kaki. Namun metode OWAS tidak lebih spesifik dalam melakukan analisis pada sudut bagian tubuh yang akan dinilai sperti hal metode
REBA. Enggaela dkk, 2013. QEC merupakan metode penilaian risiko ergonomi di tempat kerja
yang dikembangkan oleh Guangyan Li dan Peter Buckle pada tahun 1999 Pinder, 2002. Fungsi utama QEC adalah untuk mencegah terjadinya Work-
related Musculoskeletal Disorders WMSDs yang dialami oleh pekerja dengan penanganan material secara manual. Lembar penilaian terdiri dari
empat bagian utama yang akan dinilai yaitu punggung, bahu atau lengan, pergelangan tangan atau tangan, dan leher. Pada metode QEC, memiliki
kelebihan dalam halmelibakan pekerja secara langsung dalam pengisian kertas penilaian score sheet dengan tujuan untuk memudahkan pengamat
dalam mengidentifikasi bagian tubuh yang memiliki risiko terjadinya cedera. Martaleo, 2012. Namun pada metode ini memiliki kekurangan yang hanya
melihat bagian tubuh atas saja, tidak mengamati sampai bagian bawah. Besarnya tingkat risiko yang diperoleh dari ketiga metode tersebut
dapat digunakan untuk membantu peneliti dalam menemukan adanya tingkat risiko ergonomi yang mungkin dialami oleh pekerja. Hasil dari penilaian
ketiga metode tersebut memiliki manfaat untuk dapat merekomendasikan tindakan preventif untuk permasalahan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada pekerja kontruksi proyek ruko, terdapat sebelas jenis pekerjaan yang menggunakan
Manual handling. Pekerjaan – pekerjaan tersebut seperti pemotongan besi,
pemotong kayu, pembuatan dan perangkaian rangka besi, serta proses kerja lainnya. Dari studi pendahuluan pun didapatkan bahwa masih banyak para
pekerja yang dalam melakukan pekerjaannya dilakukan dengan postur yang janggal atau tidak baik. Postur
– postur ini seperti membungkuk, berjongkok, dan memiringkan badan, adapula yang melakukan gerakan repetisi seperti
memotong kayu, memaku kayu, memotong besi dan adanya pegangkutan beban secara manual. Hal ini dapat menjadi risiko terjadinya penyakit akiba
kerja yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas dalam bekerja, waktu kerja yang hilang, penanganan yang membutuhkan biaya yang cukup tinggi
dan meningkatkan risiko kecelakaan dalam bekerja. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran mengenai
analisis penilaian tingkat risiko ergonomi pada pekerja konstruksi.
C. Pertanyaan Penelitian
1 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan mengambil kayu proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
2 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan memotong kayu proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
3 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan membuat bekisting proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
4 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan memasang bekisting proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
5 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan mengambil besi proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
6 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan membawa besi proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
7 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan memotong besi proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
8 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan membentuk rangka besi proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
9 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan merangkai besi proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
10 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan membetulkan rangkaian besi proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
11 Bagaimana gambaran tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode
REBA, OWAS dan QEC pada tahapan meratakan semen cor proyek ruko Graha Depok tahun 2015?
D. Tujuan Penelitian