Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif

2. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif

Siswa memiliki tujuan yang ingin dicapai seperti hasil belajar yang baik, sehingga siswa akan berusaha melakukan apapun untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Jika hambatan muncul, maka siswa akan termotivasi untuk mengatasi hambatan tersebut dengan belajar terus menerus Kurt Lewin dalam Suyono dan Hriyanto, 2011. Hasil belajar aspek kognitif memiliki tujuan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, seperti kemampuan memecahkan suatu masalah. Menurut Bloom dalam Sanjaya 2010 aspek kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu pengetahuan kemampuan mengingat informasi yang sudah dipelajari, pemahaman mengingat, menjelaskan, dan menangkap makna suatu konsep, penerapan kemampuan mengaplikasikannya, analisis kemampuan menguraikan, sintesis kemampuan merumuskan tema, dan evaluasi kemampuan membuat penilaian. Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri seperti motivasi dan kemampuan siswa. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri atau lingkungan, seperti lingkungan sekolah atau belajar, orangtua, dan teman belajar. Metode pembelajaran yang digunakan turut mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Metode Teams Game Tournamen TGT yang digunakan merupakan pembelajaran kooperatif dengan melatih siswa saling berbagi pengetahuan dan saling berinteraksi dalam menyelesaikan suatu masalah, baik berupa tugas maupun tanggung jawab. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif dilihat dari hasil postes siklus I dan postes siklus II. Berikut ini diagram hasil belajar siswa aspek kognitif dari ketuntasan klasikal. Gambar 16. Grafik Ketuntasan Klasikal Aspek Kognitif Berdasarkan diagram hasil belajar ketuntasan klasikal di atas, diketahui bahwa hasil analisis postes siklus I terdapat 3,45 yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimum KKM, sehingga tidak mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang diharapakan sebesar 75. Sedangkan hasil belajar aspek kognitif postes siklus II mengalami peningkatan yang cukup besar dari siklus I yaitu 75,86 yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimum KKM. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar aspek kognitif dari siklus I ke siklus II, karena peningkatan tersebut 3,45 75,86 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Postes siklus I Postes siklus II sudah mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar aspek kognitif siklus I karena kurang dalam manajemen waktu, lamanya siswa mencatat, siswa cenderung kurang serius, dan kurang memperhatikan peneliti saat menyampaikan materi. Siswa juga kesulitan memahami materi, sehingga hasil yang diperoleh juga tidak memuaskan. Dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS siswa juga tidak tuntas dan hanya sedikit siswa yang mengerjakannya. Pada siklus II mendapatkan hasil belajar aspek kognitif yang lebih baik dan mengalami peningkatan dari siklus I. Hal tersebut karena peneliti melakukan perbaikan pembelajaran agar target yang diharapkan tercapai. Pada siklus II peneliti memberi setiap siswa fotocopy presentasi materi yang disampaikan, sehingga waktu untuk menyampaikan materi menjadi lebih efektif. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa juga lebih aktif dengan bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Lembar Kerja Siswa LKS dikerjakan dengan tuntas dan banyak yang mengumpulkannya kembali pada peneliti. Peningkatan motivasi belajar dari hasil observasi dan kuisioner juga turut mempengaruhi peningkatan hasil belajar. Karena semakin siswa termotivasi untuk belajar dengan semangat dalam mengikuti pembelajaran, maka siswa dengan mudah mengerjakan soal-soal postes. Semakin baik hasil postes maka semakin baik pula hasil belajar siswa.

3. Faktor-Faktor Pendukung Penerapan Metode Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERAIRAN DARAT KELAS X SMA NEGERI 4 KISARAN T.A. 2011/2012.

0 1 23

PENERAPAN METODE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI Penerapan Metode TGT (Team Game Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Ekosistem Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Ajar

0 1 18

Penerapan model pembelajaran tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran ekonomi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

2 25 273

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PALEMBANG

0 1 10

HASIL BELAJAR SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA (KKO) X-G SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA PADA MATERI DUNIA HEWAN SKRIPSI

0 0 248