71
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Deskripsi data yang disajikan dari hasil penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran secara umum megenai penyebaran data penelitian yang
diperoleh, sehingga lebih mudah dipahami. Data yang diperoleh berupa hasil angket motivasi belajar matematika siswa dan data hasil belajar posttest siswa
pada materi pecahan. Data hasil motivasi belajar matematika yang didapatkan di kelas eksperimen yaitu
jumlah siswa 25; nilai rata-rata kelas 86,83; simpangan baku 6,08; nilai tertinggi 94,83; dan nilai terendah adalah 73,28. Sedangkan hasil motivasi belajar
matematika di kelas kontrol yaitu jumlah siswa 24; nilai rata-rata kelas 82,33; simpangan baku 9,19; nilai tertinggi 93,97; dan nilai terendahnya adalah 60,34.
Sementara itu hasil belajar siswa di kelas eksperimen yaitu jumlah siswa 25; nilai rata-rata kelas 88,10; simpangan baku 12,27; nilai tertinggi 100; dan nilai
terendah adalah 52,50. Sedangkan hasil belajar matematika di kelas kontrol yaitu jumlah siswa 24; nilai rata-rata kelas 79,48; simpangan baku 16,32; nilai tertinggi
100; dan nilai terendahnya adalah 50,00. Data hasil penelitian tersebut dipaparkan secara lebih rinci dalam tabel deskripsi data skor motivasi dan hasil belajar
matematika siswa berikut.
72 Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa
No. Kriteria Data
Motivasi Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Kelas kontrol Kelas
Eksperimen Kelas kontrol
1. Jumlah siswa
25 24
25 24
2. Skor rata-rata
86,83 82,33
88,10 79,48
3. Median 87,93
84,91 92,50
81,88 4. Skor
minimal 73,28
60,34 52,50
50,00 5. Skor
maksimal 94,83
93,97 100,00
100,00 6. Rentang
21,55 33,62
47,50 50,00
7. Varians 36,94
84,46 150,67
266,43 8. Standar
deviasi 6,08
9,19 12,27
16,32
4.2 Analisis Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur dan mendapatkan instrumen yang baik, sebelum digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, uji coba dilakukan di kelas IVA dan IVB SD Negeri Pesayangan 01 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal yang berjumlah 50 siswa.
Pemilihan kelas uji coba didasarkan pada syarat bahwa uji coba instrumen dilakukan di luar kelas yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Instrumen
yang diujicobakan berupa angket motivasi belajar matematika dan soal matematika materi pecahan.
4.2.1 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Angket Motivasi
Instrumen angket motivasi belajar matematika yang akan diujikan kepada siswa terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui apakah
instrumen angket motivasi tersebut layak diujikan kepada siswa. Berikut ini
73 merupakan beberapa langkah-langkah pengujian instrumen angket motivasi,
antara lain: 4.2.1.1 Uji Validitas Angket Motivasi
Peneliti melakukan uji validitas data sebelum dan sesudah uji coba instrumen untuk menganalisis validitas logis dan empiris instrumen yang akan
digunakan. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan secara lengkap di bawah ini.
4.2.1.1.1 Validitas Logis Angket Motivasi
Validitas logis dan empiris dilakukan untuk mengetahui bahwa soal yang telah disusun sudah sesuai dalam hal konstruk, isi, dan bahasa. Dalam penelitian
ini, peneliti membuat 40 butir pernyataan angket tertutup dengan 4 pilihan jawaban. Sebelum soal diujicobakan, seluruh butir pernyataan angket tersebut
telah dinilai validitas logis dan empirisnya oleh dua orang ahli, yaitu Dra. Noening Andrijati, M.Pd dosen pembimbing I dan Ujiati, S.Pd.SD guru kelas
IVA SD Negeri Langgen. Setelah soal dinilai dan dinyatakan layak untuk diujicobakan, maka dilakukan uji coba angket motivasi kepada siswa kelas IVA
dan IVB SD Negeri Pesayangan 01 pada tanggal 26 April 2013. 4.2.1.1.2
Pengujian Validitas Empiris Angket Motivasi Pengujian validitas ini dilakukan terhadap hasil angket motivasi belajar
matematika di kelas uji coba. Siswa di kelas uji coba yang mengisi angket motivasi belajar matematika sebanyak 44 siswa. Hasil motivasi belajar
matematika di kelas uji coba yaitu nilai rata-rata kelas 79,25; simpangan baku 8,24; nilai tertinggi 95,63; dan nilai terendah adalah 60,63. Deskripsi data hasil
74 angket motivasi belajar matematika siswa di kelas uji coba dapat dilihat pada
Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Deskripsi Data Nilai Uji Coba Instrumen Angket Motivasi
pada Kelas Uji Coba No.
Kriteria Data Kelas Uji coba
1. Jumlah siswa
44 2. Skor
rata-rata 79,25
3. Median 79,69
4. Skor minimal
60,63 5. Skor
maksimal 95,63
6. Rentang 35,00
7. Varians 67,86
8. Standar Deviasi
8,24 Berdasarkan nilai motivasi belajar matematika siswa di kelas uji coba Lampiran
17, maka dilakukanlah uji validitas instrumen menggunakan metode bivariate pearson. Untuk mempermudah perhitungan peneliti menggunakan bantuan
program SPSS versi 20. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan r
tabel
pada signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan r
tabel
dengan jumlah n = 44 didapat nilai r
tabel
sebesar 0,297. Jika nilai korelasi setiap soal lebih besar dari nilai r
tabel
maka item tersebut dianggap valid, sedangkan jika nilai korelasi lebih kecil dari nilai r
tabel
maka item tersebut dianggap tidak valid. Hasil ouput validitas soal menggunakan SPSS 20 dapat dilihat pada Lampiran 18.
Rekapitulasi data hasil perhitungan SPSS 20 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
75 Tabel 4.3 Rekapitulasi Uji Validitas Angket Motivasi dengan r
tabel
= 0,297; Taraf Signifikansi 0,05 dan n= 44
Nomor Item
Bivariate Pearson
r
11
Validitas Nomor
Item Bivariate
Pearson r
11
Validitas 1 0,500 Valid
21 0,343 Valid 2 0,330 Valid
22 0,067 Tidak
Valid 3 0,150
Tidak Valid
23 0,270 Tidak
Valid 4 0,197
Tidak Valid
24 0,356 Valid 5 0,135
Tidak Valid
25 0,474 Valid 6 0,478 Valid
26 0,352 Valid 7 0,162
Tidak Valid
27 0,442 Valid 8 0,472 Valid
28 0,353 Valid 9 0,104
Tidak Valid
29 0,575 Valid 10 0,450 Valid
30 0,458 Valid 11 0,419 Valid
31 0,524 Valid 12 0,580 Valid
32 0,340 Valid 13 0,406 Valid
33 0,440 Valid 14 0,311 Valid
34 0,387 Valid 15 0,217
Tidak Valid
35 0,507 Valid 16 0,502 Valid
36 0,277 Tidak
Valid 17 0,373 Valid
37 0,525 Valid 18 0,377 Valid
38 0,276 Tidak
Valid 19 0,648 Valid
39 0,161 Tidak
Valid 20 0,561 Valid
40 0,356 Valid
Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 20 diperoleh item yang valid sebanyak 29 butir soal dan yang tidak valid sebanyak 11 butir soal.
Butir soal yang valid adalah nomor 1, 2, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, dan 40.
4.2.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi
Setelah instrumen angket motivasi dihitung validitasnya, langkah selanjutnya yaitu menghitung reliabilitasnya menggunakan reliability analisys.
Untuk dapat menghitung reliabilitas angket motivasi peneliti menngunakan rumus
76 cronbach’s alpha. Setelah diketahui nilai reliabilitasnya r
11
kemudian diinterpretasikan dengan nilai r menurut Arikunto. Reliabilitas 0,000-0,200 adalah
sangat rendah, 0,201-0,400 adalah rendah, 0,401-0,600 adalah agak rendah, 0,601-0,800 adalah cukup, dan 0,801-1,00 adalah tinggi. Hasil uji reliabilitas
terhadap semua butir angket motivasi 40 butir dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.830 40
Dari hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s alpha diperoleh nilai r hitung sebesar 0,830. Apabila mengacu pada pendapat Arikunto,
nilai 0,830 termasuk dalam realibilitas tinggi, sehingga semua butir angket motivasi dinyatakan sudah reliabel.
Sementara itu, berdasarkan perhitungan validitas instrumen angket
motivasi, diperoleh item yang valid sebanyak 29 butir soal. Butir soal tersebut, yaitu 1, 2, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,
31, 32, 33, 34, 35, 37, dan 40. Hasil uji reliabilitas terhadap butir angket yang valid 29 butir dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.853 29
77 Dari hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s alpha
diperoleh nilai r
hitung
sebesar 0,853. Apabila mengacu pada pendapat Arikunto, nilai 0,853 termasuk dalam realibilitas tinggi, sehingga semua butir angket
motivasi yang valid 29 butir dinyatakan sudah reliabel.
