Produk vitas Lahan Tembakau Keuntungan Usaha Tani Tembakau
54 |
Buku Fakta Tembakau
Catatan: angka sementara, es masi Sumber: Sta s k Perkebunan Indonesia 2010-2012: Tembakau, Kementerian Pertanian, 2013.
Tabel 4.9 Persentase Petani Tembakau Setara Purna Waktu Full Time Equivalent FTE, 1990-2013
1990 1991
1992 1993
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012
Tahun
235.866 214.838
166.847 178.496
193.095 220.944
225.475 248.877
165.487 167.271
239.737 260.738
256.081 256.801
200.973 198.212
172.234 198.054
196.627 204.405
216.271 228.770
249.781
Lahan Tembakau ha
599.099 545.688
423.791 453.379
490.461 561.198
572.706 632.148
420.337 424.868
608.932 662.274
650.446 652.274
510.471 503.458
546.130 503.057
499.433 519.189
549.328 581.071
634.444
Petani Tembakau FTE
1,41 1,32
1,01 1,13
1,30 1,59
1,52 1,76
1,07 1,11
1,50 1,67
1,60 1,55
1,26 1,20
1,29 1,18
1,17 1,21
1,28 1,37
1,53
Petani tembakau FTE terhadap total pekerja
di sektor pertanian Petani
tembakau FTE terhadap total
pekerja di seluruh sektor
0,79 0,71
0,54 0,57
0,60 0,70
0,67 0,73
0,48 0,48
0,68 0,73
0,71 0,72
0,54 0,53
0,46 0,52
0,49 0,50
0,51 0,51
0,56
Perhitungan untuk memperoleh FTE full me equivalent - setara purna waktu dilakukan dengan menggunakan data dari Temanggung. Penggunaan pekerja per hektar di pertanian tembakau di Temanggung sekitar 254 hari orang kerja HOK
Mukani et al, 1991a, 1991b. Jika diasumsikan satu kali panen tembakau memerlukan waktu 4 bulan kerja maka ini setara dengan 100 hari kerja per musim 4 bulan x 25 hariper bulan = 100 hari per musim tanam. Jadi 254 HOK setera dengan
2,54 pekerja purna waktu FTE per hektar per hari 254 HOK dibagi 100 hari = 2,54 pekerja. Sebagai contoh jika tahun 2010 terdapat 216.271 ja, maka pekerja setara purna waktu yang diperlukan adalah 549.328 216.271 x 2,54.
Sumber: Departemen Kesehatan, 2004, Fakta Tembakau di Indonesia: Data Empiris untuk Strategi Penanggulangan Masalah Tembakau.
Buku Fakta Tembakau
| 55
Gambar 4.2 Produk vitas Lahan Tembakau, 1995-2012, dalam KgHa
Sumber: Indikator Pertanian, 2011, Badan Pusat Sta s k, Jakarta, untuk tahun 1995- 2010 Sta s k Perkebunan Indonesia Tree Crop Estate Sta s c of Indonesia 2011-2 013: Tembakau,
Kementerian Pertanian, 2012, untuk tahun 2011 dan 2012 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012 KgHa
649 680
624 621
809 804
814 827
776 826
776 867
847 863
867 764
938 908
1000 900
800 700
600 500
400 300
200 100
Tabel 4.10a Rata-rata Keuntungan Rpha dalam Usaha Tani Tembakau 2008-2012 menurut Wilayah
Sumber: Balai Peneli an Tanaman Tembakau dan Serat Bali as dan Unair 2013
Lombok Timur, NTB
61.281.959 602
33.221. 15
1.262.7 69
3.007.6 43
1.008.6 740
14.210. 836
13.731. 28.060.356
Pamekasan, Jawa Timur
33.816.704 082
24.869. 773.165
6.749.772 865.150
12.081.688 07
4.399.3 8.947.622
Jember, Jawa Timur
54.094.810 163
38.187. 732.722
6.211.505 60
1.388.2 466
13.261. 211
16.593. 15.907.647
Temanggung, Jawa Tengah
66.217.969 742
36.688. 589.584
12.303.290 939.930
13.330.249 89
9.525.6 29.529.227
Komponen Rata-rata penerimaan
Rata-rata pengeluaran Biaya bibit
Biaya pupuk Biaya pes sida
Biaya tenaga kerja Biaya lainnya
Keuntungan Penerimaan – Pengeluaran
No. 1
2 2a
2b 2c
2d 2f
3
56 |
Buku Fakta Tembakau
tanaman lain padi, jagung, cabai dan bawang merah memberikan keuntungan antara Rp 2 juta hingga Rp 8 juta per hektar. Dengan keuntungan yang besar tersebut, sebenarnya petani
tembakau dak dirugikan oleh kebijakan pemerintah dalam pengendalian rokok misalnya kenaikan cukai dan kawasan tanpa rokok. Dalam upaya untuk diversifikasi penggunaan
tembakau, pemerintah perlu mendorong lembaga peneli an dan pengembangan untuk menemukan produk tembakau selain rokok.