dari dalam diri meliputi motivasi, minat, kemampuan, dan mental siswa. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang berasal dari
luar diri atau lingkungan, antara lain lingkungan dan orang lain. Faktor orang lain seperti teman belajar, orang tua, dan guru. Pemilihan
metode pembelajaran yang digunakan juga turut mempengaruhi hasil belajar.
Hasil belajar kognitif yang diperoleh juga tidak lepas dari peran evaluasi hasil belajar. Evaluasi atau penilaian berarti suatu tindakan
untuk menentukan nilai sesuatu. Menurut Djiwandono 2006, evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Evaluasi dilaksanakan melalui tes hasil
belajar. Hasil belajar yang coba diungkap melalui tes hasil belajar dapat dapat mengacu pada hasil pengajaran secara keseluruhan pada
akhir materi atau pertengahan semester dan akhir semester. Selain melakukan evaluasi, guru juga melakukan penilaian
secara personal dan kelompok terhadap pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari proses pembelajaran, seperti saat belajar kelompok
dengan menggunakan metode permainan edukatif.
D. Metode Pembelajaran Teams Game Tournament TGT
Teams game tournament TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Suyatno 2009 mengatakan bahwa
pembelajaran kooperatif
merupakan kegiatan
pembelajaran
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, dan inkuiri. Dengan belajar
berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi sharing pengetahuan, pengalaman, tugas, dan
tanggung jawab. Siswa saling membantu dan berlatih berinteraksi- komunikasi-sosialisasi, karena kooperatif merupakan contoh kecil dari
bentuk kehidupan bermasyarakat serta belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Pendekatan pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1 keterampilan sosial dalam menjalin hubungan
antar pribadi dalam kelompok, sehingga dapat mencapai dan menguasai pembelajaran yang diberikan guru, 2 interaksi tatap muka
dalam kelompok melalui pembicaraan setiap individu, dan 3 siswa harus saling bergantung positif, artinya setiap siswa harus
melaksanakan tugas
masing-masing yang
diberikan untuk
menyelesaikan tugas dalam kelompok tersebut. Sedangkan model- model pembelajaran kooperatif adalah Jigsaw, Student Teams
Achievement Devition STAD, Team Assisted Individualization TAI, Think Pair Share TPS, Group Investigation GI, dan Teams Game
Tournament TGT. Teori yang ditampilkan dalam Gambar 2, mengadung perilaku
dalam kelompok kognitif, seperti perluasan kognitif, pengajaran oleh teman, model oleh teman, dan penilaian mutual yang mengarah pada
peningkatan pencapaian. Penghargaan kelompok yang didasarkan pada
kinerja pembelajaran individu, dibuat untuk memotivasi siswa agar melakukan perilaku-perilaku pembelajaran yang pengaruhnya dapat
dimanfaatkan dalam jangka panjang Slavin, 2005.
Gambar 2. Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perolehan Pembelajaran dalam Pembelajaran Kooperatif
Teams game tournament TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku yang berbeda. Siswa
belajar dalam kelompok masing-masing dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Gora dan Sunarto 2010.
Tujuan kelompok yang didasarkan
pada pembelajaran
anggota kelompok
Motivasi untuk belajar
Motivasi untuk mendorong
teman satu kelompok untuk
belajar
Motivasi untuk membantu teman
satu kelompok untuk belajar
Penjelasan terperinci
pengajaran oleh teman
Menjadikan teman sebagai
model
Perluasan kognitif
Praktik oleh teman
Pembenaran dan koreksi
oleh teman pembe
lajaran
Pembelajaran TGT membuat siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota dari tim lain untuk memperoleh tambahan
poin tim mereka. Dalam permainan, guru juga harus bersikap terbuka, ramah, lembut, dan menyenangkan. Sebelum guru menginstruksikan
permainan atau turnamen dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan materi yang akan diajarkan sebagai pengantar. Sikap dan cara
penyampaian guru dalam menjelaskan metode pengajaran memiliki peran dalam mempengaruhi pandangan siswa mengenai metode yang
digunakan, jika guru berhasil baik dalam sikap maupun penyampaian maka siswa akan bersemangat mengikuti pelajaran, terpacu untuk
belajar agar mampu menjawab pertanyaan yang akan diberikan guru, siswa merasa nyaman dan senang dalam belajar kelompok, dan tentu
saja akan mempengaruhi pemahaman siswa sehingga hasil belajar akan ikut meningkat.