4.2.2 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Soal Matematika
Instrumen soal matematika yang diujicobakan berbentuk soal uraian dengan jumlah soal 10 butir. Berikut ini merupakan beberapa langkah-langkah
pengujian instrumen, antara lain:
4.2.2.1 Uji Validitas Instrumen Soal Matematika
Peneliti melakukan uji validitas data sebelum dan sesudah uji coba instrumen untuk menganalisis validitas logis dan empiris pada instrumen yang
akan digunakan. Untuk lebih jelasnya diterangkan secara lengkap di bawah ini. 4.2.2.1.1
Validitas Logis Soal Tes Matematika Validitas logis dan empiris dilakukan untuk mengetahui bahwa soal yang
telah disusun sudah sesuai dalam hal konstruk, isi, dan bahasa. Dalam penelitian ini, peneliti membuat 10 butir soal matematika. Sebelum soal diujicobakan,
seluruh butir soal tersebut telah dinilai validitas logis dan empirisnya oleh dua orang ahli, yaitu Dra. Noening Andrijati, M.Pd dosen matematika program studi
PGSD Universitas Negeri Semarang dan Ujiati, S.Pd.SD guru kelas IVA SD Negeri Langgen. Setelah soal dinilai dan dinyatakan layak untuk diujicobakan,
maka dilakukan uji coba soal kepada siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri Pesayangan 01 pada tanggal 26 April 2013.
78 4.2.2.1.2 Pengujian
Validitas Empiris Soal Tes Matematika
Pengujian validitas empiris dilakukan terhadap nilai hasil uji coba soal tes matematika di kelas IVA dan IVB SD Negeri Pesayangan 01. Data nilai hasil uji
coba soal metematika dapat dilihat pada Lampiran 27. Deskripsi data nilai Uji coba soal matematika dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Deskripsi Data Nilai Uji Coba Instrumen Soal Tes Matematika pada Kelas Uji Coba
No. Kriteria Data
Kelas Uji coba 1. Jumlah
siswa 48
2. Skor rata-rata
78,13 3. Median
77,08 4. Skor
minimal 45,83
5. Skor maksimal
100,00 6. Rentang
54,17 7. Varians
213,04 8. Standar
deviasi 14,75
Berdasarkan nilai hasil belajar matematika siswa di kelas uji coba, maka dilakukanlah uji validitas instrumen menggunakan metode bivariate pearson.
Untuk mempermudah penghitungan, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan
batasan r
tabel
dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan r
tabel
dengan jumlah n = 48 didapat nilai r
tabel
sebesar 0,284. Jika nilai korelasi setiap soal lebih besar dari nilai r
tabel
maka item tersebut dianggap valid, sedangkan jika nilai korelasi lebih kecil dari nilai r
tabel
maka item dianggap tidak valid. Hasil ouput validitas soal menggunakan SPSS 20 dapat dilihat pada Lampiran 28.
Rekapitulasi data hasil perhitungan SPSS 20 dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
79 Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan r
tabel
= 0,284; Taraf Sinifikansi 0,05 dan n= 48
Nomor Item
Pearson Correlations
r
11
Validitas Nomor
Item Pearson
Correlations r
11
Validitas 1 0,868 Valid
6 0,602 Valid 2 0,427 Valid
7 0,879 Valid 3 0,726 Valid
8 0,884 Valid 4 0,561 Valid
9 0,609 Valid 5 0,465 Valid
10 0,652 Valid
Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 20 diketahui bahwa semua item soal valid yaitu sebanyak 10 butir soal. Butir soal yang valid adalah
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.
4.2.1.2 Uji Reliabilitas
Berdasarkan perhitungan validitas instrumen soal matematika, diperoleh item yang valid sebanyak 10 butir soal. Butir soal tersebut, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10. Dari item yang valid tersebut kemudian dihitung reliabilitasnya menggunakan reliability analysis. Untuk dapat mengetahui reliabilitas tiap butir
soal, peneliti menggunakan rumus cronbach’s alpha. Setelah diketahui nilai r
11
kemudian diinterpretasikan dengan nilai r menurut Arikunto. Reliabilitas 0,000- 0,200 adalah sangat rendah, 0,201-0,400 adalah rendah, 0,401-0,600 adalah agak
rendah, 0,601-0,800 adalah cukup, dan 0,801-1,00 adalah tinggi. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.852 10
80 Dari hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s alpha
diperoleh nilai r
hitung
sebesar 0,852. Apabila mengacu pada pendapat Arikunto, nilai 0,852 termasuk dalam realibilitas tinggi, sehingga semua butir soal
matematika yang valid dapat dinyatakan sudah reliabel.
4.2.1.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Untuk dapat mengetahui tingkat kesukaran dari instrumen maka dibutuhkan pengujian tingkat kesukaran. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dilakukan
perhitungan dengan membandingan nilai rata-rata yang diperoleh dengan skor maksimal tiap butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data
sebagai berikut: Tabel 4.9 Analisis Tingkat Kesukaran
No. Soal P
Kriteria No. Soal
P Kriteria
1 0,90 Mudah 6 0,76 Mudah
2 0,95 Mudah 7 0,78 Mudah
3 0,83 Mudah 8 0,76 Mudah
4 0,85 Mudah 9 0,61 Sedang
5 0,85 Mudah 10 0,56 Sedang
Harga tingkat kesukaran yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan sebagai berikut: soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar; soal
dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang; soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Depdiknas, 2008: 9. Hasil analisis tingkat kesukaran soal
metamtika menunjukkan bahwa terdapat 8 soal yang termasuk dalam kategori soal mudah dan 2 soal yang masuk dalam kategori soal sulit.
81
4.2.1.4 Uji Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang
kurang pandai berkemampuan rendah. Sebelum perhitungan kelompok siswa dibagi dua sesuai jumlah skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi
kelompok atas dan kelompok bawah Lampiran 35. Pengujian daya beda diperoleh dari hasil perhitungan selisih antara rata-rata skor pada kelompok atas
dengan rata-rata skor pada kelompok bawah dibagi skor maksimum butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.10 Daya Pembeda Soal
No. Soal X
X Skor
Maksimum DP Kriteria
1 5,00 3,96 5 0,21
Diperbaiki 2 3,96
3,63 4 0,07 Dibuang
3 4,92 3,42 5 0,30
Diterima tetapi perlu diperbaiki
4 4,83 3,71 5 0,23
Diperbaiki 5 3,75
3,08 4 0,13 Dibuang
6 4,50 3,08 5 0,28
Diperbaiki 7 4,96
2,88 5 0,42 Diterima
baik 8 4,83
2,75 5 0,42 Diterima
baik 9 3,67
2,46 5 0,24 Diperbaiki
10 3,46 2,17 5 0,26
diperbaiki
Harga daya pembeda yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan sebagai berikut: 0,00 – 0,19: soal tidak dipakaidibuang; 0,20 – 0,29:
soal diperbaiki; 0,30 – 0,39: soal diterima tetapi perlu diperbaiki; 0,40 – 1,00: soal diterima baik Crocker dan Algina dalam Depdiknas, 2008: 12. Dari tabel diatas
dapat dilihat terdapat 2 soal dengan kategori diterima baik, 4 soal dengan kategori
82 diterima tetapi perlu diperbaiki, 2 soal dengan kategori diperbaiki dan 2 soal
dengan kategori tidak dipakai atau dibuang. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen harus minimal termasuk dalam kategori diperbaiki. Butir soal yang
dapat digunakan sebagai instrumen yaitu butir soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, dan 10.
4.3 Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjelaskan kumpulan data berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian merupakan rekap data dari motivasi
belajar siswa dan hasil belajar siswa selama penelitian berlangsung. Deskripsi data hasil penelitian dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
4.3.1 Motivasi Awal Belajar Matematika Siswa
Penilaian motivasi awal belajar matematika siswa dinilai berdasarkan instrumen angket motivasi Lampiran 24 dengan menggunakan penggabungan
indikator motivasi belajar siswa yang disampaikan oleh Iskandarwassid, Asrori, dan Hamzah B. Uno. Butir-butir angket yang digunakan untuk mengetahui
motivasi belajar awal matematika siswa pada kelas eksperimen dan kontrol merupakan butir angket yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Hasil
penilaian dari skor motivasi belajar awal siswa diambil dari rata-rata nilai jumlah skor motivasi belajar siswa dibagi jumlah skor maksimal dikalikan 100. Hasil
motivasi belajar matematika sebelum penelitian yang didapatkan di kelas eksperimen yaitu nilai rata-rata kelas adalah 82,93; nilai tertinggi 96,55; dan nilai
terendah adalah 68,10 Lampiran 41. Dari data tersebut dapat dibuat tabel
d r
S b
d
S k
distribusi fr rumus sturge
Tabel 4.11
Selain dalam belajar mate
diagram seb
Gambar Sementara it
kelas kontro
Jl h
S i
rekuensi den es sebagai b
Distribusi F pada Kelas
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
m bentuk tab ematika sisw
agai berikut
r 4.1 Diagram Kelas E
tu, hasil mo ol yaitu den
2 4
6 8
10
Jum la
h Si
swa
Peroleh
ngan dasar erikut.
