Motivasi Belajar Landasan Teoritis

17 sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran. Berdasarkan definisi dari para ahli dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sejumlah perubahan perilaku dalam diri siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar. Hasil belajar menunjukkan tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar kognitif dalam penelitian ini diperoleh melalui tes tertulis dalam bentuk soal-soal uraian sedangkan untuk perolehan motivasi belajar dilihat melalui angket.

2.1.3 Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pembelajaran. Callahan dan Clark dalam Mulyasa 2010: 264 mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Donald dalam Hamalik 2004: 158 menjelaskan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi 18 seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Eysenck dalam Slameto 2010: 170 merumuskan motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya. Menurut Petri dalam Dimyati 2006: 43, motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan pendapat para ahli tentang motivasi dan belajar, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Siswa akan melakukan suatu proses belajar dengan sungguh-sungguh jika ia mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Tanpa motivasi belajar, siswa tidak dapat belajar. Motivasi belajar memegang peranan cukup besar dalam pencapaian hasil belajar. Apabila motivasi siswa itu rendah, umumnya diasumsikan bahwa hasil belajar siswa tersebut juga akan rendah. Motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Contoh motivasi intrinsik misalnya, keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, 19 memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, keinginan untuk diterima orang lain, dan lain-lain. Motivasi intrinsik timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, dan lain-lain Hamalik, 2004: 162-163. Fungsi motivasi dalam belajar menurut Djamarah 2008: 157 yaitu sebagai pendorong, penggerak, dan pengarah perbuatan. Sebagai pendorong, motivasi mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar. Sebagai penggerak, motivasi melahirkan suatu kekuatan tak terbendung yang kemudian terjelma dalam gerakan psikofisik. Sebagai pengarah, motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaikan. Ketiga fungsi motivasi tersebut menyatu dalam sikap dan terimplikasi dalam perbuatan. Motivasi belajar penting untuk diketahui guru. Menurut Mulyasa 2010: 264, guru dituntut memiliki kemampuan membangkitkan motivasi siswa sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan belajar. Dimyati 2006: 62 memaparkan beberapa implikasi prinsip motivasi bagi guru yaitu: 1 Memilih bahan ajar sesuai minat siswa. 2 Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa. 3 Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada siswa. 4 Memberikan pujian verbal atau nonverbal terhadap siswa yang memberikan respon terhadap pertanyaan yang diberikan. 20 5 Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Iskandarwassid 2008: 136 menyatakan bahwa motivasi belajar siswa dapat diamati dari beberapa indikator, antara lain: 1 Ketekunan dalam belajar. 2 Keseringan belajar. 3 Komitmennya dalam memenuhi tugas-tugas sekolah. 4 Frekuensi kehadirannya di sekolah. Asrori 2009: 184-185 merumuskan sejumlah indikator untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat motivasi siswa yaitu: 1 Indikator siswa yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran, antara lain: memiliki gairah tinggi, penuh semangat, memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi, mampu “jalan sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu, memiliki rasa percaya diri. memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi, kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi, dan memiliki kesabaran serta daya juang yang tinggi. 2 Indikator siswa yang memiliki motivasi rendah, antara lain: perhatian terhadap pelajaran kurang, semangat juangnya rendah, mengerjakan sesuatu seperti diminta membawa beban berat, sulit untuk bisa “jalan sendiri” ketika diberikan tugas, memiliki ketergantungan kepada orang lain, mereka bisa jalan kalau sudah “dipaksa”, daya konsentrasi kurang, mereka cenderung menjadi pembuat kegaduhan, dan mudah berkeluh kesah dan pesimis ketika menghadapi kesulitan. 21 Hamzah B. Uno 2012: 31 menyatakan bahwa motivasi dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain: 1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4 Adanya penghargaan dalam belajar. 5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. Indikator motivasi belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu gabungan indikator motivasi belajar yang disampaikan oleh Iskandarwassid, Asrori, dan Hamzah B. Uno yang meliputi: 1 ketekunan dalam belajar, 2 keseringan belajar, 3 komitmennya dalam memenuhi tugas-tugas sekolah, 4 frekuensi kehadirannya di sekolah, 5 adanya semangat, 6 adanya rasa percaya diri, 7 adanya hasrat dan keinginan berhasil, 8 adanya harapan dan cita-cita masa depan, 9 adanya penghargaan dalam belajar, dan 10 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

2.1.4 Hakikat Matematika

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV DI SDN GUGUS MAWARDI KENDAL

1 38 288

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS III SD NEGERI LIMPUNG 03 KABUPATEN BATANG

0 26 255

Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Langgen Kabupaten Tegal

1 16 207

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 31

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 1 34

DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR.

1 6 33

KEEFEKTIFAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN BOJONG SALAMAN 02

0 0 72

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN

2 7 10

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI KARAKTERISTIK ZAT

0 2 19