Sistem Tarif Cukai Rokok di Indonesia

104 | Buku Fakta Tembakau produk IHT terutama rokok dikenai 2 jenis cukai yaitu spesifik dan ad valorem. Ÿ Setelah tahun 2009, Indonesia menggunakan sistem cukai spesifik, dimana cukai ditetapkan per batang rokok. Namun, masih tetap ada layer yang didasarkan pada HJE. Di tahun 2012, masih terdapat 15 layer HJE. Ÿ Menurut Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 1792012 untuk tahun 2013-2014 terdapat mencapai 13 layer dan menurut PMK No. 2052014 untuk tahun 2015 terdapat 12 layer. Penggunaan sistem cukai spesifik di landasi per mbangan kemudahan administrasi. Akan tetapi banyaknya layer HJE akan memperumit administrasi pemungutan cukai. Layer HJE Periode Sistem Cukai 10 Juli 2005 – Nov’ 2006 Advalorem 10 Des’2006 – Okt’ 2007 Mix Advalorem Spesifik 9 Nov’ 2007 – Nov’ 2009 Mix Advalorem Spesifik 19 Nov’ 2009 – Des’ 2011 Spesifik 15 2012 Spesifik 13 2013- 2014 Spesifik Spesifik 2015 12 Tabel 6.6 Perubahan Sistem Cukai Hasil Tembakau 2005-2015 Sumber : - Kebijakan Cukai Hasil Tembakau, Badan Kebijakan Fiskal, Jakarta 13 Maret 2012, - Kebijakan Cukai Hasil Tembakau Sebagai Instrumen Pengendalian Konsu m s i, Badan Kebijakan Fiskal, 27 November 2014

6.7.2 Dinamika Sistem dan Tarif Cukai Rokok

Ÿ Kebijakan cukai hasil tembakau periode 2007-2012 mengalami sejumlah perubahan. Perubahan-perubahan ini diharapkan akan mampu mengendalikan konsumsi hasil tembakau rokok dan meningkatkan penerimaan negara dari cukai hasil tembakau. Ÿ Beberapa prinsip dari perubahan kebijakan cukai hasil tembakau antara lain: 1 Kebijakan tarif cukai tetap menggunakan sistem spesifik; 2 Kenaikan tarif cukai secara moderat; 3 Penyederhanaan golongan dengan memperha kan skala keekonomian usaha dan aspek fiskal yang lebih proporsional; 4 Eliminasi layer HJE secara bertahap; 5 Pembedaan besaran tarif cukai antara HT buatan mesin dengan buatan tangan. Buku Fakta Tembakau | 105 Tabel 6.7 Perubahan Kebijakan Cukai Hasil Tembakau 2007-2012 Tahun Kebijakan Cukai HT 2007 2008 2009 Tahun 2010 2011 2012 Ÿ Tarif gabungan advalorum dan spesifik memper mbangkan jenis, golongan, dan HJE. Ÿ HJE semua jenis HT naik sebesar 7 per batang Ÿ Kenaikan beban cukai rata-rata 7 Ÿ Target batas produksi 231 miliar btg per tahun Ÿ Penggabungan Gol IIIa dan IIIb untuk SKT Ÿ Penetapan tarif cukai SKTF sama dengan SKM Ÿ Tarif gabungan advalorum dan meningkatkan tarif spesifik Ÿ Kenaikan beban cukai rata-rata 8 Ÿ Target batas produksi 240 miliar btg per tahun Ÿ Pemberlakuan DBH Cukai Hasil Tembakau 2 Ÿ Penghilangan golongan III pada SKM dan SPM serta SKT dalam 3 golongan Ÿ Tarif cukai spesifik dengan memper mbangkan jenis, golongan, dan batasan HJE Ÿ HTP dapat lebih nggi dari HJE 5 Ÿ Pemerintah dak menjadikan HJE sebagai instrumen pengendali harga Ÿ Kenaikan beban cukai rata-rata 7, SKT golongan III dinaikkan 33 Ÿ Target batas produksi 242,4 miliar btg per tahun Ÿ UU PDRD mengatur pajak rokok daerah pada tahun 2014, 10 dari cukai HT Ÿ Insen f cukai HT untuk ekspor dihapus Kebijakan Cukai IHT Ÿ Konversi SPM terhadap SKM didekatkan Ÿ Gap tarif cukai spesifik antar strata HJE dan antar golongan diturunkan secara gradual Ÿ Kenaikan beban cukai rata-rata 8,1, Gol II SKM 5 - 15, Gol II SPM 18 - 31, Gol II SKT 17 - 20 dan Gol III SKT 63 Ÿ Target batas produksi 248,2 miliar batang per tahun Ÿ Tarif cukai SPM didekatkan dengan SKM Ÿ Tarif cukai SKT didekatkan dengan SKM Ÿ Strata batasan HJE untuk penetapan tarif cukai tetap dalam 19 strata tarif Ÿ Sesuai arahan Menteri Keuangan, tarif cukai HT 2011 dinaikkan dengan kisaran 5. Ÿ Untuk SKT golongan III masih dipertahankan tarifnya yaitu Rp 65 per batang Ÿ SKM golongan II layer 3, kenaikan tarifnya rela f lebih nggi untuk mencegah tumbuhnya merek baru dari pabrikan kecil yang terafiliasi dari pabrikan besar Ÿ Target batasan produksi 258,6 miliar batang per tahun Ÿ Tarif cukai dinaikkan dengan kenaikan rata- rata 16,3; Ÿ Batasan jumlah produksi SKT gol. III diturunkan menjadi 300 juta batang per tahun; Ÿ Memper mbangkan roadmap kebijakan cukai HT yaitu: 1 Penyederhanaan struktur tarif menjadi 15 strata tarif, yaitu: Ø SKM golongan II layer 3 digabungdinaikkan menjadi layer 2; Ø SPM golongan I dari 3 layer digabung menjadi 1 layer pada layer 1; Ø SKT golongan I layer 3 digabungdinaikkan menjadi layer 2. 2 Jenis HT SKT golongan III masih dipertahankan seper sebelumnya Sumber : Kebijakan Cukai Hasil Tembakau, Badan Kebijakan Fiskal, Jakarta 13 Maret 2012