Frekuensi Ni Eksperimen
Kelas Inter 68,10 – 73
73,10 – 78 78,10 – 83
83,10 – 88 88,10 – 93
93,10 – 98 Jumlah
bel distribusi wa pada kela
:
m Perolehan Eksperimen
tivasi belaja gan nilai ra
2 4
6
N
han Nilai Mot Ke
pengelompo
ilai Motivasi n
rval 3,09
8,09 3,09
8,09 3,09
8,09
i frekuensi, as eksperime
n Nilai Motiv ar matematik
ata-rata kelas
8 3
Nilai
tivasi Awal B las Eksperim
okan kelas
i Awal Belaj
Frekuensi 2
4 6
8 3
2 25
data peroleh en juga dapa
vasi Awal B ka sebelum d
s 82,22; nila
2
Belajar Matem en
interval me
jar Matemati
f
han nilai mo at dibuat dal
elajar Matem dilakukan pe
ai tertinggi
matika
68,10 – 73,09 73,10 – 78,09
78,10 – 83,09 83,10 – 88,09
88,10 – 93,09 93,10 – 98,09
83 nggunakan
ika Siswa
tivasi awal lam bentuk
matika enelitian di
91,38; dan
n t
m
S b
d nilai terenda
tabel distrib menggunaka
Tabel 4
Selain dalam belajar mate
diagram seb
Gambar
Jl h
S i
ahnya adala busi frekuen
an rumus stu 4.12 Distribu
pada Kel
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
m bentuk tab ematika sisw
agai berikut
r 4.2 Diagram Kelas K
2 4
6 8
10
Jum la
h Si
swa
Peroleh
ah 66,38 La nsi dengan d
urges sebaga usi Frekuensi
las Kontrol
Kelas Inter 66,38 – 70
71,38 – 76 76,38 – 81
81,38 – 86 86,38– 91
91,38– 96 Jumlah
bel distribusi wa pada ke
:
m Perolehan Kontrol
2 4
3
N
han Nilai Mot K
ampiran 42 dasar penge
ai berikut. i Nilai Motiv
rval 0,37
6,37 ,37
6,37 ,37
,37
i frekuensi, elas kontrol
n Nilai Motiv
5 8
Nilai
tivasi Awal B Kelas Kontrol
. Dari data elompokan k
vasi Awal B
Frekuensi 2
4 3
5 8
2 24
data peroleh juga dapat
vasi Awal B
2
Belajar Matem l
tersebut da kelas interva
elajar Matem
f
han nilai mo dibuat dala
elajar Matem
matika
66,38 – 70,37 71,38 – 76,37
76,38 – 81,37 81,38 – 86,37
86,38– 91,37 91,38– 96,37
84 apat dibuat
al dihitung
matika
tivasi awal am bentuk
matika
4
k m
d k
t d
m Tabel 4
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
Gambar 4.3
4.3.2 Nilai
Data kedua samp
merupakan disajikan da
kelas ekspe terendah ad
distribusi f menggunaka
4.13 Perband Kelas E
. Krite Jumlah si
Skor rata- Median
Skor mini Skrol mak
Rentang
3 Diagram Pe antara Kela
i UTS Gena
awal dari p pel memilik
data nilai U lam bentuk
erimen yaitu dalah 38,00
frekuensi d an rumus stu
60 65
70 75
80 85
dingan Nilai Eksperimen d
eria Data iswa
-rata imal
ksimal
erbandingan as Eksperime
ap Matemat
penelitian in ki kemampu
UTS siswa k tabel distrib
u nilai rata- Lampiran
engan dasa urges sebaga
82.93
Kelas Eksperimen
Motivasi Aw dan Kelas Ko
Kelas Eks 25
82, 83,
68, 96,
28,
n Rata-rata M en dan Kelas
tika Data A
ni dianalisis uan awal ya
kelas IVA da busi frekuens
-rata 71,88; 43. Dari
ar pengelom ai berikut.
82.22
n Kelas Kontr
wal Belajar M ontrol
sperimen 5
93 62
10 55
45
Motivasi Aw
s Kontrol Awal
dengan tuju ang sama at
an IVB SD si. Hasil UT
; nilai tertin data terseb
mpokan ke
rol
Matematika
Kelas Kontro 24
82,22 82,33
66,38 91,38
25
al Belajar M
uan untuk m tau tidak. B
Negeri Lan S Matematik
nggi 96,00; but dapat di
las interval 85
Siswa
ol
Matematika
mengetahui Berikut ini
nggen yang ka siswa di
dan nilai ibuat tabel
l dihitung
S p
S r
4 p
b Tabel 4.
Selain dalam pada kelas e
Sementara it rata-rata kela
44. Dari d pengelompo
berikut.
Jl h
S i
.14 Distribus
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
m bentuk tab eksperimen ju
Gambar 4.
tu, perolehan as 70,54; nil
data tersebu okan kelas
2 4
6 8
Jum la
h Si
sw a
si Frekuensi
Kelas Inter 38 – 47
48 – 57 58 – 67
68 – 77 78 – 87
88 – 97 Jumlah
bel distribus uga dapat di
.4 Diagram P pada Kela
n nilai UTS lai tertinggi
ut dapat dib interval dih
2
Perolehan N Kel
Nilai Hasil
rval 7
7 7
7 7
7
si frekuensi, ibuat dalam b
Perolehan N as Eksperime
matematika 98; dan nilai
buat tabel d hitung meng
7 7
4
Nilai
Nilai UTS M las Eksperime
UTS Siswa
Frekuensi 2
7 7
4 5
25
, perolehan bentuk diagr
ilai UTS Ma en
di kelas kon i terendahny
distribusi fre ggunakan ru
4 5
atematika en
Kelas Ekspe
f
nilai UTS m ram sebagai
atematika
ntrol yaitu d ya adalah 48
ekuensi den umus sturge
38 – 47 48 – 57
58 – 67 68 – 77
78 – 87
86 erimen
matematika berikut:
engan nilai Lampiran
ngan dasar es sebagai
S p
Tabel
Selain dalam pada kelas k
Gambar 4
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
Jl h
S i
4.15 Distrib
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
m bentuk tab kontrol juga d
4.5 Diagram Tabel 4.16
. Krite Jumlah si
Skor rata- Median
Skor mini Skrol mak
Rentang
1 2
3 4
5 6
7
J um
la h
Si swa
Perol
busi Frekuen
Kelas Inter 48 – 56
57 – 65 66 – 74
75– 83 84– 92
93– 100 Jumlah
bel distribus dapat dibuat
m Perolehan N 6 Perbanding
Kelas Eksp
eria Data iswa
-rata imal
ksimal
5 5
ehan Nilai UT
nsi Nilai Has
rval 6
5 4
si frekuensi, t dalam bentu
Nilai UTS M gan Nilai UT
perimen dan
Kelas Eks 25
71, 68,
38, 96,
58,
4 6
2
Nilai
TS Matematik
sil UTS Sisw
Frekuensi 5
5 4
6 2
2 24
, perolehan uk diagram
Matematika S TS Matemati
Kelas Kontr
sperimen 5
88 00
00 00
00
2 2
ka Kelas Kon
wa Kelas Kon
f
nilai UTS m sebagai beri
Siswa Kelas ika Siswa
rol
Kelas Kontro 24
70,54 68
98 91,38
50 ntrol
48 – 56 57 – 65
66 – 74 75– 83
84– 92 93– 100
87 ntrol
matematika ikut:
Kontrol
ol
4
M b
m b
b p
e o
s
e k
Gamb
4.3.3 Moti
Motivasi be belajar mate
motivasi bel butir angket
belajar mat pilihan gand
eksperimen orang. Dari
simpangan b Lampiran
eksperimen kelas interva
bar 4.6 Diag antar
ivasi Belaja
elajar matem ematika sisw
lajar matema t yang suda
ematika sis da sebanyak
yang meng hasil penilai
baku 5,47; n 45. Data
dapat dibua al dihitung m
50 55
60 65
70 75
gram Perband ra Kelas Eks
ar Matemati
matika sisw wa yang diuj
atika siswa p ah teruji va
swa tersebut k 29 butir
ikuti penilai ian tersebut
ilai tertinggi nilai motiv
at tabel distri menggunakan
71.88
Kelas Eksperimen
dingan Nilai perimen dan
ika Siswa
wa diperoleh ikan. Angke
pada kelas e aliditas dan
t merupaka dengan 4
ian motivas didapatkan
i adalah 94,8 vasi belajar
ibusi frekuen n rumus stur
70.54
n Kelas Kontr
i Rata-rata U n Kelas Kont
h dari penil et yang digu
eksperimen d reliabilitasn
an angket te pilihan jaw
i belajar ma nilai rata-ra
83; dan nilai r matematik
nsi dengan d rges sebagai
rol
UTS Matema
trol
laian angke unakan untuk
dan kontrol m nya. Angke
ertutup dala waban. Sisw
atematika se ata kelas sebe
i terendah ad ka siswa p
dasar pengel berikut :
88
atika
et motivasi k penilaian
merupakan et motivasi
am bentuk a di kelas
ejumlah 25 esar 86,83;
dalah 73,28 pada kelas
lompokkan
S m
s
m n
n Tabe
Selain dalam matematika
sebagai berik
Gam
Pada matematika,
nilai tertingg nilai motiva
Jl h
S i
el 4.17 Distr pada
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
m bentuk ta siswa pada
kut:
mbar 4.7 Diag Kela
a kelas kontr , diperoleh n
gi adalah 93 asi belajar m
2 4
6 8
10
J um
la h
Si swa
Pero
ribusi Frekue a Kelas Eksp
Kelas Inter 74,14 – 77
77,64 – 81 81,14 – 84
84,64 – 87 88,14 – 91
91,64 – 95 Jumlah
abel distribu kelas eksper
gram Peroleh as Eksperime
ol dari 24 si nilai rata-rat
3,97; dan nil matematika
1 3
1
N
olehan Nilai M Kel
ensi Nilai M perimen
rval 7,63
,13 4,63
7,13 ,63
5,13
usi frekuensi rimen juga d
han Nilai M en
swa yang m ta kelas sebe
lai terendah siswa pada
8 5
Nilai
Motivasi Bela las Eksperime
otivasi Belaj
Frekuensi 1
