Pengaruh Perdagangan Bebas pada Pasar Rokok

78 | Buku Fakta Tembakau Perjanjian Perdagangan Bebas sebagai alat untuk merongrong kebijakan pengendalian tembakau di dalam negeri. Ÿ Perjanjian Perdagangan Bebas yang diiku oleh pemerintah Indonesia sudah memasukkan pasal perlindungan kesehatan masyarakat AFTA: pasal 9 AFTA = ASEAN Free Trade Agreement Perjanjian perdagangan bebas yang dibuat oleh pemerintah, harus memasukkan pasal mengenai kesehatan masyarakat agar dak dimanfaatkan oleh industri tembakau

5.3 Jumlah Industri Rokok

5.3.1 Definisi Skala Industri

Ada 2 pengelompokan definisi skala industri: 1. Menurut Badan Pusat Sta s k BPS, batasan skala industri adalah sebagai berikut: a Industri Besar: jumlah pekerja 100 orang atau lebih; b Industri Sedang: jumlah pekerja 20-99 orang; c Industri Kecil: jumlah pekerja 5-19 orang; d Industri Rumah Tangga: jumlah pekerja 1-4 orang. 2. Menurut Direktorat Cukai, a Industri Besar skala produksi 2 milyar batang pertahun; b Industri Sedang skala produksi 500 juta – 2 milyar batang pertahun; c Industri Kecil sampai dengan 500 juta batang pertahun. Selanjutnya, buku ini sebagian besar akan menggunakan definisi skala industri menurut Direktorat Cukai.

5.3.2 Tren Perkembangan Jumlah Perusahaan Pengolahan Tembakau

Ÿ Pada tahun 2011, terdapat 1.132 pabrik pengolahan tembakau yang terdiri dari 871 pabrik jenis SKT, 242 pabrik jenis SKM dan 19 pabrik jenis SPM. Ÿ Pada tahun 2009, terdapat 1.555 pabrik pengolahan tembakau. Jadi dari 2009 ke 2011 pabrik pengolahan tembakau berkurang sebesar 423 pabrik. Tabel 5.4 Jumlah Industri Rokok berdasarkan Jenis Rokok, 2011 Jenis HT Jumlah Pabrik Jumlah Tenaga Kerja Sumber: Direktorat Cukai, 2011 SKT SKM SPM JUMLAH 871 242 19 1.132 579.00 20.400 600 600.000 Buku Fakta Tembakau | 79

5.3.3 Kontribusi Industri Rokok pada Perekonomian

Ÿ Kontribusi industri rokok pada perekonomian dak signifikan dan cenderung menurun. Ÿ Antara tahun 1995-2008 kontribusi industri rokok menurun peringkatnya, masing- masing pada tahun 1995, 2000, 2005 dan 2008 dari urutan ke 15, 19, 20 dan 23. Ÿ Secara nominal kontribusi industri rokok, cengkeh dan perkebunan tembakau meningkat, namun laju peningkatannya dak secepat dan sebesar sektor lainnya sehingga persentase kontribusinya menurun. Ÿ Secara bersama-sama kontribusi industri rokok, pertanian tembakau dan cengkeh pada total penerimaan dalam negeri tahun 1995, 2000, 2005, 2008, dan 2010 masing-masing adalah 2,18; 1,74; 1,64, 1,49, dan 1,78. Kontribusi industri rokok pertanian tembakau dan cengkeh pada perekonomian dak pernah besar, dan bahkan ada kecenderungan terus mengalami penurunan