Identifikasi Masalah Batasan Masalah

Gaya bahasa adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk lisan atau tulisan KBBI, 2007: 340. Keraf 2008: 113 juga menyatakan bahwa gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa kepribadian pemakai bahasa. Dengan demikian dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara khas seseorang menggunakan bahasa untuk mengungkapkan gagasan dan emosinya sehingga dalam penggunaan bahasa tersebut menimbulkan konotasi dan nilai estetik tertentu.

2. Jenis-Jenis Gaya Bahasa

Gaya bahasa dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang, akan tetapi secara garis besar, tinjauan gaya bahasa dapat dibedakan menjadi dua yaitu : segi nonbahasa dan segi bahasa. Keduanya memiliki peran masing-masing di dalam kajian mengenai gaya bahasa. Untuk mengetahui gaya secara luas diperlukan tinjauan dari segi nonbahasa, namun untuk mengetahui kemampuan dan ketrampilan dari penggunaan gaya bahasa diperlukan tinjauan dari segi bahasa Keraf, 2008: 115. Penelitian ini akan menggunakan tinjauan gaya bahasa dari segi bahasanya karena subjek penelitian ini adalah lirik lagu bergaya bahasa yang mencakup penggunaan gaya bahasa di dalamnya. Gaya bahasa yang ditinjau dari segi bahasa dan unsur-unsur bahasa yang digunakan dapat dibedakan menjadi empat, yang salah satunya adalah gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Penelitian ini meninjau gaya bahasa berdasarkan langsung-tidaknya makna karena di dalam lirik lagu terkandung makna-makna yang diungkapkan secara tidak langsung oleh pengarangnya. Ketidaklangsungan makna yang dimaksud tersebut adalah penyimpangan bahasa secara evaluatif atau emotif dari bahasa biasa, baik dari segi 1 ejaan; 2 pembentukan kata; 3 konstruksi kalimat, kata, atau frasa; aplikasi sebuah istilah untuk memperoleh kejelasan, penekanan, atau sesuatu efek yang lain Keraf, 2008: 116. Gaya bahasa berdasarkan langsung-tidaknya makna dibagi menjadi dua, yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris adalah gaya bahasa yang memiliki makna yang dapat ditafsirkan berdasarkan nilai lahirnya dan masih memiliki unsur kelangsungan makna. Penyimpangan bahasa di dalamnya terdapat pada segi ejaan dan konstruksi kalimat, kata, atau frasa yang tidak biasa. Sedangkan gaya bahasa kiasan adalah gaya bahasa yang memiliki makna yang tidak dapat ditafsirkan berdasarkan nilai lahirnya saja dan memiliki unsur ketidaklangsungan makna. Penyimpangan bahasa di dalamnya terdapat pada makna kata yang tidak dapat diartikan secara lugas. Keraf, 2008: 129. Macam-macam gaya bahasa retoris menurut Keraf 2008: 130-136 adalah: aliterasi, asonansi, anastrof, apofasis, apostrof, asindenton, polisindenton, kiasmus, ellipsis, eufemismus, litotes, histeron proteron, pleonasme dan tautologi, periphrasis, prolepsis, erotesis, silepsis dan zeugma, koreksio, hiperbol, paradox, oksimoron. Kemudian macam-macam gaya bahasa kiasan menurut Keraf 2008: 136-145 adalah simile, metafora, alegori, personifikasi, alusi, eponim, epitet, sinekdok, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire, innuendo, antifrasis, pun atau paronomasia.