Tabel 17. Analisis Kuisioner Motivasi Belajar Siswa Kategori
Motivasi sebelum tindakan
Motivasi setelah tindakan
Tinggi Belum terukur
96,55 Sedang
3,45 Rendah
Tabel di
atas menunjukkan
bahwa setelah
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Teams Game Tournament TGT, motivasi belajar siswa
adalah 96,55 siswa masuk dalam kategori tinggi. Sehingga target motivasi yang diharapkan sebesar 75 sudah tercapai.
b. Hasil Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa merupakan aspek kognitif siswa. Hasil belajar siswa dilihat dari hasil postes siklus I dan postes siklus II.
Berikut ini tabel perbandingan hasil belajar postes siswa siklus I dan postes siswa siklus II.
Tabel 18. Analisis Hasil Belajar Aspek
Postes siklus I Postes siklus II
Rata-rata nilai 49,48
76,72 Pencapaian
Kriteria Ketuntasan
Minimum KKM 3,45
75,86
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai mengalami peningkatan, yaitu dari 49,48 menjadi 76,72. Selain itu
Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum KKM juga mengalami peningkatan, yaitu dari 3,45 menjadi 75,86. Sehingga jika
ditinjau dari target rata-rata nilai dan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum KKM sudah mencapai target yang
diharapkan. Target rata-rata nilai dan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang diharapkan masing-masing
adalah 76 dan 75.
B. Pembahasan
Menurut Suyono dan Hariyanto 2011, belajar secara umum dimaknai sebagai suatu proses perubahan perilaku akibat interaksi individu
dengan lingkungannya. Suharsimi Arikunto dalam Suwandi 2010 mengemukakan persyaratan untuk dilakukannya penelitian tindakan kelas.
Persyaratan pertama, penelitian tindakan kelas harus tertuju pada pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Persyaratan kedua, penelitian tindakan kelas dilakukan dengan pencermatan secara terus menerus, objektif, dan sistematis, artinya dicatat
atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan yang diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi.
Hasil pencermatan digunakan oleh peneliti sebagai bahan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Persyaratan ketiga, penelitian tindakan kelas dilakukan minimal dalam dua siklus tindakan berturut-turut. Informasi dari siklus pertama
sangat menentukan bentuk dari siklus selanjutnya. Oleh karena itu, siklus kedua dan seterusnya dapat dirancang dan dilakukan setelah siklus
pertama selesai dilakanakan. Hasil refleksi digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus selanjutnya.