Buku Fakta Tembakau
| 49
4.2.3 Luas Lahan menurut Jenis Tanaman Tembakau
Jenis tembakau yang banyak ditanam di Indonesia adalah tembakau rajangrakyat, tembakau madura, dan tembakau virginia yang persentasenya mencapai 63 dari seluruh luas
lahan di Indonesia dan produksinya mencapai 60 dari total produksi. Tembakau Virginia digunakan sebagai bahan baku rokok pu h. Adapun sebagian besar
tembakau Virginia ditanam di Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur. Jenis tembakau lain seper asepan, rajangrakyat, jawa, paiton, kasturi, madura banyak ditanam di Jawa dan Madura.
Tembakau dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Voor-Oogst dan Na-Oogst. Voor-Oogst adalah kelompok tembakau yang biasa ditanam pada musim hujan dan dipanen
pada musim kemarau. Sedangkan Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen pada musim hujan.
Jenis tembakau Voor-Oogst antara lain tembakau Virginia, tembakau rakyat, dan tembakau lumajang, white burley. Jenis tembakau Na-Oogst antara lain Besuki NO dan
Vorstenlanden. Sebagian besar tembakau yang ditanam di Indonesia termasuk kelompok Voor-Oogst.
Tabel 4.6 Areal Ha dan Produksi Tembakau Ton menurut Jenis Tembakau di Indonesia, 2011
No
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14
Jenis Tembakau
Asepan RajangRakyat
Garangan Vike
Virginia Lumajang
Jawa Paiton
Madura Kasturi
White Burley Vorstenland
Besuki NO Lainnya
Jumlah Luas lahan
Panen ha
2.591 49.262
280 23
41.149 245
33.476 12.818
50.349 13.151
783 361
2.072 16.362
222.920
1,2 22,1
0,1 0,0
18,5 0,1
15,0 5,8
22,6 5,9
0,4 0,2
0,9 7,3
100,0 Produksi
ton
4.284 40.361
299 12
59.266 182
28.831 14.698
28.850 15.161
831 538
4.582 14.260
212.153
2,0 19,0
0,1 0,0
27,9 0,1
13,6 6,9
13,6 7,1
0,4 0,3
2,2 6,7
100,0
Dalam Sta s k Perkebunan, tembakau yang ditanam selain di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, dan NTB dak ada nama jenis tembakaunya sehingga dimasukan dalam kategori lainnya.
Sumber: Sta s k Perkebunan Indonesia 2008-2009 dan 2009-2011: Tembakau, Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan
50 |
Buku Fakta Tembakau
4.3 Pekerja di Pertanian Tembakau
4.3.1 Pergeseran Pekerja dari Sektor Pertanian ke Sektor Lain
Pada tahun 2013 jumlah pekerja di seluruh sektor mencapai 114 juta atau mengalami peningkatan sekitar 52 juta dibandingkan dengan tahun 1985 yang mencapai 62 juta. Jumlah
pekerja tersebut tersebar di sektor pertanian sebanyak 40 juta 35, sektor industri sebanyak 29 juta 25 dan sektor jasa sebanyak 45 juta 40.
Selama kurun waktu 1985-2013 terjadi transformasi struktural, yaitu terjadi pergeseran secara alamiah sektor-sektor penopang perekonomian. Peran sektor pertanian
menurun sedangkan sektor industri dan jasa mengalami kenaikan. Jumlah pekerja di sektor pertanian mengalami penurunan dari 55 pada tahun 1985
menjadi 35 pada tahun 2013. Sementara jumlah pekerja sektor industri mengalami kenaikan dari 17 pada tahun 1985 menjadi 25 pada tahun 2013. Begitu juga, jumlah pekerja di sektor
jasa mengalami kenaikan dari 29 tahun 1985 menjadi 40 tahun 2013 Tabel 4.7.
4.3.2 Persentase Petani Tembakau terhadap Pekerja Sektor Pertanian
Selama kurun waktu 1996-2013, jumlah petani tembakau berfluktuasi antara 400 ribu hingga 900 ribu orang. Jika dibandingkan dengan jumlah petani di sektor pertanian, maka
fluktuasi persentasenya berkisar antara 1,0 hingga 2,6 Tabel 4.8. Selama tahun 1996–2012 terjadi kenaikan jumlah petani tembakau secara absolut
maupun rela f terhadap jumlah seluruh pekerja, dari 668 ribu menjadi 786 ribu atau terjadi kenaikan sebesar 17.
Pada kurun waktu 1996-2012, proporsi petani tembakau terhadap pekerja sektor pertanian sedikit berubah, yaitu dari 1,8 tahun 1996 menjadi 1,9 tahun 2012. Sementara
itu, proporsi petani tembakau terhadap seluruh pekerja menurun dari 0,8 menjadi 0,7.
Jumlah petani tembakau kurang dari 1 juta orang. Selama kurun waktu 199 6 - 2013, jumlah petani tembakau berfluktuasi antara 400 ribu hingga 900 ribu orang.
Jika dibandingkan dengan jumlah petani di sektor pertanian, maka fluktuasi persentasenya berkisar antara 1,0 hingga 2,6