3 1
8 5
7 25
i, perolehan dapat dibuat
Motivasi Belaj
mengikuti pen esar 82,33;
adalah 60,3 kelas kont
7
ajar Matemati en
jar Matemat
f
nilai motiv dalam bentu
ajar Matemat
nilaian motiv simpangan
4 Lampiran trol dapat d
ika
74,14 – 77,63 77,64 – 81,13
81,14 – 84,63 84,64 – 87,13
88,14 – 91,63 91,64 – 95,13
89 tika
vasi belajar uk diagram
tika
vasi belajar baku 9,19;
n 46. Data ibuat tabel
d r
S m
s distribusi fr
rumus sturge Tabe
Selain dalam matematika
sebagai berik
Gam
Jum lah
Siswa
ekuensi den es sebagai b
el 4.18 Distr pada
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
m bentuk ta siswa pada
kut:
mbar 4.8 Diag Kela
2 4
6 8
10
Jum lah
Si swa
Perole ngan dasar p
erikut: ribusi Frekue
a Kelas Kont
Kelas Inter 60,34 – 66
66,34 – 72 72,34 – 78
78,34 – 84 84,34 – 90
90,34 – 96 Jumlah
abel distribu a kelas kont
gram Peroleh as Kontrol
3 2
N
ehan Nilai M Ke
pengelompok
ensi Nilai M trol
rval 6,33
2,33 8,33
4,33 0,33
6,33
usi frekuensi trol juga dap
han Nilai M
6 9
Nilai
Motivasi Bela elas Kontrol
kkan kelas
otivasi Belaj
Frekuensi 3
2 6
9 4
24
i, perolehan pat dibuat d
Motivasi Belaj
4
ajar Matemat l
6 6
7 7
9
interval me
jar Matemat
f
nilai motiv dalam bentu
ajar Matemat tika
60,34 – 66,33 66,34 – 72,33
72,34 – 78,33 78,34 – 84,33
84,34 – 90,33 90,34 – 96,33
90 nggunakan
tika
vasi belajar uk diagram
tika
4
y k
d S
h s
Tabe
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
Gambar
4.3.4 Hasi
Hasil yang diujika
kontrol meru dan daya be
Siswa di ke hasil tes fo
simpangan Lampiran 4
el 4.19 Perb Kela
. Krite Jumlah si
Skor rata- Median
Skor mini Skrol mak
Rentang
4.9 Diagram antara K
il Belajar M
l belajar ma an. Soal yang
upakan soal edanya. Soa
las eksperim ormatif dida
baku 12,27 47. Data ni
80 82
84 86
88
andingan Ni as Eksperime
eria Data iswa
-rata imal
ksimal
m Perbanding Kelas Eksper
Matematika
atematika sis g digunakan
yang sudah al tes forma
men yang m apatkan nila
7; nilai terti lai hasil tes
86.8
Kelas Eksp
ilai Motivasi en dan Kelas
Kelas Eks 25
86, 87,
73, 94,
21,
gan Rata-rat rimen dan K
Siswa
swa diperole n untuk tes fo
h teruji valid atif terdiri d
engikuti tes ai rata-rata
inggi 100; formatif pa
3
perimen K
i Belajar Ma s Kontrol
sperimen 5
83 93
28 83
55
ta Motivasi B
Kontrol
eh dari peni ormatif pada
ditas, reliabil dari 8 soal d
formatif sej kelas ekspe
dan nilai t ada kelas ek
82.33 Kelas Kontrol
atematika Sis
Kelas Kontro 24
82,33 84,91
60,34 93,97
33,62
Belajar Mate
ilaian soal te a kelas ekspe
litas, tingkat dengan bent
ejumlah 25 s erimen sebe
erendah ada ksperimen da
91 swa
ol
ematika
es formatif erimen dan
t kesukaran tuk uraian.
siswa. Dari esar 88,10;
alah 52,50 apat dibuat
t m
S m
s
n n
tabel distri menggunaka
Tabel
Selain dalam matematika
sebagai berik
Gam
Pada nilai rata-rat
nilai terenda
2 4
6 8
10 12
14
Jum lah S
isw a
ibusi freku an rumus stu
4.20 Distrib
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
m bentuk t pada kelas
kut:
mbar 4.10 D K
a kelas kontr ta kelas sebe
ah adalah 50
Perolehan N
uensi denga urges sebaga
busi Frekuen
Kelas Inter 52,50 – 60
60,50 – 68 68,50 – 76
76,50 – 84 84,50 – 92
92,50 – 100 Jumlah
tabel distrib s eksperime
Diagram Pero Kelas Eksperi
rol dari 24 esar 79,48; s
0,00 Lampir
Nilai
Nilai Tes Form Kelas Eksper
an dasar ai berikut:
nsi Nilai Tes
rval 0,49
8,49 6,49
4,49 2,49
0,49
busi frekuen n juga dap
olehan Nilai imen
siswa yang simpangan b
ran 48. Data
matif Matema rimen
pengelompo
s Formatif K
Frekuensi
2 -
1 3
6 13
25
nsi, peroleh at dibuat d
Tes Formati
mengikuti t baku 16,32; n
a nilai hasil
atika
52,50 – 60, 60,50 – 68,
68,50 – 76, 76,50 – 84,
84,50 – 92, 92,50 – 100
okkan kela
Kelas Eksperi
f
han nilai te dalam bentu
if Matematik
tes formatif nilai tertingg
tes formatif
,49 ,49
,49 ,49
,49 0,49
92 s interval
imen
es formatif uk diagram
ka
f, diperoleh gi 100; dan
f pada kelas
k k
S m
b kontrol dapa
kelas interva Tab
Selain dalam matematika
berikut:
Gamba
Jum lah
Siswa
at dibuat tab al mengguna
bel 4.21 Distr
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
m bentuk t pada kelas
ar 4.11 Diag pada
1 2
3 4
5 6
7
Jum lah
Sisw a
Per
bel distribus akan rumus s
ribusi Freku
Kelas Inter 50,00 – 58
59,00 – 67 68,00 – 76
77,00– 85 86,00– 94
95,00– 104 Jumlah
tabel distrib kontrol juga
gram Peroleh a Kelas Kont
Ni
rolehan Nilai K
si frekuensin sturges sebag
uensi Nilai T
rval 8,99
7,99 6,99
,99 ,99
4,99
busi frekuen a dapat dibu
han Nilai Tes trol
ilai
Tes Formatif Kelas Kontrol
nya dengan gai berikut:
Tes Formatif
Frekuensi 4
3 2
6 3
6 24
nsi, peroleh uat dalam be
s Formatif M
f Matematika
5 5
6 7
8 9
dasar penge
Kelas Kontr
f
han nilai te entuk diagra
Matematika S
a
50,00 – 58,99 59,00 – 67,99
68,00 – 76,99 77,00– 85,99
86,00– 94,99 95,00– 104,99
93 elompokan
rol
es formatif am sebagai
Siswa
4
p i
b m
Ta
No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
Gambar 4
4.4 Uji
Sebe prasyarat pa
ini meliputi belajar mate
motivasi dan abel 4.22 Per
Kel
. Krite Jumlah si
Skor rata- Median
Skor mini Skor mak
Rentang
.12 Diagram antara K
Prasyarat
elum dilaku ada data yan
uji normali ematika sisw
n hasil belaja
74 76
78 80
82 84
86 88
90
rbandingan N las Eksperim
eria Data iswa
-rata imal
ksimal
m Perbanding Kelas Eksper
t Analisis
ukan analisi ng telah dipe
itas, homog wa. Berikut m
ar matematik
88. 4
6 8
2 4
6 8
Kelas Eksp
Nilai Tes For men dan Kela
Kelas Eks 25
88, 92,
52, 100
47,
gan Rata-rata rimen dan K
is akhir m eroleh. Uji p
enitas dan u merupakan
ka siswa di k
1
perimen Ke
rmatif Matem as Kontrol
sperimen 5
10 50
50 0,00
50
a Nilai Tes F Kontrol
maka perlu prasyarat an
uji t pada d penjelasan d
kelas eksperi
79.48 elas Kontrol
matika Sisw
Kelas Kontro 24
79,48 81,88
50,00 100
50,00
Formatif Ma
dilakukan alisis dalam
ata motivas dari hasil uj
imen dan ko 94
wa
ol
atematika
pengujian m penelitian
i dan hasil i prasyarat
ontrol.
95
4.4.1 Data sebelum Eksperimen
Terdapat beberapa analisis data sebelum eksperimen, diantaranya analisis uji normalitas, analisis uji homogenitas, dan analisis kesamaan rata-rata. Data
sebelum eksperimen terdiri atas data motivasi awal dan nilai UTS matematika siswa.
4.4.1.1 Data Motivasi Awal Belajar Matematika Siswa
Analisis data yang akan dilakukan terhadap data motivasi awal belajar matematika siswa yaitu analisis uji normalitas, analisis uji homogenitas, dan
analisis kesamaan rata-rata. 4.4.1.1.1
Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Awal Uji normalitas pada data motivasi awal digunakan untuk mengetahui
kondisi data berdistribusi normal atau tidak. Berikut ini merupakan hasil analisis uji normalitas data motivasi siswa sebelum penelitian.
1 Hipotesis uji
Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
2 Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05. 3
Statistik Uji Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas nilai UTS genap
adalah menggunakan metode Liliefors atau Kolmogorof-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
96 4
Kriteria Keputusan Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika Significance Kolmogorov- Smirnov = 0,05, atau Ho ditolak jika Significance Kolmogorov-Smirnov =
0,05. 5
Hitungan Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan dari program SPSS versi 20.
