7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan mengajar berhubungan satu sama lain, tetapi dalam prosesnya masing-masing berdiri sendiri. Saat mengajar dapat
mengarahkan pada belajar, hal ini biasanya dilakukan oleh guru kepada siswa. Menurut Djiwandono 2006, belajar didefinisikan
sebagai suatu proses yang menghasilkan suatu aktivitas baru atau mengubah suatu aktivitas dengan latihan dan pengalaman di sekolah,
laboratorium, atau di alam terbuka. Belajar membuat seseorang menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan. Dari belajar yang
terus menerus membuat seseorang memperoleh pengalaman, sehingga dapat bereksplorasi, menggali, dan menemukan pemahaman
pengetahuan dari belajar. Pada hakikatnya pengetahuan lahir dari fakta-fakta yang ada, sehingga fakta alami yang diperoleh berasal dari
alam, dimana alam terus mengalami perubahan dan seiring perubahan alam tersebut pengetahuan terus berkembang setiap zamannya.
Unsur-unsur belajar
merupakan faktor-faktor
indikator keberlangsungan proses belajar. Unsur-unsur belajar tersebut antara
lain: 1 tujuan belajar yang membentuk makna dan dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah dimiliki siswa, 2 proses belajar
merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian
baru dan akan berlangsung terus menerus selama belajar tersebut berlangsung, dan 3 hasil belajar yang dipengaruhi oleh pengalaman
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran
merupakan kegiatan
mengatur dan
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.
Faktanya dalam praktik pembelajaran, terdapat interaksi antara guru dengan siswa. Suyono dan Hariyanto 2011 berpendapat bahwa
pendekatan pembelajaran berbasis lingkungan berkembang maka definisi belajar juga menyesuaikan diri. Belajar secara umum dapat
dimaknai sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan
lingkungannya. Dalam
kaitannya dengan
hikmah pembelajaran yang merupakan pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman yang kemudian dikembangkan dan saling berbagi, sehingga memberikan keuntungan.
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru menggunakan berbagai macam pendekatan, salah satunya adalah pendekatan
kelompok. Pendekatan kelompok digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial peserta didik. Melalui pendekatan
kelompok, siswa diharapkan dapat memunculkan rasa sosial yang tinggi, siswa dibina untuk mengendalikan rasa egois diri masing-
masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan di kelas. Siswa juga dibiasakan bekerja sama dalam kelompok, sehingga dapat menyadari
bahwa dirinya terdapat kekurangan dan kelebihan. Persaingan yang
positif juga terjadi di dalam kelompok untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.
Menurut Djamarah dan Zain 2010, keakraban kelompok ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Perasaan diterima atau disukai teman-teman
2. Tarikan kelompok
3. Teknik pengelompokan oleh guru
4. Partisipasi atau keterlibatan dalam kelompok
5. Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara
mencapainya 6.
Struktur dan sifat-sifat kelompok. Sifat-sifat kelompok meliputi multi personalia dengan tingkatan keakraban, sistem interaksi,
organisasi, motif tertentu dan tujuan bersama, standar perilaku tertentu, dan kepribadian.
Menurut Mulyasa 2002, pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pretes, proses, dan postes.
Sedangkan tes adalah sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Tes menjadi salah satu cara untuk menaksir
besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Untuk
penjelasan mengenai pretes, proses, dan postes ialah sebagai berikut: 1.
Pretes Pretes memiliki fungsi penting dalam proses pembelajaran.
Fungsi tersebut adalah mengetahui kemampuan awal yang
dimiliki peserta didik dan mengetahui permasalahan siswa pada pelajaran yang akan diberikan.
2. Proses
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas jika seluruh atau sebagian besar peserta didik terlihat aktif, baik
fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. 3.
Postes Pada umumnya postes dilaksanakan pada akhir pembelajaran.
Fungsi postes adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang sudah ditentukan yang
dilihat dengan membandingkan hasil pretes dan postes dan mengetahui kompetensi yang belum dikuasai siswa, apabila
sebagian besar belum dikuasai maka perlu dilakukan pembelajaran kembali.
B. Motivasi Belajar