42 7 Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya.
8 Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang
diberikan. 9
Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya.
10 Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator. 11 Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya.
12 Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal
pemecahan masalah. 13 Guru memberikan tugas individual.
14 Guru memberikan penghargaan.
2.1.13.3 Tahap Penutup
Pada tahap penutup, guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan memberikan soal evaluasi individual kuis. Selanjutnya guru bersama siswa
mengoreksi dan menganalisa hasil evaluasi. Dan terakhir guru memberikan penilaian dan penghargaan terhadap kelompok terbaik. Kelompok terbaik pertama
akan meraih gelar tim super, kelompok terbaik kedua meraih gelar tim sangat baik, dan kelompok terbaik ketiga meraih gelar tim baik.
Slavin, 2005: 204-209; Indien, 2012
2.1.14 Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan salah satu model pembelajaran yang masih digunakan oleh guru saat ini. Pembelajaran konvensional sudah lama
43 diterapkan dalam penyelenggaraan pembelajaran di Indonesia sehingga sering
disebut juga dengan pembelajaran tradisional. Banyak definisi mengenai pembelajaran konvensional menurut para ahli diantaranya:
1 Djamarah menjelaskan bahwa pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam
pembelajaran, sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan Kholik,
2011. 2 Freire memberikan istilah terhadap pembelajaran konvensional sebagai
suatu penyelenggaraan pendidikan ber-“gaya bank” banking concept of education. Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu
aktivitas pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihafal Juliantara, 2009.
3 Burrowes menyampaikan bahwa pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa
untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi
kehidupan nyata Juliantara, 2009. 4 Brooks Brooks menyatakan bahwa penyelenggaraan pembelajaran
konvensional lebih menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses
44 “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes terstandar Juliantara, 2009.
Pembelajaran konvensional menurut Burrowers dalam Juliantara 2009 memiliki ciri-ciri, yaitu:
1 Pembelajaran berpusat pada guru 2 Terjadi passive learning
3 Interaksi di antara siswa kurang 4 Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif
5 Penilaian bersifat sporadis. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru. Guru
sebagai subjek aktif yang memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses belajar dan siswa sebagai objek yang pasif yang menerima ilmu. Dalam
pembelajaran konvensional ini pada umumnya diisi dengan ceramah, tugas, dan latihan. Kegiatan siswa adalah mendengarkan penjelasan guru dengan seksama,
mata mengahadap ke papan tulis, belajar hanya dari guru atau bahan ajar, bekerja sendiri, dan lebih banyak diam.
Penerapan model pembelajaran konvensional dalam materi pecahan pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan di SD
adalah sebagai berikut:
45 1 Tahap persiapan, pada tahap ini guru terlebih dahulu mempersiapkan
skenario pembelajaran yang berupa RPP, materi dan media. Materi yang akan dibelajarkan pada pembelajaran ini yaitu pecahan dan media yang
digunakan yaitu kartu soal cerita pecahan. 2 Tahap proses pembelajaran, pada proses pembelajaran ini guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan memberikan contoh soal cerita termasuk langkah-
langkah dalam menyelesaikan soal cerita tersebut. Kemudian guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa. Setelah semua siswa
selesai mengerjakan soal, guru dan siswa membahas jawaban soal tersebut. 3 Tahap penutup, pada tahap penutup guru mengadakan evaluasi
pembelajaran dengan memberikan soal evaluasi. Selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi dan menganalisa hasil evaluasi. Dan terakhir guru
memberikan tindak lanjut serta memotivasi siswa agar lebih semangat belajar dan pembelajaran ditutup.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian tentang model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition yang pernah dilakukan sebelumnya. Salah
satu penelitian tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurul Inayah 2007 dengan judul
”Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Cooperative Integrated Reading and Compositio Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII SMP