Berikut ini merupakan output hasil analisis uji normalitas data awal yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 20.
Tabel 4.23 Normalitas Data Motivasi Awal Belajar Matematika Siswa
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic Df
Sig. Nilai
Eksperimen ,092
25 ,200
,988 25
,986 Kontrol
,167 24
,082 ,926
24 ,078
. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
6 Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kelas eksperimen tertera pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200,
sedangkan pada kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,082. Data dinyatakan berditribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka dari output
normalitas data motivasi awal belajar matematika siswa, sampel kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal karena nilai signifikansi keduanya lebih dari 0,05.
97 4.4.1.1.2
Hasil Uji Homogenitas Data Motivasi Awal Pada pengujian homogenitas data motivasi awal belajar matematika siswa
juga menggunakan program SPSS versi 20. Berikut ini merupakan hasil analisis uji homogenitas data motivasi belajar matematika siswa sebelum penelitian.
1 Hipotesis Uji
Ho = tidak terdapat perbedaaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
σ = σ . Ha = terdapat perbedaaan varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol σ ≠ σ .
Keterangan: σ = varians kelas eksperimen
σ = varians kelas kontrol 2
Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
3 Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas nilai motivasi awal belajar matematika yaitu menggunakan metode levene’s test dengan bantuan
aplikasi SPSS 20. 4
Kriteria Keputusan Kriteria pengujian jika F
hitung
≥ F
tabel
, maka tidak homogen dan jika F
hitung
≤ F
tabel
, maka data dapat dinyatakan homogen Riduwan 2010: 186. Kriteria lain yang bisa digunakan pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas
adalah Ho diterima jika Significance Levene’s test for Equality of Variance
98 kurang dari
= 0,05, atau Ho ditolak jika Significance Levene’s test for Equality of Variance lebih dari = 0,05.
5 Hitungan
Perhitungan homogenitas dari data motivasi awal belajar matematika siswa tertera pada output tabel di bawah ini.
Tabel 4.24 Homogenitas Data Hasil Motivasi Awal Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of Variances F
Sig. Nilai
Equal variances assumed ,020
,887 Equal variances not assumed
6 Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan Tabel 4.24 homogenitas data hasil motivasi awal belajar matematika siswa di atas, terlihat nilai signifikansi pada kolom Levene Test for
Equality of Variences sebesar 0,887. Signifikansi 0,887 telah lebih dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan homogen dan nilai F
hitung
0,020 F
tabel
4,043, maka dari uji homogenitas data motivasi awal belajar matematika siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan kedua kelas tersebut dinyatakan homogen.
4.4.1.1.3 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Motivasi Awal Belajar
Matematika Siswa Uji-t Untuk menguji kesamaaan rata-rata data motivasi awal belajar matematika
siswa maka perlu digunakan uji-t. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kesamaan rata-rata kelompok eksperimen dengan kelompok
99 kontrol. Pengujian akan menggunakan uji-t dengan dibantu program SPSS versi
20 menggunakan teknik independent-sample t test. Teknik tersebut digunakan dengan melihat asumsi bahwa data dalam penelitian ini berbentuk rasio dan
bentuk hipotesis komparatif 2 sampel independen. Menu yang digunakan adalah analyze-compare dilanjutkan independent-sample t-test. Berikut ini merupakan
hasil analisis uji-t data motivasi belajar matematika siswa sebelum penelitian. 1
Hipotesis Uji Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai motivasi belajar matematika
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
1 2
. Ha = terdapat perbedaan rata-rata nilai motivasi belajar matematika antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol
1 2
. 2
Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
3 Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata nilai motivasi belajar matematika menggunakan uji-t dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
4 Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika p 0,05 atau Ho ditolak jika p
0,05. 5
Hitungan Hasil output SPSS 20 uji-t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada tabel dibawah ini.
100 Tabel 4.25 Independen Sampel Nilai Motivasi Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
Nilai Equal variances
assumed Equal variances
not assumed Levenes Test for
Equality of Variances F
,020 Sig.
,887
t-test for Equality of Means
T ,358 ,357
Df 47
46,419 Sig. 2-tailed
,722 ,722
Mean Difference ,70918
,70918 Std. Error Difference
1,98194 1,98484
95 Confidence Interval of the Difference
Lower -3,27796
-3,28512 Upper
4,69632 4,70349
6 Kesimpulan dan penafsiran
Berdasarkan output SPSS versi 20, pada Tabel 4.25 independen sampel nilai motivasi belajar matematika siswa sudah tertera di kolom t test for equality
of means nilai signifikansi uji-t = 0,722 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
o
diterima dan H
a
ditolak atau tidak terdapat perbedaan rata-rata antara hasil motivasi awal belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
4.4.1.2 Data Nilai UTS Matematika Siswa
Terdapat beberapa analisis data terhadap data nilai UTS matematika siswa, diantaranya analisis uji normalitas, analisis uji homogenitas, dan analisis
kesamaan rata-rata.
101 4.4.1.2.1
Hasil Uji Normalitas Data Nilai UTS Matematika Uji normalitas pada data nilai UTS matematika digunakan untuk
mengetahui kondisi data berdistribusi normal atau tidak. Berikut ini merupakan hasil analisis uji normalitas data nilai UTS matematika.
1 Hipotesis uji
Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
2 Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05. 3
Statistik Uji Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas nilai UTS
matematika adalah menggunakan metode liliefors atau Kolmogorof-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
4 Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika Significance Kolmogorov-
Smirnov = 0,05, atau Ho ditolak jika Significance Kolmogorov-Smirnov = 0,05.
5 Hitungan
Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan dari program SPSS versi 20. Berikut ini merupakan output hasil analisis uji normalitas data awal yang dihitung
menggunakan bantuan program SPSS versi 20.
102 Tabel 4.26 Normalitas Data Hasil UTS Matematika Siswa
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic Df
Sig. Nilai
Eksperimen ,118
25 ,200
,954 25
,301 Kontrol
,113 24
,200 ,958
24 ,392
. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
6 Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kelas eksperimen tertera pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200
sedangkan pada kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,200. Data dinyatakan berditribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka dari output
normalitas nilai UTS matematika siswa, sampel kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal karena nilai signifikansi keduanya telah lebih dari 0,05.
4.4.1.2.2 Hasil Uji Homogenitas Nilai UTS Matematika
Pada pengujian homogenitas nilai UTS matematika siswa juga menggunakan program SPSS versi 20. Berikut ini merupakan hasil analisis uji
homogenitas data nilai UTS matematika. 1
Hipotesis Uji Ho = tidak terdapat perbedaaan varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol σ = σ .
Ha = terdapat perbedaaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
σ ≠ σ .
103 Keterangan:
σ = varians kelas eksperimen σ = varians kelas kontrol
2 Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05. 3
Statistik Uji Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas nilai UTS genap
adalah menggunakan metode levene’s test dengan bantuan aplikasi SPSS 20. 4
Kriteria Keputusan Kriteria pengujian jika F
hitung
≥ F
tabel
, maka tidak homogen dan jika F
hitung
≤ F
tabel
, maka data dapat dinyatakan homogen Riduwan 2010: 186. Kriteria lain yang bisa digunakan pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas
adalah Ho diterima jika Significance Levene’s test for Equality of Variance kurang dari
= 0,05, atau Ho ditolak jika Significance Levene’s test for Equality of Variance lebih dari = 0,05.
5 Hitungan
Perhitungan homogenitas dari data nilai hasil UTS matematika siswa selama proses pembelajaran tertera pada output tabel di bawah ini.
Tabel 4.27 Homogenitas Data Hasil UTS Matematika Siswa
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of Variances F
Sig. Nilai
Equal variances assumed ,001
,972 Equal variances not assumed
104 6
Kesimpulan dan Penafsiran Berdasarkan ouput Tabel 4.27 homogenitas data hasil UTS Matematika
Siswa di atas, terlihat nilai signifikansi pada kolom Levene Test for Equality of Variences sebesar 0,972. Signifikansi 0,972 telah lebih dari 0,05 sebagai syarat
data dikatakan homogen dan nilai F
hitung
0,001 F
tabel
4,043, maka dari uji homogenitas data nilai UTS matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut dinyatakan homogen. 4.4.1.2.3
Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Nilai UTS Matematika Siswa Uji-t
Untuk menguji kesamaaan rata-rata data nilai UTS matematika siswa maka perlu digunakan uji-t. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk
membandingkan kesamaan rata-rata kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian akan menggunakan uji-t dengan dibantu program SPSS versi
20 menggunakan teknik independent-sample t test. Teknik tersebut digunakan dengan melihat asumsi bahwa data dalam penelitian ini berbentuk rasio dan
bentuk hipotesis komparatif 2 sampel independen. Menu yang digunakan adalah analyze-compare dilanjutkan means- independent-sample t-test. Berikut ini
merupakan hasil analisis uji-t data sebelum penelitian. 1
Hipotesis Uji Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil UTS antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol
1 2
. Ha = terdapat perbedaan rata-rata hasil UTS antara kelas eksperimen dan
i kelas kontrol
1 2
.
105 Keterangan:
1
= rata-rata kelas eksperimen
2
= rata-rata kelas kontrol. 2
Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
3 Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata nilai UTS matematika adalah menggunakan uji-t dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
4 Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika p 0,05 atau Ho ditolak jika p
0,05. 5
Hitungan Hasil output SPSS 20 uji-t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada tabel dibawah ini. Tabel 4.28 Independen Sampel Hasil UTS Matematika Siswa
Independent Samples Test
Nilai Equal variances
assumed Equal variances not
assumed Levenes Test for Equality
of Variances F
,001 Sig.
