Instrumen Penelitian Metode dan Teknik Analisis Data
25 L’amour fait tout le sale boulot.
Jete les âmes pures dans les cachots. „Cinta melakukan semua perbuatan jahat.
Melemparkan jiwa-jiwa tanpa dosa ke dalam penjara‟.
Pada kutipan lirik lagu 25 di atas terdapat bentuk gaya bahasa personifikasi pada baris pertama dan kedua.
L’amour diartikan secara literal sebagai cinta dan merupakan n. m.
„nomina maskula‟ Soemargono, 2007: 35. Lazimnya nomina atau kata benda tidak dapat dikenai pekerjaan namun di sini
terdapat kata faire le sale boulot „melakukan pekerjaan jahat‟ dan jete les âmes
pures dans les cachots „melemparkan jiwa-jiwa tanpa dosa ke dalam penjara‟.
Jadi seolah-olah cinta dapat bertindak seperti manusia. Dengan menggunakan analisis komponensial, akan dilihat bahwa kutipan lirik lagu 25 bergaya bahasa
personifikasi.
Sèmes
Lexèmes S1
Humain „manusia‟
S2 Animé
„hidup‟ S3
Faire quelque chose
„melakukan bertindak sesuatu‟
L’amour „cinta‟ -
- -
L’homme „orang‟ +
+ +
Berdasarkan analisis komponensial di atas diketahui bahwa lexème l’amour „cinta‟ dibandingkan dengan lexème l’homme „orang‟ untuk mencari titik
kesamaan di antara keduanya. Lexème l’amour merupakan „hal yang
dibandingkan‟, sedangkan lexème l’homme merupakan „pembanding‟. Dari „pembanding‟ tersebut dapat ditentukan tiga sèmes yaitu humain „manusia‟, animé
„hidup, dan faire quelque chose „melakukanbertindak sesuatu‟. Kemudian
diperoleh hasil perbandingan bahwa lexème l’amour dan l’homme tidak memiliki
satuan-satuan minimal pembentuk makna yang sama. Jadi l’amour merupakan
benda mati dan bukan manusia, sedangkan l’homme „orang‟ merupakan manusia
dan hidup. Kemudian untuk mencapai tujuan kedua dari penelitian ini, yaitu untuk
mendeskripsikan fungsi gaya bahasa, digunakan metode padan referensial yang dibantu dengan komponen tutur PARLANT. Metode padan referensial adalah
metode yang memiliki alat penentu berupa kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referen bahasa Sudaryanto, 2015: 15-16.
Teknik dasar dalam metode padan adalah teknik Pilah Unsur Penentu, dan teknik lanjutnya adalah teknik Hubung Banding Menyamakan HBS. Teknik
PUP adalah cara analsisis data menggunakan alat penentu berupa mental yang didasari pengetahuan kebahasaan peneliti untuk memilah unsur satuan lingual
sebuah data, yang dalam metode ini daya pilah yang digunakan adalah “daya pilah referensial”. Setelah itu digunakan teknik lanjutan yaitu teknik HBS, dengan
mencari kesamaan di antara kedua hal yang dibandingkan Sudaryanto, 2015: 31- 32. Untuk mencari kesamaan tersebut unsur satuan lingual data dipadankan
dengan konteks yang ada dengan dibantu menggunakan komponen tutur PARLANT. Berikut adalah contoh analisis data dari lagu Parler à Mon Père dari
Céline Dion di dalam album Sans Attendre, untuk mendeskripsikan fungsi gaya bahasa dengan metode padan referensial dan dibantu dengan komponen tutur
PARLANT. 26 Je voudrais retrouvez mes traces.
Où est ma vie, où est ma place.
„Aku ingin menemukan kembali jejak-jejakku. Jejak hidup dan tempat asalku‟.
Penutur dalam lagu 26 adalah tokoh je „aku‟ P1. Bentuk pesan berupa
nyanyian dan isinya mengenai keinginan penutur untuk kembali ke asalnya A1. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan keinginan tokoh je
„aku‟ menemukan kembali jejak-jejak masa lampaunya R. Terdapat di dalam album Sans Attendre,
dirilis pada 2012 L. Tuturan disampaikan secara lisan dengan bahasa Prancis A2. Genre lagu merupakan genre lagu pop T.
Kemudian dengan teknik HBS komponen-komponen tersebut dipadankan dengan situasi yang ada. Berdasarkan komponen tutur yang telah
diuraikan di atas, diketahui bahwa Raison R dari lagu Parler à Mon Père adalah untuk mengungkapkan keinginan tokoh je
„aku‟ menemukan kembali jejak- jejaknya, dalam konteks ini adalah jejak-jejak masa lampaunya. Jadi dapat
dibuktikan bahwa kutipan lagu 24 menunjukkan adanya fungsi ekspresif.