Membuat Bekisting Analisis Tingkat Risiko Postur Kerja Pada Pekerja Kayu

mempermudah pekerjaan dan lebih mempercepat pengerjaan pekerjaan pekerja Tarwaka, 2011.

3. Membuat Bekisting

Hasil Perhitungan tingkat risiko ergonomi dengan metode penilaian risiko REBA pada aktivitas membuat bekisting, didapatkan penilaian tingkat risiko dengan total skor sembilan. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas mengambil kayu yang dilakukan oleh pekerja kayu ini memiliki bahaya ergonomi yang tinggi. Sehingga menurut McAtamney dan Hignett 1995 jika suatu aktivitas postur mendapatkan tingkat risiko yang tinggi, maka perlu segera dilakukan tindakan perbaikan postur pada aktivitas tersebut. Hasil perhitungan tingkat risiko ergonomi dengan metode penilaian risiko OWAS pada aktivitas membuat bekisting, didapatkan penilaian tingkat risiko dengan total skor tiga. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas mengambil kayu yang dilakukan oleh pekerja kayu ini memiliki bahaya ergonomi yang tinggi atau Distincly Harmful. Sehingga menurut Karhu dkk 1977 jika suatu aktivitas postur mendapatkan tingkat risiko yang tinggi, maka tindakan korektif diperlukan segera pada postur tersebut. Sedangkan hasil perhitungan tingkat risiko ergonomi dengan metode penilaian risiko QEC pada aktivitas membuat bekisting, didapatkan bahwa tingkat risiko ergonomi berada pada level exposure 66 , sehingga menurut Li dan Bukle 1999 postur tersebut dikatakan perlu penelitian lebih lanjut dan tindakan perbaikan. Persamaan hasil skor akhir pada ketiga metode tersebut diakibatkan karena adanya penilaian yang sama diantara ketiga metode pada beberapa postur bagian tubuh. Seperti postur punggung yang ketiga metode tersebut sama – sama memiliki nilai skor yang tinggi. Pada postur lengan hanya metode REBA dan QEC saja yang mendapatkan skor tinggi, karena pengukuran metode OWAS pada postur lengan hanya terpaut pada posisi lengan berada di bawah atau diatas serta jumlah yang berada diposisi tersebut salah satu atau keduanya. Pada postur kaki hanya metode REBA dan OWAS saja yang mendapatkan skor tinggi, dikarenakan pada metode QEC tidak melihat postur kaki. Aktivitas membuat bekisting ini dilakukan dengan berjongkok lalu membungkuk selama bekerja, menurut Tarwaka 2011 aktivitas membungkukkan badan sambil memegang objek akan dapat meningkatkan stress pada pinggang. Untuk itu menurut peneliti merubah desain stasiun kerja, dengan meninggikan landasan kerja pekerjaan dengan menggunakan meja yang tingginya 10 – 15 cm di bawah tinggi siku pada saat berdiri sehingga terhindar dari postur janggal. Karena menurut Grandjean 1993 untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 10 -15 cm di bawah tinggi siku berdiri. Sehingga dengan melakukan perubahan cara bekerja ini dihrapkan akan terhindar dari postur janggal membungkuk dan berjongkok.

4. Memasang Bekisting