,972
t-test for Equality of Means T ,308
,308 Df
47 46,994
Sig. 2-tailed ,760
,760 Mean Difference
1,33833 1,33833
Std. Error Difference 4,35170
4,34691 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower -7,41616
-7,40655 Upper
10,09282 10,08322
106 6
Kesimpulan dan penafsiran Berdasarkan output SPSS versi 20, pada Tabel 4.28 independen sampel tes
UTS matematika siswa sudah tertera di kolom t test for equality of means nilai signifikansi uji t = 0,760 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan
Ha ditolak atau tidak terdapat perbedaan rata-rata antara hasil UTS kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
4.4.2 Data setelah Ekperimen
Variabel bebas dalam penelitian ini tidak hanya hasil belajar matematika tetapi juga motivasi belajar matematika siswa. Oleh karena itu terdapat 2 data
setelah eksperimen yang akan dianalisis yaitu data motivasi dan hasil belajar matematika siswa.
4.4.2.1 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siswa
Terdapat beberapa analisis data motivasi belajar matematika siswa setelah eksperimen, diantaranya analisis uji normalitas, homogenitas, dan hipotesis akhir
uji t. Berikut ini merupakan hasil analisis data setelah eksperimen.
4.4.2.1.1 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan nilai skor motivasi siswa Lampiran 45 dan 46 diperoleh data bahwa rata-rata nilai motivasi belajar matematika siswa selama proses
pembelajaran pada kelas eksperimen sebesar 86,83 dan kelas kontrol 82,33. Pengujian normalitas pada data motivasi belajar matematika siswa melalui
langkah yang sama dengan pengujian normalitas dan homogenitas pada data sebelum eksperimen menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Berikut ini
hasil perhitungan normalitas data skor motivasi belajar matematika selama proses pembelajaran.
107 1
Hipotesis Uji Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. 2
Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
3 Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas motivasi belajar matematika adalah menggunakan metode liliefors atau Kolmogorof-Smirnov
dengan bantuan aplikasi SPSS 20. 4
Kriteria Keputusan Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika Significance Kolmogorov- Smirnov = 0,05, atau Ho ditolak jika Significance Kolmogorov-Smirnov =
0,05. 5
Hitungan Berikut ini merupakan output hasil analisis uji normalitas motivasi belajar
matematika siswa yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Tabel 4.29 Normalitas Data Motivasi Belajar Matematika Siswa
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
Df Sig. Statistic
Df Sig.
Nilai Eksperimen
,129 25
,200 ,938
25 ,130
Kontrol ,157
24 ,129
,873 24
,006 . This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
108 6
Kesimpulan dan Penafsiran Berdasarkan output SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen tertera pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200, sedangkan pada kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,129. Data dinyatakan
berditribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dari nilai signifikansi kedua kelas pada output normalitas data motivasi belajar matematika siswa, maka
sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan berdistribusi normal. 4.4.2.1.2
Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar Matematika Pada pengujian homogenitas nilai motivasi belajar matematika siswa juga
menggunakan program SPSS versi 20. Berikut ini merupakan hasil analisis uji homogenitas data motivasi belajar matematika siswa.
1 Hipotesis Uji
Ho = tidak terdapat perbedaaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
σ = σ . Ha = terdapat perbedaaan varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol σ ≠ σ .
Keterangan: σ = varians kelas eksperimen
σ = varians kelas kontrol 2
Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
109 3
Statistik Uji Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas nilai motivasi
belajar matematika siswa menggunakan metode levene’s test dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
4 Kriteria Keputusan
Kriteria pengujian jika F
hitung
≥ F
tabel
, maka tidak homogen dan jika F
hitung
≤ F
tabel
, maka data dapat dinyatakan homogen Riduwan 2010: 186. Kriteria lain yang bisa digunakan pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas
adalah Ho diterima jika Significance Levene’s test for Equality of Variance kurang dari
= 0,05, atau Ho ditolak jika Significance Levene’s test for Equality of Variance lebih dari = 0,05.
5 Hitungan
Perhitungan homogenitas dari data nilai motivasi belajar matematika siswa selama proses pembelajaran tertera pada output Tabel 4.30 berikut.
Tabel 4.30 Homogenitas Data Motivasi Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of Variances F
Sig. Nilai
Equal variances assumed 1,810
,185 Equal variances not assumed
6 Kesimpulan dan
Penafsiran Berdasarkan ouput Tabel 4.30 homogenitas data motivasi belajar
matematika siswa di atas, terlihat nilai signifikansi pada kolom Levene Test for Equality of Variences sebesar 0,185. Signifikansi 0,185 telah lebih dari 0,05
110 sebagai syarat data dikatakan homogen dan nilai F
hitung
1,810 F
tabel
4,073, maka dari uji homogenitas data motivasi belajar matematika siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan kedua kelas tersebut dinyatakan homogen.
4.4.2.1.3 Uji t Pengujian Hipotesis
Setelah data nilai motivasi belajar matematika siswa telah dinyatakan berdistribusi normal dan homogen langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis
akhir. Pengujian hipotesis akhir juga dibantu program SPSS versi 20. menggunakan teknik independent-sample t test. Teknik tersebut digunakan
dengan melihat asumsi bahwa data dalam penelitian ini berbentuk rasio dan bentuk hipotesis komparatif 2 sampel independen. Menu yang digunakan adalah
analyze-compare dilanjutkan means-independent-sample t-test. Di dalam uji pihak kanan berlaku ketentuan, jika t
hitung
≤ t
tabel,
maka Ho diterima atau Ha ditolak jika t
hitung
t
tabel
. 1
Hipotesis Uji Ho = Motivasi belajar siswa pada materi pecahan yang pembelajarannya
i menerapkan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading
i and Composition tidak lebih baik daripada yang menerapkan model
i pembelajaran konvensional
1 2
. Ha = Motivasi belajar siswa pada materi pecahan yang pembelajarannya
i menerapkan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading
i and Composition lebih baik daripada yang menerapkan model
i pembelajaran konvensional
1 2
.
111 Keterangan:
1
= motivasi belajar siswa kelas eksperimen
2
= motivasi belajar siswa kelas kontrol. 2
Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah a= 0,05.
3 Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis motivasi belajar matematika siswa adalah menggunakan uji-t dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
4 Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika t
hitung
≤ t
tabel
atau Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
. 5
Hitungan Hasil output SPSS 20 uji-t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada tabel dibawah ini. Tabel 4.31 Independen Sampel Motivasi Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
Nilai Equal variances
assumed Equal variances
not assumed Levenes Test for
Equality of Variances F
1,810 Sig.
,185
t-test for Equality of Means
T 2,030
2,013 Df
47 39,665
Sig. 2-tailed ,048
,051 Mean Difference
4,50130 4,50130
Std. Error Difference 2,21758
2,23575 95 Confidence Interval of
the Difference Lower
,04010 -,01852
Upper 8,96250
9,02112
112 Hasil output SPSS 20 uji-t menyatakan bahwa nilai t
hitung
sebesar 2,030 dapat dilihat di kolom t test for equality of means pada Tabel 4.31. Sementara itu, hasil
perhitungan secara manual menggunakan rumus uji t terhadap nilai motivasi belajar matematika sisiwa adalah sebesar 2,030 Lampiran 56.
Setelah nilai t
hitung
sudah diketahui maka langkah selanjutnya yaitu menentukan t
tabel
dengan mencari nilai signifikasi di tabel t pada α = 0,05 dengan
derajat kebebasan df = n
1
+n
2
-2 atau 25+24-2 = 47 n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen. Dengan pengujian 1 sisi signifikansi 0,05
hasil yang diperoleh untuk t
tabel
sebesar 1,678 hasil dapat dilihat pada tabel t. 6
Kesimpulan dan Penafsiran Dari perhitungan tersebut diperoleh 2,030 1,678 t
hitung
t
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau Motivasi belajar siswa
pada materi pecahan yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition lebih baik daripada yang
menerapkan model pembelajaran konvensional.
4.4.2.2 Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa
Terdapat beberapa analisis data hasil belajar matematika siswa setelah eksperimen, diantaranya analisis uji normalitas, analisis uji homogenitas, dan
analisis hipotesis akhir uji t. Berikut ini merupakan hasil analisis data setelah eksperimen.
4.4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa
Dari perhitungan data kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar matematika di kelas eksperimen
113 sebesar 88,10 dengan banyak data 25 dan kelas kontrol sebesar 79,47 dengan
banyak data 24. Berikut ini hasil perhitungan normalitas data skor akhir posttest hasil belajar matematika.
1 Hipotesis Uji
Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
2 Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05. 3
Statistik Uji Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas skor posttest hasil
belajar matematika adalah menggunakan metode liliefors atau Kolmogorof- Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
4 Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas yaitu Ho diterima jika Significance Kolmogorov-Smirnov
= 0,05, atau Ho ditolak jika Significance Kolmogorov-Smirnov = 0,05. 5
Hitungan Berikut ini merupakan output hasil analisis uji normalitas posttest hasil
belajar matematika siswa yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 20.
114 Tabel 4.32 Normalitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
Df Sig.
