dimiliki peserta didik dan mengetahui permasalahan siswa pada pelajaran yang akan diberikan.
2. Proses
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas jika seluruh atau sebagian besar peserta didik terlihat aktif, baik
fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. 3.
Postes Pada umumnya postes dilaksanakan pada akhir pembelajaran.
Fungsi postes adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang sudah ditentukan yang
dilihat dengan membandingkan hasil pretes dan postes dan mengetahui kompetensi yang belum dikuasai siswa, apabila
sebagian besar belum dikuasai maka perlu dilakukan pembelajaran kembali.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan yang berasal dari dalam diri individu. Motivasi tidak dapat dilihat secara
langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku berupa dorongan atau munculnya keinginan pada suatu tingkah laku.
Sehingga motivasi didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya.
Teori motivasi merupakan teori umum prinsip-prinsip yang berkaitan dengan motivasi. Motivasi dan penguat adalah teori
mengenai tingkah laku seseorang atau siswa yang dalam mengerjakan sesuatu mendapat penguatan dari dalam diri dan
orang lain. Seperti siswa rajin belajar agar mendapat nilai yang bagus dan hadiah dari orang tua atas prestasi yang diperoleh.
Sebaliknya jika siswa malas belajar karena tidak ada motivasi dari dalam diri maupun dukungan orang lain akan cenderung mendapat
hasil yang kurang memuaskan, sehingga siswa merasa malu baik pada diri sendiri maupun orang lain. Djiwandono 2006
mengatakan bahwa
kata motivasi
digunakan untuk
menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu yang khusus atau umum.
2. Jenis-Jenis dan Komponen Motivasi Belajar
Motivasi dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berasal dari
dalam individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar, misalnya pemberian pujian, nilai, hadiah,
dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional Siregar dan Nara, 2011.
Komponen motivasi belajar meliputi tiga komponen, yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu
merasa tidak ada keseimbangan antara yang ia miliki dan yang ia
harapkan. Sedangkan dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan, kekuatan
mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau mencapai tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan merupakan inti
dari motivasi. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang atau individu. Tujuan tersebut mengarahkan semua perilaku siswa,
dalam hal ini perilaku belajar. Sehubungan dengan itu, maka motivasi menyangkut pemenuhan kebutuhan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Ali Imron dalam Siregar dan Nara 2011, terdapat enam faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses belajar,
meliputi: a.
Cita-cita siswa, siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi ketika sebelumnya sudah memiliki cita-cita.
b. Kemampuan siswa, siswa yang mengetahui kemampuannya
pada bidang tertentu akan termotivasi dengan kuat untuk terus menguasai dan mengembangkan kemampuannya di bidang
tersebut. c.
Kondisi siswa, kondisi fisik dan kondisi psikis siswa akan mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi untuk belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa, kondisi lingkungan dapat diamati
dari lingkungan fisik dan sosial siswa. Faktor lingkungan fisik mempengaruhi kenyamanan siswa saat belajar, sedangkan
faktor lingkungan sosial seperti teman sepermainan, keluarga, dan teman kelas yang tidak menunjukkan kebiasaan belajar
akan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar siswa. e.
Unsur-unsur dinamis belajar siswa, dilihat dari upaya memotivasi tersebut dilakukan. Bahan pelajaran, alat bantu
belajar, dan suasana belajar dapat mendinamisasikan proses pembelajaran.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Menurut Uno 2008, hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikatornya
meliputi: 1 adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3 adanya harapan dan
cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam belajar; 5 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6 adanya
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
4. Peranan Motivasi dalam Belajar
Siswa di kelas masing-masing membawa sikap dan kebutuhan yang berbeda. Dari kedua hal tersebut dipengaruhi oleh
motivasi dan partisipasi pada diri yang terlihat saat siswa mengikuti pelajaran dan interaksi dengan guru atau siswa lainnya.
Terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar, peranan pertama adalah sebagai daya penggerak psikis dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan belajar untuk tercapainya tujuan yang diharapkan.
Peranan kedua adalah memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar,
sehingga siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi mempunyai dorongan yang besar untuk melaksanakan kegiatan belajar Siregar
dan Nara, 2011.
5. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar
Cara logis untuk memotivasi siswa selama pelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Hal ini
menjadi tidak mudah karena ada siswa yang harus menguasai mata pelajaran dasar tetapi siswa tidak berminat terhadap pelajaran
tersebut. Maka peran guru sangat besar dalam membangkitkan minat siswa dengan memberi tugas yang berhubungan dengan
minat siswa. Minat siswa dapat diamati dari tingkah laku siswa di kelas, bertanya langsung, atau dengan kuisoner.
Salah satu cara membangkitkan motivasi belajar siswa ialah dengan menggunakan teknik kerja sama dalam kelompok.
Djiwandono 2006, menyatakan bahwa dalam situasi kerja sama setiap individu berusaha untuk memberikan sesuatu yang
menguntungkan bagi individu lain maupun pada kelompok. Belajar
dalam kelompok akan memperoleh satu hasil dari kerja sama dan interaksi antar anggota. Hasil belajar dari belajar kelompok juga
bervariasi, tergantung pada cara berkomunikasi dan siapa saja yang ada di dalamnya. Pemilihan metode kerja kelompok yang dipilih
guru juga turut mempengaruhi hasil. Maka pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi maupun kondisi kelas dan siswa
akan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa. Menggunakan permainan merupakan proses yang menarik
bagi siswa, karena suasana yang menarik membuat proses belajar menjadi bermakna secara afektif atau emosional bagi siswa.
Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa
maupun kelompok memberikan kesempatan siswa mengukur kemampuan diri sendiri maupun orang lain. Belajar bersaing juga
menimbulkan upaya
belajar bersungguh-sungguh.
Selain menimbulkan persaingan antar siswa, motivasi belajar juga
ditimbulkan dari mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan ini dilakukan dengan memberikan tugas atau ulangan
yang dilakukan sendiri untuk mengetahui keberhasilan yang diperoleh selama ini.
Uno 2008 menjelaskan beberapa teknik yang dapat membangkitkan motivasi belajar, seperti menggunakan pernyataan
sebagai penghargaan verbal. Pernyataan verbal diberikan kepada siswa sebagai penghargaan terhadap hasil belajar siswa yang baik,
seperti pernyataan “Bagus sekali” atau “Hebat”. Pernyataan tersebut selain menyenangkan siswa juga menimbulkan interaksi
dan pengalaman pribadi antara guru dengan siswa. Menimbulkan rasa ingin tahu juga merupakan daya untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Siswa yang penasaran akan berusaha keras untuk memecahkannya, upaya keras tersebut yang membuat motif belajar
siswa bertambah besar.
C. Hasil Belajar