 2. Posisi tangan pekerja kedua tangannya berada di
bawah bahu pekerja sehingga pekerja mendapatkan skor 1. Posisi kaki pekerja tidak tertopang secara baik,
yaitu pekerja jongkok dengan kedua kaki yang membentuk sudut 150
o
sehingga mendapatkan skor 4. Terakhir beban yang ditangani oleh pekerja masih
10 Kg, sehingga mendapatkan skor 1. Setelah semua mendapatkan skor, skor
– skor tersebut akan dinilai berdasarkan tabel kombinasi
posisi postur kerja dan tabel tingkat risiko dan tindakan perbaikan. Berdasarkan skor postur dan
dilihat pada tabel kombinasi posisi postur, tahapan ini memiliki nilai 3. Di bawah ini akan dijabarkan hasil
penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.7 sebagai berikut :
Tabel 5.7 Hasil Nilai Skoring Proses Tahapan Memotong Kayu Sampel I Pada Pekerja Kayu Berdasarkan
Metode OWAS Tahun 2015 No.
Variabel Skor
Keterangan 1
Punggung 2
Fleksi 31
o
2 Lengan
1 Kedua lengan di
bawah bahu 3
Kaki 4
Berjongkok dengan kedua kaki yang
membentuk sudut 150
o
4 Beban
1 Berat 10 Kg
Skor akhir OWAS 3
Distincly Harmful
3 Metode Penilaian Risiko QEC
Dari hasil
pembagian kuesioner
dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan
hasil kuesioner yang dijelaskan dalam bentuk tabel 5.8 di bawah ini.
Tabel 5.8 Hasil Kuesioner Tahapan Memotong Kayu Sampel I Pada Pekerja Kayu Berdasarkan Metode
QEC Tahun 2015 No.
Variabel Kode
jawaban Keterangan
1 Punggung
A3 Terlalu membungkuk
Pergerakan B2
Statis 2
Lengan C2
Berada di dada Pergerakan
D2 Sering
3 Pergelangan
E2 Pergelangan tertekuk
Repetitif F2
11 kali sampai 20 kali permenit
4 Leher
G3 Ya, terus menerus
5 Beban
H2 Cukup 6 Kg
– 10 Kg
6 Kecepatan
bekerja I2
2 – 4 jam
7 Tingkat
kekuatan J2
Sedang 8
Penglihatan K2
Tinggi 9
Mengemudi L1
1 jam 10
Getaran M1
1 jam 11
Kesulitan N2
Ada, terkadang 12
Stress O2
Cukup stress
Berdasarkan data tabel diatas, dapat di ketahui bahwa data tersebut akan dianalisis dan diberikan
skoring. Hasil analisis dan skoring data tersebut yaitu punggung mendapatkan skor sebesar 28, lengan
mendapat skor sebesar 30, pergelangan tangan mendapatkan skor sebesar 30, leher mendapat skor
sebesar 14, mengemudi mendapatkan skor 1, getaran mendapatkan skor 1, kecepatan bekerja 4, dan stress
mendapatkan skor 4. Lalu semua skor ditambahkan dan dibagi dengan skor maksimal yang dapat
didapatkan serta
dikali dengan
100 untuk
mendapatkan total exposure level, sehingga total exposure level yang didapatkan yaitu 69. Di bawah
ini akan dijabarkan hasil penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.9 sebagai berikut :
Tabel 5.9 Hasil Nilai Skoring Proses Tahapan Memotong Kayu Pada Pekerja Kayu Sampel I Berdasarkan
Metode QEC Tahun 2015 No.
Variabel Skor
Keterangan 1
Punggung 28
Terlalu membungkuk 2
Lengan 30
Berada di dada 3
Pergelangan tangan 30
Tertekuk 4
Leher 14
Tertekuk terus menerus 5
Mengemudi 1
1 jam 6
Getaran 1
1 jam 7
Kecepatan bekerja 4
2 – 4 jam
8 Stress
4 Cukup stress
Skor akhir QEC 68
Perlu Penelitian lebih lanjut dan tindakan
perbaikan
Pada aktivitas ini dilakukan penilaian analisis tingkat risiko ergonomi dengan menggunakan metode
REBA, OWAS dan QEC. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai hasil penilaian dari ketiga metode tersebut
pada sampel I dalam bentuk tabel 5.10, sebagai berikut :
Tabel 5.10 Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Pada Aktivitas Memotong Kayu Sampel I Berdasarkan Tiga Metode Tahun 2015
Metode Skor
Tingkat risiko Tindakan Perbaikan
REBA 8
Tinggi Perlu segera
OWAS 3
Distincly Harmful
Tindakan korektif diperlukan segera
QEC 68
- perlu penelitian lebih lanjut
dan tindakan perbaikan
Berdasarkan tabel diatas, ketiga hasil perhitungan tersebut jika dilihat hasilnya menunjukkan tingkat risiko
yang sama, yaitu aktivitas memotong kayu mempunyai level risiko ergonomi yang tinggi dengan perlu segera
dilakukan tindakan perbaikan.
b. Sampel II
Tahapan memotong kayu dilakukan secara manual dengan menggunakan alat gergaji yang dilakukan oleh salah
satu pekerja kayu. Gerakan yang dilakukan adalah dengan memotong kayu sesuai dengan bentuk yang akan digunakan
untuk membuat bekisting.