Statistic Df
Sig. Nilai
Eksperimen ,166
25 ,073
,824 25
,001 Kontrol
,130 24
,200 ,920
24 ,058
. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
6 Kesimpulan dan Penafsiran
Berdasarkan output SPSS di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kelas eksperimen tertera pada kolom Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,073,
sedangkan pada kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,200. Data dinyatakan berditribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka sampel kelas
eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan berdistribusi normal. 4.4.2.2.2
Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Matematika Pada pengujian homogenitas nilai hasil belajar matematika siswa juga
menggunakan program SPSS versi 20. Berikut ini merupakan hasil analisis uji homogenitas data motivasi belajar matematika siswa sebelum penelitian.
1 Hipotesis Uji
Ho = tidak terdapat perbedaaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
σ = σ . Ha = terdapat perbedaaan varians antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol σ ≠ σ .
Keterangan: σ = varians kelas eksperimen
115 σ = varians kelas kontrol
2 Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05. 3
Statistik Uji Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas nilai motivasi
belajar matematika siswa menggunakan metode levene’s test dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
4 Kriteria Keputusan
Kriteria pengujian jika F
hitung
≥ F
tabel
, maka tidak homogen dan jika F
hitung
≤ F
tabel
, maka data dapat dinyatakan homogen Riduwan 2010: 186. Kriteria lain yang bisa digunakan pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas
adalah Ho diterima jika Significance Levene’s test for Equality of Variance kurang dari
= 0,05, atau Ho ditolak jika Significance Levene’s test for Equality of Variance lebih dari = 0,05.
5 Hitungan
Perhitungan homogenitas dari data nilai hasil belajar matematika siswa selama proses pembelajaran tertera pada output Tabel 4.33 berikut.
Tabel 4.33 Homogenitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
Nilai Equal variances
assumed Equal variances
not assumed Levenes Test for Equality of
Variances F
3,380 Sig.
,072
116 6 Kesimpulan
dan Penafsiran
Berdasarkan ouput Tabel 4.33 homogenitas data hasil belajar matematika siswa di atas, terlihat nilai signifikansi pada kolom Levene Test for Equality of
Variences sebesar 0,072. Signifikansi 0,072 telah lebih dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan homogen dan nilai F
hitung
3,380 F
tabel
4,073, maka dari uji homogenitas data hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan kedua kelas tersebut dinyatakan homogen. 4.4.2.1.4
Uji t Pengujian Hipotesis Setelah data nilai hasil belajar matematika siswa telah dinyatakan
berdistribusi normal dan homogen langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis akhir. Pengujian hipotesis akhir juga dibantu program SPSS versi 20.
menggunakan teknik independent-sample t test. Teknik tersebut digunakan dengan melihat asumsi bahwa data dalam penelitian ini berbentuk rasio dan
bentuk hipotesis komparatif 2 sampel independen. Menu yang digunakan adalah analyze-compare dilanjutkan means- independent-sample t-test. Di dalam uji
pihak kanan berlaku ketentuan, jika t
hitung
≤ t
tabel,
maka Ho diterima atau Ha ditolak jika t
hitung
t
tabel
. 1
Hipotesis Uji Ho = Hasil belajar siswa pada materi pecahan yang pembelajarannya
a menerapkan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading
a and Composition tidak lebih baik daripada yang menerapkan
a model pembelajaran konvensional
1 2
.
117 Ha = Hasil belajar siswa pada materi pecahan yang pembelajarannya
menerapkan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition lebih baik daripada yang menerapkan model
pembelajaran konvensional
1 2
. Keterangan:
1
= hasil belajar siswa kelas eksperimen
2
= hasil belajar siswa kelas kontrol. 2
Taraf Signifikansi Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah = 0,05.
3 Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis motivasi belajar matematika siswa adalah menggunakan uji-t dengan bantuan program aplikasi
SPSS 20. 4
Kriteria Keputusan Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas adalah Ho diterima jika t
hitung
≤ t
tabel
atau Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
. 5
Hitungan Hasil output SPSS 20 uji-t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada Tabel 4.34 berikut.
118 Tabel 4.34 Independen Sampel Hasil Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
Nilai Equal variances
assumed Equal variances not
assumed Levenes Test for
Equality of Variances F
3,380 Sig.
,072
t-test for Equality of Means
T 2,095
2,083 Df
47 42,693
Sig. 2-tailed ,042
,043 Mean Difference
8,62083 8,62083
Std. Error Difference 4,11471
4,13858 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower ,34311
,27285 Upper
16,89856 16,96882
Hasil output SPSS 20 uji-t menyatakan bahwa nilai t
hitung
sebesar 2,095 dapat dilihat di kolom t test for equality of means pada Tabel 4.34. Sementara itu, hasil
perhitungan secara manual menggunakan rumus uji t terhadap nilai hasil belajar matematika sisiwa adalah sebesar 2,095 Lampiran 60.
Setelah nilai t
hitung
sudah diketahui maka langkah selanjutnya yaitu menentukan t
tabel
dengan mencari nilai signifikasi di tabel t pada a = 0,05 dengan derajat kebebasan df = n
1
+n
2
-2 atau 25+24-2 = 47 n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen. Dengan pengujian 1 sisi signifikansi 0,05
hasil yang diperoleh untuk t
tabel
sebesar 1,678 hasil dapat dilihat pada tabel t. 6 Kesimpulan
dan Penafsiran
Dari perhitungan tersebut diperoleh 2,095 1,678 t
hitung
t
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau hasil belajar siswa pada
119 materi pecahan yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran
Cooperatif Integrated Reading and Composition lebih baik daripada yang menerapkan model pembelajaran konvensional.
4.5 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan mengetahui keefektifan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition terhadap motivasi dan hasil
belajar pecahan pada siswa kelas IV di SD Negeri Langgen Kabupaten Tegal. Desain penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental Design yang diadopsi
dari True Eksperimental Design dengan bentuk Posttest-Only Control Design. Alasan pemilihan desain penelitian ini karena terdapat beberapa faktor yang tidak
dapat peneliti kendalikan, jika peneliti menggunakan True Eksperimental Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri
Langgen dan siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal tahun ajaran 20122013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan simple random sampling sampel acak sederhana. Ini dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen Sugiyono
2011: 122. Pengambilan sampel menggunakan teknik ini menghasilkan kelas IVA SD Negeri Langgen sebagai kelas eksperimen, kelas IVB SD Negeri
Langgen sebagai kelas kontrol, sementara kelas IVA dan IVB SD Negeri Pesayangan 01 sebagai kelas uji coba soal.
Peneliti memilih menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition dalam penelitian ini karena model pembelajaran CIRC
120 dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami maksud atau isi dari soal cerita.
Selan itu, model pembelajaran CIRC juga memiliki beberapa kelebihan yaitu 1 CIRC dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah, 2 dominasi guru dalam pembelajaran berkurang, 3 siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok, 4 para siswa
dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya, 5 membantu siswa yang lemah, dan 6 meningkatkan hasil belajar khususnya dalam
menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah. Tahap awal dari proses penelitian yaitu menyusun instrumen. Instrumen
pada penelitian berupa angket motivasi belajar matematika dan soal-soal tes. Angket motivasi digunakan untuk mengetahui motivasi belajar matematika siswa,
sedangkan soal-soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen angket motivasi terdiri dari 40 butir pernyataan angket tertutup dengan 4 pilihan
jawaban, sedangkan soal tes matematika berjumlah 10 soal berbentuk uraian. Instrumen angket motivasi dan soal tes sebelum diujicobakan, terlebih
dahulu diujikan validitas isinya oleh tim ahli, yaitu Dra. Noening Andrijati, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Ujiati, S.Pd.SD guru kelas IVA SD Negeri
Langgen. Setelah angket motivasi dan soal tes tersebut dinilai validitas isi dan tampangnya serta dinyatakan layak untuk diujicobakan, maka dilakukan uji coba
soal kepada siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri Pesayangan 01 pada tanggal 26 April 2013. Dari data hasil uji coba soal tes matematika kemudian dilakukan uji
validitas empiris, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal, dan analisis daya
121 pembeda soal. Sementara untuk hasil uji coba angket motivasi hanya dilakukan uji
validitas dan reliabilitasnya. Uji instrumen yang pertama dilakukan terhadap data hasil uji coba angket
motivasi yaitu uji validitas menggunakan rumus korelasi bivariate pearson dari Karl Pearson dengan bantuan program SPSS 20. Pengambilan keputusan uji
validitas dilakukan menggunakan batasan r
tabel
dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan r
tabel
dengan jumlah n = 44, yaitu sebesar 0,297 Priyatno 2010: 115. Artinya, apabila r
hitung
0,297 maka butir soal tersebut dianggap valid, sedangkan apabila r
hitung
0,297 maka butir soal tersebut dianggap tidak valid Priyatno 2010: 91. Dari perhitungan, diperoleh butir angket yang valid
sebanyak 29 butir dan yang tidak valid sebanyak 11 butir. Uji instrumen kedua yang dilakukan terhadap data hasil uji coba angket
motivasi yaitu uji reliabilitas. Butir angket yang diuji yaitu butir-butir angket yang valid. Untuk dapat mengetahui reliabilitas butir angket, peneliti menggunakan
rumus cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS 20. Setelah diketahui nilai r
11
kemudian diinterpretasikan dengan nilai r menurut Arikunto. Dari hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s alpha diperoleh nilai
r
hitung
sebesar 0,864. Apabila mengacu pada pendapat Arikunto, nilai 0,864 termasuk dalam realibilitas tinggi, sehingga semua butir angket motivasi yang
valid sebanyak 29 dinyatakan sudah reliabel. Setelah selesai melakukan pengujian instrumen terhadap angket motivasi,
selanjutnya peneliti melakukan pengujian instrumen terhadap soal tes matematika. Uji instrumen yang pertama dilakukan terhadap data uji coba soal matematika
122 yaitu uji validitas. Uji validitas menggunakan rumus korelasi bivariate pearson
dari Karl Pearson dengan bantuan program SPSS 20. Pengambilan keputusan uji validitas dilakukan menggunakan batasan r
tabel
dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan r
tabel
dengan jumlah n = 48, yaitu sebesar 0,284 Priyatno 2010: 115. Artinya, apabila r
hitung
0,284 maka butir soal tersebut dianggap valid, sedangkan apabila r
hitung
0,284 maka butir soal tersebut dianggap tidak valid Priyatno 2010: 91. Dari perhitungan, diperoleh bahwa semua butir soal
valid yaitu sebanyak 10 butir. Uji instrumen kedua yang dilakukan terhadap data hasil uji coba soal tes
matetika yaitu uji reliabilitas. Butir soal tes yang diuji yaitu butir soal yang valid. Untuk dapat mengetahui reliabilitas butir soal, peneliti menggunakan rumus
cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS 20. Dari hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s alpha diperoleh nilai r
hitung
sebesar 0,852. Apabila mengacu pada pendapat Arikunto, nilai 0,852 termasuk dalam
realibilitas tinggi, sehingga semua butir soal tes matematika yang valid dapat dinyatakan sudah reliabel.