Menurut Gora dan Sunarto 2010, pembelajaran kooperatif TGT terdiri atas 5 langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas, belajar
dalam kelompok, permainan atau pertandingan, dan penghargaan. Presentasi materi dibuat semenarik mungkin agar masing-masing
siswa termotivasi untuk memenangkan pertandingan dengan belajar. Dalam belajar kelompok masing-masing siswa saling memberi
informasi bagi anggota yang belum paham, sehingga terbentuk interaksi dan diskusi dalam memecahkan masalah.
Menurut Slavin 2005, langkah-langkah pembelajaran metode TGT adalah sebagai berikut:
1. Presentasi kelas
Materi pembelajaran terlebih dahulu diberikan kepada siswa. Presentasi merupakan penyajian kelas dalam pembelajaran secara
langsung dan sering kali dilakukan dengan diskusi pelajaran yang dipimpin guru atau dengan menyajikan presentasi audiovisual.
Pada tahap ini siswa harus benar-benar memperhatikan materi yang disampaikan guru, karena akan sangat membantu siswa
dalam mengerjakan tugas diskusi kelompok atau tim, sehingga membantu dalam penambahan skor.
2. Diskusi kelompok atau tim
Kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas, baik dalam hal jenis kelamin, ras, dan etnisitas.
Fungsi utama dari diskusi kelompok ini adalah memastikan bahwa semua anggota benar-benar belajar dan mempersiapkan masing-
masing anggotanya untuk mengikuti langkah pembelajaran selanjutnya. Kegiatan dalam diskusi kelompok adalah mempelajari
dan mengerjakan soal pada Lembar Kerja Siswa LKS, yang melibatkan pembahasan permasalahan yang ada, membandingkan
jawaban antar anggota, dan mengoreksi kesalahan yang ada. 3.
Permainan Terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan dan
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa dari hasil penyajian kelas dan diskusi kelompok. Permainan dimainkan di atas meja
dengan masing-masing perwakilan dari kelompok diskusi.
Permainan hanya berupa kartu nomor-nomor pertanyaan, saat seorang siswa mengambil sebuah kartu nomor, maka siswa
tersebut langsung menjawab pertanyaannya. Dalam permainan, masing-masing siswa dibagi perannya masing-masing, yaitu
sebagai pembaca soal, penantang, dan pembaca jawaban yang juga bertugas sebagai timer atau pengatur waktu. Sebelum permainan
dimulai, terlebih dahulu menentukan peran masing-masing, dan peran-peran tersebut akan bergilir searah jarum jam. Saat siswa
yang berperan sebagai pembaca soal, mengambil kartu nomor pertanyaan, siswa tersebut dan penantang mengerjakan atau
menjawab pertanyaan tersebut. Pembaca soal yang terlebih dahulu mengemukakan jawabannya, kemudian jika jawaban tersebut
dirasa masih kurang,
maka penantang yang kemudian
mengemukakan jawabannya. Pembaca jawaban yang juga bertindak sebagai timer, menentukan batas waktu pembaca soal
dan penantang menjawab soal, kemudian membacakan jawaban yang benar.
4. Turnamen
Dalam turnamen, pemilihan pemain ditentukan dari hasil pretes yang dilakukan sebelumnya dan dilihat berdasarkan kemampuan
akademis siswa, agar turnamen berlangsung secara seimbang. Contohnya pada meja pertama terdapat siswa-siswa yang
berkemampuan tinggi, kemudian kemampuan sedang, dan seterusnya. Kompetisi ini berfungsi untuk mengetahui kemajuan
individual dan membuat siswa memberi kontribusi secara maksimal terhadap kelompok atau tim mereka masing-masing.
Gambar 3. Penempatan Pada Meja Turnamen
5. Penghargaan kelompok
Penghargaan diberikan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi. Penghargaan dapat berupa kata verbal atau hadiah kecil
yang sudah dipersiapkan oleh guru.
E. Materi Filum Chordata