adalah karena beberapa siswa Kelas Khusus Olahraga KKO X-G mengikuti perlombaan. Sarana dan prasarana sekolah juga mendukung
pelaksanaan penelitian, seperti LCD dan viewer yang membantu dan memudahkan peneliti saat menjelaskan materi.
Waktu penelitian yang cukup lama satu bulan memberi peneliti waktu yang cukup banyak untuk melaksanakan penelitian dan
membuat siswa memahami materi yang disampaikan dengan menerapkan metode Teams Game Tournament TGT. Selain itu,
pelaksanaan penelitian menjadi lancar karena dukungan dan ijin dari sekolah tempat dilakukannya penelitian surat ijin dari dinas
pendidikan yogyakarta pada lampiran 36 halaman 230 dan surat ijin dari sekolah pada lampiran 37 halaman 231.
4. Faktor-Faktor Penghambat Penerapan Metode Pembelajaran
Teams Game Tournament TGT
Kendala yang dialami selama penelitian adalah kurangnya waktu saat mengajar setiap pertemuannya. Waktu mengajar dua jam
pelajaran yaitu 90 menit, namun waktu tersebut terpotong karena siswa yang terlambat masuk kelas jam pelajaran biologi setelah istirahat dan
sholat dan pulang sebelum jam pelajaran berakhir. Sehingga pelaksanaan postes siklus I yang seharusnya dilaksanakan setelah
turnamen TGT selesai dilaksanakan seharusnya pada hari yang sama menjadi pada pertemuan ketiga siklus II.
Saat peneliti menjelaskan materi, siswa lebih fokus mencatat materi dari media power point dari pada mendengarkan dan
memahami materi yang disampaikan peneliti. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti memperbaikinya pada siklus
selanjutnya dengan memberikan modul materi yang akan disampaikan kepada
masing-masing siswa,
sehingga siswa
lebih fokus
mendengarkan dan memahami materi. Hal tersebut terbukti efektif dan membuat siswa menjadi lebih aktif bertanya, serta terjalin interaksi
antara peneliti guru dengan siswa.
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 4 Yogyakarta, diketahui bahwa penerapan metode Teams Game
Tournament TGT dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Motivasi belajar siswa dilihat dari hasil kuisioner dan lembar observasi
dengan target ketuntasan 75 kategori tinggi. Hasil kuisioner yaitu 96,55 siswa termotivasi belajar dan hasil tersebut sudah mencapai target
yang diharapkan. Sedangkan untuk hasil lembar observasi dilihat dari hasil observasi diskusi kelompok dan turnamen TGT. Hasil observasi diskusi
kelompok siklus I sebesar 55,17 dan hasil siklus II sebesar 86,21. Untuk hasil observasi turnamen TGT yaitu siklus I 82,76 dan siklus II
100. Motivasi belajar baik dari hasil observasi baik observasi diskusi kelompok maupun turnamen TGT sama-sama mengalami peningkatan dan
mencapai target yang diharapkan. Ditinjau dari hasil belajar siswa yaitu target pencapaian Kriteria
Ketuntasan Minimum KKM 75, mengalami peningkatan dan sudah mencapai target yang diharapkan, pencapaian Kriteria Ketuntasan