Roadmap Kebijakan Cukai Rokok dan Tantangannya

108 | Buku Fakta Tembakau Tabel 6.7a Sistem dan Tingkat Cukai Industri Hasil Tembakau, 2009-2015 2009 PMK 2032008 Rp 290 280 260 210 175 135 290 230 185 170 135 80 200 150 130 90 80 75 40 2010 PMK 1812009 Rp 310 300 280 230 195 155 310 275 225 200 165 105 215 165 145 105 95 90 50 2011 PMK 1902010 Rp 325 315 295 245 210 170 325 295 245 215 175 110 235 180 155 110 100 90 65 2015 PMK 2052014 Rp 305 270 290 140 85 80 415 265 425 220 220 125 2012 PMK 1672011 Rp 355 345 325 270 235 190 125 225 125 115 105 75 235 365 195 2013-2014 PMK 1792012 Rp 375 285 245 275 130 120 110 80 355 245 380 195 205 Tarif Cukai Nominal 588 520 825 417 286 286 800 511-587 820 425-519 605-824 385-416 Rpbatang Batasan HJE 2015 Sigaret Pu h Mesin SPM Sigaret Kretek Tangan SKT Jenis Hasil Tembakau Sigaret Kretek Mesin SKM IIIA III Gol Produksi 2015 I II I II I II Lebih dari 50 juta tetapi dak lebih dari 350 juta Tidak lebih dari 50 juta batang Batasan Produksi 2015 Lebih dari 2 milyar dak lebih dari 2 milyar Lebih dari 2 milyar Lebih dari 350 juta tetapi dak lebih dari 2 milyar Lebih dari 2 milyar dak lebih dari 2 milyar Sumber: Kebijakan Cukai Hasil Tembakau Sebagai Instrumen Pengendalian Konsumsi, Badan Kebijakan Fiskal, 27 November 2014 Ÿ Hingga tahun 2014, masih terdapat 13 layer yang seharusnya nggal 6 layer lagi. Tahun 2015 pemerintah menetapkan jumlah layer tarif cukai menjadi 12. Ÿ Dengan demikian, tampaknya target 2 layer tahun 2016 dak akan tercapai, kecuali ada terobosan kebijakan. Pemerintah harus lebih serius dalam upaya pencapaian Roadmap Cukai hasil Tembakau, dengan menerapkan sis m 2 layer untuk tarif cukai Tembakau, pada tahun 2016 Buku Fakta Tembakau | 109 Gambar 6.2 Road Map Cukai Tembakau, 2009-2016 Sumber: Kebijakan Cukai Hasil Tembakau Sebagai Instrumen Pengendalian Konsumsi, Badan Kebijakan Fiskal, 27 November 2014 KESEHATAN TENAGA KERJA PENERIMAAN NEGARA TENAGA KERJA PENERIMAAN NEGARA KESEHATAN PENERIMAAN NEGARA KESEHATAN TENAGA KERJA DIHAPUS URUTAN PRIORITAS 2008 Jenis SKM SPM SKT 2016-dst Spesifik Rpbtg SM ST 2014 Spesifik Rpbtg A B C D E F 2013 Spesifik Rpbtg E H A B C D F G 2012 Spesifik Rpbtg A E I L B C D F G H J K 2011 Spesifik Rpbtg A E I K M N J L B C D F G H 2010 Spesifik Rpbtg A B C G H I M N O P R S D E F J K L Q 2015 Spesifik Rpbtg B C D A Gol III GOL Gol I Gol II Gol II Gol III Gol I Gol II Gol I Spesifik Rpbtg 30 35 35 35 35 35 35 35 35 0.5 M 6.0 juta Produksi 0.5-2.0 M 2.0 M 0.5 M 0.5-2.0 M 0.5-2.0 M 0.5 M 2.0 M 2.0 M 2006 Adv HJE 8 4 16 22 26 36 36 26 40 40 2007 Adv HJE 8 4 16 22 26 36 26 36 40 40 2009 Spesifik Rpbtg 209 280 260 210 135 290 230 185 170 80 200 150 130 90 75 40 175 dihapus 135 dihapus 80 Gol IIIA Gol IIIB GOL Gol II Gol I Gol III Gol II Gol I Gol I Gol II Gol III Spesifik Rpbtg 3 3 5 7 3 7 5 3 5 7 Adv HJE 10 18 15 34 30 22 35 36

6.9 Penerimaan Pemerintah dari Cukai Hasil Tembakau

6.9.1 Penerimaan Cukai Hasil Tembakau 2005-2015

Ÿ Realisasi penerimaan cukai hasil tembakau dari 2005-2011 selalu melebihi target yang ditetapkan dalam APBN. Penerimaan cukai hasil tembakau 2011 sebesar Rp. 73,25 trilliun lebih besar dari target yang dibebankan sebesar Rp.65,38 trilliun. Ÿ Namun yang harus diingat, cukai merupakan instrumen untuk mengendalikan konsumsi rokok, sehingga keberhasilannya ditentukan oleh berkurangnya konsumsi rokok bukan dari sisi penerimaan negara. Pembayar cukai adalah konsumen barang kena cukai yaitu minuman beralkohol dan hasil tembakau rokok. Sehingga dak tepat jika dikatakan bahwa industri rokoklah yang berkontribusi pada penerimaan negara. Perokoklah yang membayar cukai bukan industri rokok. Ÿ Untuk tahun 2013, penerimaan cukai hasil tembakau ditargetkan sebesar Rp. 100 trilliun namun realisasi mencapai Rp 103 triliun. Tahun 2014 pemerintah menargetkan Rp 111 triliun dan tahun 2015 meningkat meningkat menjadi Rp120 triliun. Realisasi penerimaan cukai rokok se ap tahunnya di atas target APBN 110 | Buku Fakta Tembakau Gambar 6.3 Produksi dan Penerimaan Cukai Hasil Tembakau, Indonesia 2005-2015 Sumber: Kebijakan Cukai Hasil Tembakau Sebagai Instrumen Pengendalian Konsumsi, Badan Kebijakan Fiskal, 27 November 2014 130,00 120,00 110,00 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 2005 32,24 32,65 101,3 2006 36,52 37,06 101,5 2007 42,03 43,54 103,6 2008 44,53 49,92 112,1 2009 53,25 55,38 104,0 2010 55,86 63,29 113,3 2011 65,38 73,25 112,0 2012 79,86 90,55 113,4 2013 100,74 103,57 102,8 2014 111,21 2015 120,55

6.9.2 Perbandingan Penerimaan Pemerintah dari Cukai HT dan Penerimaan Lainnya

Ÿ Penerimaan pemerintah dari cukai hasil tembakau bukanlah yang terbesar dibandingkan dengan penerimaan negara lainnya. Ÿ Untuk periode 1998-2010 penerimaan pemerintah dari cukai hasil tembakau hanya berkisar 4,8 - 7,7 dibandingkan dengan total penerimaan pemerintah. Ÿ Untuk tahun 2010, penerimaan negara PPH sebesar Rp. 362 trilliun dan PPN sebesar 263 trilliun, sedangkan penerimaan cukai HT sebesar Rp. 63,3 trilliun atau hanya 17 dari PPH dan 24 dari PPN. Penerimaan pemerintah dari cukai hasil tembakau kecil dibandingkan penerimaan dari sumber-sumber lainnya