Gambar 5.3 Tahapan Memotong Kayu Sampel II
Di bawah ini akan dijabarkan penilaian risiko ergonomi tahapan memotong kayu berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC, sebagai berikut :
1 Metode Penilaian Risiko REBA
Pada tahapan memotong posisi punggung pada saat bekerja tidak lurus dan membentuk sudut fleksi
sebesar 32
o
, sehingga mendapatkan skor 3. Posisi leher pekerja pada saat bekerja yaitu fleksi sebesar 25
o
sehingga mendapat skor 2. Kaki pekerja pada saat bekerja tertopang dengan baik namun memiliki sudut
fleksi 60
o
sehingga mendapatkan skor 3. Setelah itu
skor yang didapatkan di masukkan ke dalam tabel A dan didapatkan skor 6 untuk postur tubuh A.
kemudian skor postur tubuh A akan dijumlahkan dengan skor beban yang akan menjadi skor akhir
group A. berat beban yang digunakan oleh pekerja masih di bawah 5Kg yaitu 2,4 Kg sehingga
mendapatkan skor 0. Setelah dijumlahkan dengan skor A maka skor akhir group A yaitu 6.
Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi 32
o
dari garis normal tubuh manusia, sehingga mendapatkan skor 2. Lengan bawah pekerja
mengalami fleksi membentuk sudut 40
o
, sehingga lengan mendapatkan skor 2. Pergelangan pekerja
mengalami fleksi namun tidak melebihi 61
o
, sehingga mendapatkan skor 2.
Hasil skor dari group B yaitu mendapatkan skor 3. Hasil tersebut akan dijumlahkan dengan skor
pegangan. Pegangan pada objek benda tidak memiliki pegangan yang pas namun bisa diterima, sehingga
mendapatkan skor 1. Setelah dijumlahkan maka skor yang didapatkan yaitu 4.
Pada tahapan ini pekerja kayu melakukan aktivitas menahan tubuh statis lebih dari 1 menit dan
adanya gerakan repetitif yang diulang lebih dari 4 kali
per menit, sehingga untuk skor aktivitas mendapatkan skor 1. Setelah itu, jika dikombinasikan skor A dan
skor B pada tabel C, maka akan didapatkan skor 7. Setelah hasil skor C didapatkan maka akan dijumlah
kan dengan skor aktivitas. Maka total skor yang didapatkan yaitu 9. Di bawah ini akan dijabarkan hasil
penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.11 sebagai berikut :
Tabel 5.11 Hasil Nilai Skoring Tahapan Memotong Kayu Pada Pekerja Kayu Sampel II Berdasarkan
Metode REBA Tahun 2015
2 Metode Penilaian Risiko OWAS
Pada saat melakukan tahapan pemotongan kayu ini, posisi punggung pada saat bekerja tidak
lurus dan membentuk sudut fleksi lebih dari 20
o
dan No.
Variabel Skor
Keterangan 1
Punggung 3
Fleksi 32
o
2 Leher
2 Fleksi 25
o
3 Kaki
3 Fleksi 60
o
4 Beban
5 Kg 5
Lengan atas 2
Fleksi 32
o
6 Lengan bawah
2 Fleksi 40
o
7 Pergelangan tangan
2 Fleksi 15
o
8 Pegangan
1 Tidak pas namun bisa
diterima 9
Jenis aktivitas 2
Statis dan repetitif
Skor akhir REBA 9
Tinggi
kurang dari 60
o
yaitu 32
o
, sehingga mendapatkan skor 2. Posisi tangan pekerja kedua tangannya berada di
bawah bahu pekerja sehingga pekerja mendapatkan skor 1. Posisi kaki pekerja tidak tertopang secara baik,
yaitu pekerja jongkok dengan kedua kaki yang membentuk sudut 150
o
sehingga mendapatkan skor 4. Terakhir beban yang ditangani oleh pekerja masih
10 Kg, sehingga mendapatkan skor 1. Setelah semua mendapatkan skor, skor
– skor tersebut akan dinilai berdasarkan tabel kombinasi
posisi postur kerja dan tabel tingkat risiko dan tindakan perbaikan. Berdasarkan skor postur dan
dilihat pada tabel kombinasi posisi postur, tahapan ini memiliki nilai 3. Di bawah ini akan dijabarkan hasil
penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.12 sebagai berikut :
Tabel 5.12 Hasil Nilai Skoring Proses Tahapan Memotong Kayu Pada Pekerja Kayu Sampel II Berdasarkan Metode
OWAS Tahun 2015 No.
