Pada kutipan puisi 20 di atas memiliki fungsi referensial karena berpusat pada hal yang dibicarakan yaitu suasana di Paris sebelum dan pada saat
perang. Puisi di atas ditulis pada masa perang dunia. Penulis menggambarkan bahwa sebelumnya Paris adalah kota yang indah, tenang, damai, dan memiliki
kekuatan. Namun perang telah mengubah Paris menjadi kota yang tidak nyaman untuk ditinggali dan membuat resah, yang ditunjukkan pada kalimat Paris a froid
a faim ‘Paris kedinginan kelaparan’.
4. Fungsi Puitis Fonction Poétique
Menurut Peyroutet 2001 :136 « la fonction poétique correspond à la transformation du texte en message esthétique »
‘fungsi puitis berhubungan dengan perubahan teks biasa menjadi sebuah teks yang mengandung pesan estetik
atau berbahasa indah’. Menurut Peyroutet 1994: 6 « Centrée sur le message lui-même, elle
correspond à sa transformation en objet esthétique. C’est une fonction stylistique »
‘terpusat pada pesan itu sendiri, fungsi puitis berkaitan dengan perubahannya menjadi sebuah karya yang indah. Fungsi ini merupakan fungsi
gaya bahasa’. Fungsi puitis merupakan penggunaan bahasa demi keindahan itu sendiri
atau berkaitan dengan nilai sebuah pesan. Fungsi ini biasanya terdapat di dalam karya sastra untuk menunjukkan nilai rasa yang terkandung dalam karya sastra
tersebut. Berikut ini adalah contoh dari fungsi puitis yang terdapat pada petikan puisi di bawah ini.
21 Je viens de recervoir Mes papiers militaires
Pour Partir à la guerre Avant mercredi soir
‘Saya baru saja menerima Berkas-berkas kemiliteran saya
Untuk pergi berperang Sebelum rabu sore’.
Le Déserteur, Boris Vian : éd. Julliard 1955 dalam Campus 3 Méthode de français, 2003: 68
Kutipan puisi 21 di atas memiliki aspek kepuitisan yang ditunjukkan melalui sajak a b b a. Terdapat pengulangan bunyi semi-vokal [w] dan konsonan
[R] yang menjadikan puisi lebih indah ketika dibaca, walaupun dari segi makna memiliki makna denotatif.
5. Fungsi Fatis Fonction Phatique
Menurut Baylon 1994: 78 « la fonction phatique intervient quand un message cherche à établir, prolonger ou interrompre la communication …, à
vérifier si le circuit fonctionne, à attirer l’attention de l’interlocuteur ou à s’assurer qu’elle ne se rêlache pas » ‘fungsi fatis terjadi ketika sebuah pesan
digunakan untuk membangun, memperlama, atau menyela komunikasi …, memastikan jika alur komunikasi berfungsi dengan baik, untuk menarik perhatian
lawan bicara, atau meyakinkan bahwa komunikasi tidak mengendur’. Fungsi fatis menjadikan bahasa sebagai alat untuk mengadakan
komunikasi atau kontak dengan sesama manusia, yang berarti bahwa sebuah pesan dipusatkan pada hubungan contact. Kushartanti 2009: 54 mengatakan
bahwa “fungsi fatis mengutamakan tersambungnya atau terbukanya jalur tuturan”. Misalnya ketika seseorang mengatakan « Salut Ça va ? »
‘hai bagaimana
kabarmu?’ ketika akan memulai pembicaraan dengan seseorang lama tidak berjumpa. Contoh tersebut menunjukkan adanya usaha untuk menjaga
keberlangsungan komunikasi antara penutur dan mitra tutur.
6. Fungsi Metalinguistik Fonction Métalinguistique
Menurut Peyroutet 1994: 6 « centrée sur le code, elle correspond aux définitions, explications que le texte intègre. En somme, elle permet de définir un
mot par d’autre mot » ‘fungsi metalinguistik terpusat pada kode bahasa yang berhubungan dengan definisi dan penjelasan yang berpadu di dalam sebuah teks.
Jadi pada hakikatnya, fungsi metalinguistik memungkinkan sebuah definisi lain dari sebuah kata dengan menggunakan kata lain’.
Fungsi metalinguistik menjelaskan kode atau sandi yang digunakan yang memungkinkan pembicaraan mengenai bahasa di dalam bahasa itu sendiri.
Kushartanti 2009: 54 menyatakan bahwa “fungsi metalinguistik merupakan satu ungkapan yang berpusat pada makna atau batas
an istilah”. Peyroutet 2001: 136 memberikan keterangan tambahan yang
mengindikasikan adanya fungsi metalinguistik adalah « après ‘cest-à-dire’ ou des
mots equivalents, après le mot ‘définition’ » ‘setelah cest-à-dire atau kata-kata yang sepadan dan setelah kata définition
’. Contoh dari fungsi metalinguistik terdapat pada kalimat berikut ini : «
parlons de l’iris, en d’autres termes de cette plante de la famille des iridées à fleurs odorantes… ».