Memasang bekisting Analisis Postur Kerja Pada Pekerja Kayu

Berdasarkan tabel diatas, ketiga hasil perhitungan tersebut jika dibandingkan hasilnya menunjukkan tingkat risiko yang sama, yaitu aktivitas membuat bekisting mempunyai level risiko ergonomi yang tinggi dengan perlu segera dilakukan tindakan perbaikan.

4. Memasang bekisting

Tahapan memasang bekisting dilakukan secara manual dengan memaku bekisting sehingga terbentuk pinggiranalas untuk pengecoran agar membentuk dinding beton atau lantai. Gerakan yang dilakukan adalah dengan memaku bekisting dengan palu agar sesuai dengan kontruksi bangunan yang akan dibentuk. Gambar 5.5 Tahapan Memasang Bekisting Di bawah ini akan dijabarkan penilaian risiko ergonomi tahapan memasang bekisting berdasarkan metode REBA, OWAS dan QEC, sebagai berikut : a. Metode Penilaian Risiko REBA Pada tahapan memasang bekisting posisi punggung pada saat bekerja tidak lurus dan membentuk sudut fleksi lebih dari 20 o dan kurang dari 60 o yaitu 30 o , sehingga mendapatkan skor 3. Posisi leher pekerja pada saat bekerja yaitu fleksi 26 o sehingga mendapat skor 2. Kaki pekerja pada saat bekerja tidak tertopang dengan baik dan memiliki sudut fleksi 60 o sehingga mendapatkan skor 4. Setelah itu skor yang didapatkan di masukkan ke dalam tabel A dan didapatkan skor 7 untuk postur tubuh A. kemudian skor postur tubuh A akan dijumlahkan dengan skor beban yang akan menjadi skor akhir group A. berat beban yang digunakan oleh pekerja masih di bawah 5Kg yaitu 1,5 Kg sehingga mendapatkan skor 0. Setelah dijumlahkan dengan skor A maka skor akhir group A yaitu 7. Posisi lengan atas pekerja mengalami fleksi 48 o dari garis normal tubuh manusia, sehingga mendapatkan skor 3. Lengan bawah pekerja mengalami fleksi membentuk sudut 91 o , sehingga lengan mendapatkan skor 1. Pergelangan pekerja mengalami fleksi sebesar 13 o dan memutar ke kanan sehingga mendapatkan skor 2. Hasil skor dari group B yaitu mendapatkan skor 4. Hasil tersebut akan dijumlahkan dengan skor pegangan. Pegangan pada objek benda tidak memiliki pegangan yang pas namun bisa diterima, sehingga mendapatkan skor 1. Setelah dijumlahkan maka skor yang didapatkan yaitu 5. Pada tahapan ini pekerja kayu melakukan aktivitas menahan tubuh statis lebih dari 1 menit dan adanya gerakan repetitive yang diulang lebih dari 4 kali per menit, sehingga untuk skor aktivitas mendapatkan skor 1. Setelah itu, jika dikombinasikan skor A dan skor B pada tabel C, maka akan didapatkan skor 9. Setelah hasil skor C didapatkan maka akan dijumlah kan dengan skor aktivitas. Maka total skor yang didapatkan yaitu 11. Di bawah ini akan dijabarkan hasil penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.21 sebagai berikut : Tabel 5.21 Hasil Nilai Skoring Proses Tahapan Memasang Bekisting Pada Pekerja Kayu Berdasarkan Metode REBA Tahun 2015 No. Variabel Skor Keterangan 1 Punggung 3 Fleksi 30 o 2 Leher 2 Fleksi 26 o 3 Kaki 4 Tidak tertopang dengan baik dan fleksi 60 o 4 Beban Berat 5Kg 5 Lengan atas 3 Fleksi 48 o 6 Lengan bawah 1 Fleksi 91 o 7 Pergelangan tangan 2 Fleksi 13 o dan memutar ke kanan 8 Pegangan 1 Tidak pas namun bisa diterima 9 Jenis aktivitas 2 Statis dan repetitif Skor akhir REBA 11 Sangat Tinggi b. Metode Penilaian Risiko OWAS Pada saat melakukan tahapan pemotongan kayu ini, posisi punggung pada saat bekerja tidak lurus dan membentuk sudut fleksi lebih dari 20 o dan kurang dari 60 o yaitu 30 o , sehingga mendapatkan skor 2. Posisi tangan pekerja kedua tangannya berada di bawah bahu pekerja sehingga pekerja mendapatkan skor 1. Posisi kaki pekerja tidak tertopang secara baik, yaitu pekerja jongkok dengan satu kaki yang membentuk sudut 150 o sehingga mendapatkan skor 5. Terakhir beban yang ditangani oleh pekerja masih 10 Kg, sehingga mendapatkan skor 1. Setelah semua mendapatkan skor, skor – skor tersebut akan dinilai berdasarkan tabel kombinasi posisi postur kerja dan tabel tingkat risiko dan tindakan perbaikan. Berdasarkan skor postur dan dilihat pada tabel kombinasi posisi postur, tahapan ini memiliki nilai 3. Di bawah ini akan dijabarkan hasil penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.22 sebagai berikut : Tabel 5.22 Hasil Nilai Skoring Proses Tahapan Memasang Bekisting Pada Pekerja Kayu Berdasarkan Metode OWAS Tahun 2015 