Variabel Skor
Keterangan 1
Punggung 2
Fleksi 32
o
2 Lengan
1 Kedua lengan di bawah
bahu 3
Kaki 4
Berjongkok dengan kedua kaki yang membentuk
sudut 150
o
4 Beban
1 Berat 10 Kg
Skor akhir OWAS 3
Distincly Harmful
3 Metode Penilaian Risiko QEC
Dari hasil
pembagian kuesioner
dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan
hasil kuesioner yang dijelaskan dalam bentuk tabel 5.13 di bawah ini.
Tabel 5.13 Hasil Kuesioner Tahapan Memotong Kayu Pada Pekerja Kayu Sampel II Berdasarkan Metode
QEC Tahun 2015 No.
Variabel Kode
jawaban Keterangan
1 Punggung
A2 Agak membungkuk
Pergerakan B2
Statis 2
Lengan C2
Berada di dada Pergerakan
D1 Jarang
3 Pergelangan
E2 Pergelangan tertekuk
Repetitif F3
20 kali permenit 4
Leher G3
Ya, terus menerus 5
Beban H2
Cukup 6 Kg – 10 Kg
6 Kecepatan
bekerja I2
2 – 4 jam
7 Tingkat
kekuatan J2
Sedang 8
Penglihatan K2
Tinggi 9
Mengemudi L1
1 jam 10
Getaran M1
1 jam 11
Kesulitan N2
Ada, terkadang 12
Stress O2
Cukup stress Berdasarkan data tabel diatas, dapat di ketahui
bahwa data tersebut akan dianalisis dan diberikan skoring. Hasil analisis dan skoring data tersebut yaitu
punggung mendapatkan skor sebesar 24, lengan mendapat skor sebesar 30, pergelangan tangan
mendapatkan skor sebesar 34, leher mendapat skor sebesar 14, mengemudi mendapatkan skor 1, getaran
mendapatkan skor 4, kecepatan bekerja 4, dan stress mendapatkan skor 4. Lalu semua skor ditambahkan
dan dibagi dengan skor maksimal yang dapat didapatkan
serta dikali
dengan 100
untuk mendapatkan total exposure level, sehingga total
exposure level yang didapatkan yaitu 68 . Di bawah ini akan dijabarkan hasil penilaian dalam bentuk tabel,
yaitu tabel 5.14 sebagai berikut :
Tabel 5.14 Hasil Nilai Skoring Proses Tahapan Memotong Kayu Pada Pekerja Kayu Sampel II Berdasarkan Metode
QEC Tahun 2015
No. Variabel
Skor keterangan
1 Punggung
24 Agak membungkuk
2 Lengan
30 Berada di dada
3 Pergelangan
tangan 34
Tertekuk 4
Leher 14
Tertekuk terus menerus 5
Mengemudi 1
1 jam 6
Getaran 4
1 jam 7
Kecepatan bekerja 4
2 – 4 jam
8 Stress
4 Cukup stress
Skor akhir QEC 68
Perlu Penelitian lebih lanjut dan tindakan
perbaikan
Pada aktivitas ini dilakukan penilaian analisis tingkat risiko ergonomi dengan menggunakan metode
REBA, OWAS dan QEC. Di bawah ini akan dijelaskan kembali mengenai hasil penilaian dari
ketiga metode pada sampel II dalam bentuk tabel 5.15, sebagai berikut :
Tabel 5.15 Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Pada Aktivitas Memotong Kayu Sampel II Berdasarkan Tiga
Metode Tahun 2015
Metode Skor Tingkat risiko Tindakan Perbaikan
REBA 9
Tinggi Perlu segera
OWAS 3
Distincly Harmful
Tindakan korektif diperlukan segera
QEC 68
- Perlu penelitian lebih
lanjut dan tindakan perbaikan
Berdasarkan tabel
diatas, ketiga
hasil perhitungan
tersebut jika
dilihat hasilnya
menunjukkan tingkat risiko yang sama, yaitu aktivitas memotong kayu sampel II mempunyai level risiko
ergonomi yang tinggi dengan perlu segera dilakukan tindakan perbaikan.
3. Membuat bekisting