81
4.2.1.4 Uji Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang
kurang pandai berkemampuan rendah. Sebelum perhitungan kelompok siswa dibagi dua sesuai jumlah skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi
kelompok atas dan kelompok bawah Lampiran 35. Pengujian daya beda diperoleh dari hasil perhitungan selisih antara rata-rata skor pada kelompok atas
dengan rata-rata skor pada kelompok bawah dibagi skor maksimum butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.10 Daya Pembeda Soal
No. Soal X
X Skor
Maksimum DP Kriteria
1 5,00 3,96 5 0,21
Diperbaiki 2 3,96
3,63 4 0,07 Dibuang
3 4,92 3,42 5 0,30
Diterima tetapi perlu diperbaiki
4 4,83 3,71 5 0,23
Diperbaiki 5 3,75
3,08 4 0,13 Dibuang
6 4,50 3,08 5 0,28
Diperbaiki 7 4,96
2,88 5 0,42 Diterima
baik 8 4,83
2,75 5 0,42 Diterima
baik 9 3,67
2,46 5 0,24 Diperbaiki
10 3,46 2,17 5 0,26
diperbaiki
Harga daya pembeda yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan sebagai berikut: 0,00 – 0,19: soal tidak dipakaidibuang; 0,20 – 0,29:
soal diperbaiki; 0,30 – 0,39: soal diterima tetapi perlu diperbaiki; 0,40 – 1,00: soal diterima baik Crocker dan Algina dalam Depdiknas, 2008: 12. Dari tabel diatas
dapat dilihat terdapat 2 soal dengan kategori diterima baik, 4 soal dengan kategori
82 diterima tetapi perlu diperbaiki, 2 soal dengan kategori diperbaiki dan 2 soal
dengan kategori tidak dipakai atau dibuang. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen harus minimal termasuk dalam kategori diperbaiki. Butir soal yang
dapat digunakan sebagai instrumen yaitu butir soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, dan 10.
4.3 Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjelaskan kumpulan data berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian merupakan rekap data dari motivasi
belajar siswa dan hasil belajar siswa selama penelitian berlangsung. Deskripsi data hasil penelitian dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
4.3.1 Motivasi Awal Belajar Matematika Siswa
Penilaian motivasi awal belajar matematika siswa dinilai berdasarkan instrumen angket motivasi Lampiran 24 dengan menggunakan penggabungan
indikator motivasi belajar siswa yang disampaikan oleh Iskandarwassid, Asrori, dan Hamzah B. Uno. Butir-butir angket yang digunakan untuk mengetahui
motivasi belajar awal matematika siswa pada kelas eksperimen dan kontrol merupakan butir angket yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Hasil
penilaian dari skor motivasi belajar awal siswa diambil dari rata-rata nilai jumlah skor motivasi belajar siswa dibagi jumlah skor maksimal dikalikan 100. Hasil
motivasi belajar matematika sebelum penelitian yang didapatkan di kelas eksperimen yaitu nilai rata-rata kelas adalah 82,93; nilai tertinggi 96,55; dan nilai
terendah adalah 68,10 Lampiran 41. Dari data tersebut dapat dibuat tabel