seperti pernyataan “Bagus sekali” atau “Hebat”. Pernyataan tersebut selain menyenangkan siswa juga menimbulkan interaksi
dan pengalaman pribadi antara guru dengan siswa. Menimbulkan rasa ingin tahu juga merupakan daya untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Siswa yang penasaran akan berusaha keras untuk memecahkannya, upaya keras tersebut yang membuat motif belajar
siswa bertambah besar.
C. Hasil Belajar
Dalam pandangan kognitif, belajar dilihat sebagai sesuatu yang aktif, yaitu berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar dan mencari
informasi untuk memecahkan masalah. Kurt Lewin dalam Suyono dan Hariyanto 2011, mengembangkan teori belajar medan kognitif
kognitive field dengan perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial. Seperti dalam ruang hidup, siswa memiliki tujuan yang ingin
dicapai hasil belajar yang didorong oleh motif hidupnya, sehingga siswa akan berusaha melakukan apapun untuk mencapai tujuan
tersebut. Akan tetapi selalu ada hambatan yang menghalangi. Bila siswa mampu menghadapi hambatan dan dapat mencapai tujuan, maka
ia akan memasuki medan kognitif baru sehingga memperoleh tujuan baru. Setelah itu siswa akan terus berusaha untuk mengatasi hambatan
baru yang muncul, dan demikianlah pola belajar yang akan terus berlangsung. Berikut ini gambaran dari penjelasan di atas: Suyono
dan Hariyanto, 2011
Gambar 1. Ruang Hidup Kurt Lewin
Domain kognitif adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, seperti mengingat
dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom dalam Sanjaya 2010 terdiri dari 6 tingkatan, yaitu
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 1.
Pengetahuan, berhubungan dengan kemampuan mengingat informasi yang sudah dipelajari. Pengetahuan berperan dalam
mencapai tujuan-tujuan tingkatan berikutnya. 2.
Pemahaman, bukan hanya sekedar mengingat, tetapi memiliki kemampuan
menjelaskan, menerangkan,
menafsirkan atau
menangkap makna suatu konsep. 3.
Penerapan, berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti rumus-rumus,
teori, konsep, dan sebagainya menjadi lebih konkret. Perilaku yang berkaitan dengan penerapan misalnya kemampuan memecahkan
masalah dengan menggunakan rumus.
MOTIF KEGIATAN
HAMBATAN TUJUAN
4. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu bahan
pelajaran ke dalam bagian-bagian dan hubungan antar bahan tersebut. Tujuan pembelajaran yang kompleks yang dapat dikuasai
dan dipahami oleh siswa menguasai kemampuan memahami dan menerapkan.
5. Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian-
bagian menjadi sesuatu yang utuh. Dapat merumuskan tema dan melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi merupakan
kemampuan dalam tingkatan sintesis. 6.
Evaluasi adalah tujuan berkaitan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu, selain itu
juga mampu memberi keputusan dengan berbagai pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu, misalnya memberi keputusan bahwa
hasil dari sesuatu yang diamati itu baik, buruk, dan sebagainya. Hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai
melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar. Hasil belajar
kognitif merupakan hasil dari proses-proses kognitif, hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan intelektual siswa. Kemampuan
intelektual ini sangat penting karena dengan adanya kemampuan ini seorang siswa akan dapat diukur seberapa siswa tersebut menguasai
bidang atau pelajaran yang dipelajari. Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal
dari dalam diri meliputi motivasi, minat, kemampuan, dan mental siswa. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang berasal dari
luar diri atau lingkungan, antara lain lingkungan dan orang lain. Faktor orang lain seperti teman belajar, orang tua, dan guru. Pemilihan
metode pembelajaran yang digunakan juga turut mempengaruhi hasil belajar.
Hasil belajar kognitif yang diperoleh juga tidak lepas dari peran evaluasi hasil belajar. Evaluasi atau penilaian berarti suatu tindakan
untuk menentukan nilai sesuatu. Menurut Djiwandono 2006, evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Evaluasi dilaksanakan melalui tes hasil
belajar. Hasil belajar yang coba diungkap melalui tes hasil belajar dapat dapat mengacu pada hasil pengajaran secara keseluruhan pada
akhir materi atau pertengahan semester dan akhir semester. Selain melakukan evaluasi, guru juga melakukan penilaian
secara personal dan kelompok terhadap pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari proses pembelajaran, seperti saat belajar kelompok
dengan menggunakan metode permainan edukatif.
D. Metode Pembelajaran Teams Game Tournament TGT