No. Variabel Skor Keterangan 1 Punggung 2 Fleksi 30 o 2 Lengan 1 Kedua lengan berada di bawah bahu 3 Kaki 5 Tidak tertopang secara baik, dan membentuk sudut 150 o 4 Beban 1 Berat 10 Kg Skor akhir OWAS 3 Distincly Harmful c. Metode Penilaian Risiko QEC Dari hasil pembagian kuesioner dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil kuesioner yang dijelaskan dalam bentuk tabel 5.23 di bawah ini. Tabel 5.23 Hasil Kuesioner Tahapan Memasang Bekisting Pada Pekerja Kayu Berdasarkan Metode QEC Tahun 2015 No. Variabel Kode jawaban Keterangan 1 Punggung A2 Agak membungkuk Pergerakan B2 Statis 2 Lengan C1 Berada di sekitar pinggang Pergerakan D1 Jarang 3 Pergelangan E1 Pergelangan hampir lurus Repetitif F1 10 kali permenit kurang 4 Leher G3 Ya, terus menerus 5 Beban H2 Cukup 6 Kg – 10 Kg 6 Kecepatan bekerja I1 2 jam 7 Tingkat kekuatan J1 Rendah 8 Penglihatan K1 Rendah 9 Mengemudi L1 1 jam 10 Getaran M1 1 jam 11 Kesulitan N2 Ya, terkadang 12 Stress O1 Tidak stress Berdasarkan data tabel diatas, dapat di ketahui bahwa data tersebut akan dianalisis dan diberikan skoring. Hasil analisis dan skoring data tersebut yaitu punggung mendapatkan skor sebesar 20, lengan mendapat skor sebesar 16, pergelangan tangan mendapatkan skor sebesar 16, leher mendapat skor sebesar 8, mengemudi mendapatkan skor 1, getaran mendapatkan skor 1, kecepatan bekerja 4, dan stress mendapatkan skor 1. Lalu semua skor ditambahkan dan dibagi dengan skor maksimal yang dapat didapatkan serta dikali dengan 100 untuk mendapatkan total exposure level, sehingga total exposure level yang didapatkan yaitu 41. Di bawah ini akan dijabarkan hasil penilaian dalam bentuk tabel, yaitu tabel 5.24 sebagai berikut : Tabel 5.24 Hasil Nilai Skoring Proses Tahapan Memasang Bekisting Pada Pekerja Kayu Berdasarkan Metode QEC Tahun 2015 No. Variabel Skor Keterangan 1 Punggung 20 Agak membungkuk 2 Lengan 16 Berada di sekitar pinggang 3 Pergelangan tangan 16 Hampir lurus 4 Leher 8 Tertekuk terus menerus 5 Mengemudi 1 1 jam 6 Getaran 1 1 jam 7 Kecepatan bekerja 4 2 jam 8 Stress 1 Tidak stress Skor akhir QEC 41 Perlu penelitian lebih lanjut Pada aktivitas ini dilakukan penilaian analisis tingkat risiko ergonomi dengan menggunakan metode REBA, OWAS dan QEC. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai hasil penilaian dari ketiga metode tersebut dalam bentuk tabel 5.25, sebagai berikut : Tabel 5.25 Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Pada Aktivitas Memasang Bekisting Berdasarkan Tiga Metode Tahun 2015 Metode Skor Tingkat risiko Tindakan Perbaikan REBA 11 Sangat tinggi Perlu saat ini juga OWAS 3 Distincly Harmful Tindakan korektif diperlukan segera QEC 41 - perlu penelitian lebih lanjut Berdasarkan tabel diatas, ketiga hasil perhitungan tersebut jika dibandingkan hasilnya menunjukkan tingkat risiko yang berbeda diantara ketiganya. Metode REBA menunjukkan tingkat risiko yang sangat tinggi dengan saran perlu saat ini juga dilakukan tindakan perbaikan, metode OWAS menunjukkan tingkat risiko yang tinggi dengan perlu segera dilakukan tindakan korektif dan metode QEC menunjukkan tingkat risiko yang sedang dengan perlu adanya penelitian lebih lanjut. Berdasarkan tabel – tabel penilaian analisis diatas, di bawah ini akan dijabarkan hasil rekapan analisis tingkat risiko ergonomi pada masing – masing proses tahapan kerja pekerja kayu berdasarkan tiga metode analisis tingkat risiko ergonomi dalam bentuk tabel 5.26 sebagai berikut : Tabel 5.26 Rekapan Hasil Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Pada Masing – Masing Proses Tahapan Kerja Pekerja Kayu Berdasarkan Tiga Metode Tahun 2015 No. Proses Tahapan REBA OWAS QEC Keterangan

1. Mengambil Kayu

X X X Sama 2. a. Memotong Kayu I XXX XXX XXX Sama b. Memotong Kayu II XXX XXX XXX Sama 3. Membuat Bekisting XXX XXX XXX Sama 4. Memasang Bekisting XXXX XXX XX Berbeda Rendah X, Sedang XX, Tinggi XXX, Sangat Tinggi XXXX Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 80 penilaian tingkat risiko ergonomi berdasarkan tiga metode mempunyai penilaian yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahapan kayu ini sebagian besar proses tahapan kerja pekerja kayu dapat dinilai secara sama menurut tiga metode analisis tingkat risiko ergonomi tersebut.

B. Analisis Postur Kerja Pada Pekerja Besi