Uji instrumen selanjutnya yaitu analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal matematika. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dilakukan
perhitungan dengan membandingan nilai rata-rata yang diperoleh dengan skor maksimal tiap butir soal. Hasil analisis tingkat kesukaran soal menunjukkan
bahwa terdapat 8 soal yang termasuk kategori soal mudah dan 2 soal yang termasuk dalam kategori soal sulit.
123 Pengujian daya beda diperoleh dari hasil perhitungan selisih antara rata-
rata skor pada kelompok atas dengan rata-rata skor pada kelompok bawah dibagi skor maksimum butir soal. Dari pengujian daya beda diperoleh hasil bahwa
terdapat 2 soal dengan kategori diterima baik, 4 soal dengan kategori diterima tetapi perlu diperbaiki, 2 soal dengan kategori diperbaiki dan 2 soal dengan
kategori tidak dipakai atau dibuang. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen harus minimal termasuk dalam kategori diperbaiki. Soal yang dapat digunakan
sebagai instrumen yaitu soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, dan 10. Setelah uji validitas, uji reliabilitas, analisis taraf kesukaran dan analisis
daya pembeda dilakukan, maka peneliti memutuskan semua soal yang memenuhi persyaratan akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Soal yang ditetapkan
sebagai instrumen penelitian telah memenuhi persyaratan instrumen yang baik yaitu valid, reliabel, memiliki daya beda serta memenuhi seluruh indikator
pembelajaran. Instrumen angket yang sudah ditetapkan, kemudian diujikan kepada siswa
kelas IV sebelum penelitian dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata hasil motivasi awal belajar matematika kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Dari analisis data awal diperoleh nilai rata-rata motivasi belajar matematika kelas eksperimen sebesar 82,93 dan nilai rata-rata kelas kontrol
sebesar 82,22. Berdasarkan data hasil uji t, tampak bahwa tidak ada perbedaan motivasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga kedua kelas
berada pada keadaan yang sama atau homogen. Selain menguji data awal motivasi, peneliti juga menganalisis data awal hasil belajar matematika siswa.
124 Data awal hasil belajar diperoleh dari nilai UTS matematika siswa semester
genap. Berdasarkan data hasil uji t, tampak bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga kedua kelas berada
pada keadaan yang relatif sama atau homogen. Proses selanjutnya yaitu kegiatan inti dari penelitian, yaitu proses
pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas kontrol menggunakan model konvensional dan pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran CIRC. Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen, ada beberapa tahap-tahap pembelajaran menggunakan model CIRC,
antara lain tahap persiapan pembelajaran, penyajian materi, kegiatan belajar kelompok, pemeriksaan terhadap kegiatan kelompok, tes individual, pemeriksaan
hasil tes, dan pemberian penghargaan kelompok. Pada tahap pemberian penghargaan kelompok pada kelas eksperimen, ada
tiga tingkatan penghargaan, yaitu kelompok super, kelompok hebat, dan kelompok baik. Predikat kelompok super diraih kelompok B, kelompok hebat
diraih kelompok H, dan kelompok baik diraih kelompok F. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa rata-rata nilai motivasi belajar siswa
kelas eksperimen sebesar 86,83 sedangkan rata-rata nilai motivasi belajar siswa kelas kontrol sebesar 82,33. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
matematika siswa dalam pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif tipe CIRC lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran di
kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Sementara itu, rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 88,10, sedangkan kelas kontrol
125 sebesar 79,48. Berdasarkan rata-rata nilai hasil belajar, terlihat bahwa rata-rata
nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Mengacu pada rata-rata nilai hasil belajar, menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih tinggi daripada yang menggunakan model konvensional.
Selanjutnya, dari data nilai motivasi belajar matematika siswa dilakukan uji prasyarat analisis data yang bertujuan menentukan rumus yang digunakan
untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis yang pertama, yaitu uji normalitas. Uji normalitas data ini menggunakan liliefors pada program SPSS 20 dan
diperoleh data nilai signifikansi pada kolom kolmogorov smirnov sebesar 0,200 pada kelas eksperimen dan 0,129 pada kelas kontrol. Hal ini berarti nilai
signifikansi pada kedua kelas tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga data dinyatakan berdistribusi normal. Uji prasyarat analisis selanjutnya yaitu uji
homogenitas. Uji homogenitas yang dilakukan dengan menggunakan independent sample t test dan diperoleh hasil yaitu dengan melihat nilai signifikansi pada
kolom equal variances assumed. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka data tersebut
dinyatakan homogen. Oleh karena berdasarkan hasil uji homogenitas data memiliki nilai signifikansi 0,185 telah lebih dari 0,05 sebagai syarat data
dikatakan homogen dan nilai F
hitung
1,810 F
tabel
4,073, maka dari uji homogenitas data motivasi belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat disimpulkan kedua kelas tersebut dinyatakan homogen. Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen maka metode yang
126 digunakan untuk pengujian hipotesis yaitu metode statistik parametris
menggunakan independent sample t test dengan bantuan program SPSS 20. Berdasarkan hasil penghitungan analisis statistik uji t baik secara manual
maupun menggunakan independent sample t test pada SPSS 20, diperoleh hasil t
hitung
t
tabel
, yaitu 2,030 1,678, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada materi pecahan yang
pembelajarannya menerapkan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition lebih baik daripada yang menerapkan model pembelajaran
konvensional. Terhadap data nilai hasil belajar siswa juga dilakukan uji prasyarat analisis
data sama seperti uji prasyarat analisis data yang dilakukan terhadap data nilai motivasi belajar matematika siswa untuk menentukan rumus yang digunakan
untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis yang pertama, yaitu uji normalitas. Uji normalitas data ini menggunakan liliefors pada program SPSS 20 dan
diperoleh data nilai signifikansi pada kolom kolmogorov smirnov sebesar 0,073 pada kelas eksperimen dan 0,200 pada kelas kontrol. Data dinyatakan berditribusi
normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan berdistribusi normal.
Uji prasyarat analisis selanjutnya yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas yang dilakukan dengan menggunakan independent sample t test dan diperoleh
hasil yaitu dengan melihat nilai signifikansi pada kolom equal variances assumed. Jika nilai signifikansi
≥ 0,05, maka data tersebut dinyatakan homogen. Oleh karena berdasarkan hasil uji homogenitas data memiliki nilai signifikansi 0,072
127 telah lebih dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan homogen dan nilai F
hitung
3,380 F
tabel
4,073, maka dari uji homogenitas data hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan kedua kelas
tersebut dinyatakan homogen. Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen maka metode yang digunakan untuk pengujian hipotesis yaitu metode
statistik parametris menggunakan independent sample t test dengan bantuan program SPSS 20.
Berdasarkan hasil penghitungan analisis statistik uji t baik secara manual maupun menggunakan independent sample t test pada SPSS 20, diperoleh hasil
t
hitung
t
tabel
, yaitu 2,095 1,678, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi pecahan yang
pembelajarannya menerapkan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition lebih baik daripada yang menerapkan model pembelajaran
konvensional. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan hasil
belajar siswa kelas IV pada materi pecahan yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition lebih baik
daripada yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Motivasi dan hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada di kelas kontrol. Jadi,
dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition efektif untuk meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa kelas IV pada pecahan di SD Negeri Langgen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
128 Dari berbagai keunggulan dan hasil uji hipotesis yang memuaskan dari
penerapan pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran CIRC, peneliti juga tidak lepas dari beberapa kendala dalam menerapkannya.
Kendala-kendala tersebut antara lain: 1 pada saat presentasi atau penyajian hasil pekerjaan kelompok, hanya beberapa siswa saja yang dapat tampil, 2
membutuhkan persiapan yang matang, karena guru sering lepas kendali apabila tidak dapat mengarahkan siswa dengan apa yang sudah direncanakan guru.
Setiap model, pendekatan maupun metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran
matematika dengan menerapkan model pembelajaran CIRC guru harus menguasai model pembelajaran ini. Selain menguasai model pembelajaran guru juga harus
mempersiapkan penggunaan media yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran di kelas.
129
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan