siswa semangat untuk belajar. Siswa belajar sambil bermain yang membuat siswa belajar dengan senang dan nyaman. Sehingga metode
Teams Game Tournament TGT adalah metode pembelajaran yang tepat diterapkan pada materi filum chordata di Kelas Khusus Olahraga KKO.
Dalam penelitian ini, peneliti juga bertindak sebagai guru dalam memberikan materi pelajaran. Penelitian ini berlangsung hingga 2 siklus,
berikut ini hasil dari masing-masing siklus.
1. Pelaksanaan Penelitian
a. Siklus I
1 Perencanaan
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan perencanaan. Tahap awal perencanaan
adalah dengan melakukan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan
pada saat
peneliti melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan PPL dengan mengajarkan pelajaran
Biologi di Kelas Khusus Olahraga KKO X-G SMA Negeri 4 Yogyakarta.
Hasil dari observasi adalah siswa kurang termotivasi untuk belajar karena siswa lebih fokus dalam pembelajaran
olahraga dan sedikit mengabaikan pelajaran lainnya, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu dengan banyaknya
siswa yang mendapatkan hasil dibawah KKM Kriteria Ketuntasan Minimum.
Tahap kedua ialah dengan melakukan identifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
Menentukan materi pembelajaran yang bermasalah dan motivasi siswa yang kurang. Setelah menentukan materi
pembelajaran dan mengukur motivasi siswa, dilakukan persiapan sebagai berikut ini :
a Menyusun perangkat instrumen penelitian yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP, materi pembelajaran, Lembar Kerja siswa LKS, kisi-kisi soal pretes dan postes, soal-soal tes baik untuk
pretes maupun postes, dan kunci jawaban LKS, pretes dan postes.
b Menyusun perangkat instrumen pengukuran motivasi dari
lembar observasi dan kuisioner. Lembar observasi meliputi kisi-kisi lembar observasi diskusi dan turnamen TGT,
lembar observasi diskusi kelompok, lembar observasi dan turnamen TGT, soal turnamen TGT, lembar skoring
turnamen TGT, kunci jawaban soal turnamen TGT. Sedangkan kuisioner meliputi kisi-kisi dan soal pertanyaan.
c Merancang dan menyiapkan segala alat dan bahan yang
akan digunakan dalam penelitian, yang meliputi kartu soal dan jawaban, kartu gambar, tabel gambar, bahan presentasi,
dan penghargaan kelompok.
2 Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan setiap satu kali pertemuan terdiri dari 2 jam
pelajaran pada jam pelajaran ke tujuh hingga jam pelajaran ke delapan yaitu dari pukul 12.20 WIB sampai dengan pukul
13.50 WIB. Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan di Kelas Khusus Olahraga X-G SMA Negeri 4 Yogyakarta dan di
ruang AVA. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 30 April 2013. Jumlah total siswa yang mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan data nilai yang
lengkap selama penelitian adalah 29 siswa dari jumlah seluruh siswa Kelas Khusus Olahraga KKO yang berjumlah 35 siswa.
Pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretes mengenai materi dunia hewan, khususnya filum chordata. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan dan untuk membagi siswa dalam
kelompok turnamen dari hasil pretes. Pelaksanaan pretes berlangsung selama 15 menit.
Gambar 6. Pelaksanaan Pretes siklus I
Data hasil pretes yang dianalisis adalah 29 siswa. Hasil pretes menunjukkan bahwa siswa yang tuntas atau mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimum KKM berjumlah 1 siswa dari 29 siswa, dengan rata-rata nilai 56,72 dan ketuntasan
klasikalpencapaian prosentase Kriteria Ketuntasan Minimum KKM 3,45. Berikut ini hasil pretes yang sudah
dilaksanakan: Tabel 7. Analisis Hasil Belajar Siswa Awal Pretes
No Jenis Data yang Diamati
Hasil yang Diperoleh 1
Nilai tertinggi 80
2 Nilai terendah
25 3
Jumlah siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimum KKM 75
1 siswa 4
Jumlah siswa yang tidak tuntas Kriteria
Ketuntasan Minimum
KKM 75 28 siswa
5 Rata-rata kelas
56,72 6
Ketuntasan klasikal 3,45
7 Target keberhasilan skor rata-rata
kelas 76
8 Target keberhasilan capaian Kriteria
Ketuntasan Minimum KKM 75
9 Kualifikasi
Belum tuntas
keterangan lebih lengkap mengenai hasil pretes siswa terdapat pada lampiran 11 halaman 174, lembar pretes dengan
nilai tertinggi pada lampiran 12 halaman 175, dan lembar pretes dengan nilai terendah pada lampiran 13 halaman 180.
Setelah pretes selesai dilaksanakan, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkannya dan selanjutnya peneliti
memberi materi. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama siklus I adalah ciri-ciri filum chordata, klasifikasi
filum chordata, hubungan invertebrata dan vertebrata dalam filum chordata, dan klasifikasi subfilum vertebrata.
Kegiatan selanjutnya adalah peneliti membagi siswa dalam kelompok diskusi, dengan masing-masing kelompok
terdiri dari 4 sampai 5 siswa, satu kelompok dengan jumlah anggota 4 siswa dan enam kelompok dengan jumlah anggota 5
siswa. Setelah kelompok diskusi terbentuk, peneliti memberi mereka tugas untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa 1 LKS
1 dengan masing-masing anggota memiliki partisipasi dalam menyelesaikannya. Akan tetapi karena keterbatasan waktu,
siswa melaksanakan diskusi dengan menyelesaikan Lembar Kerja Siswa 1 LKS 1 pada pertemuan selanjutnya. Selain itu,
peneliti juga memberi tugas yang dikerjakan di rumah kepada masing-masing siswa yaitu mengerjakan Lembar Kerja Siswa
2 LKS 2, hal ini bertujuan agar lebih memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari.
Lembar Kerja Siswa 1 LKS 1 dan Lembar Kerja Siswa 2 LKS 2 masing-masing dikumpulkan dan dibahas pada
pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke dua pada hari Selasa, 07 Mei 2013 yang
diawali dengan melanjutkan kembali diskusi kelompok. Setelah semua kelompok selesai melaksanakan diskusi kelompok
dengan menjawab semua pertanyaan pada Lembar Kerja Siswa 1 LKS 1, peneliti membimbing siswa untuk membahas hasil
diskusi kelompok. Masing-masing perwakilan kelompok mengemukakan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi
jika jawaban dari kelompok mereka berbeda. Setelah semua kelompok mengemukakan hasil diskusi, peneliti memberi
sedikit penjelasan dan meminta siswa untuk mengumpulkan hasil diskusi kelompok berupa Lembar Kerja Siswa 1 LKS 1
dan Lembar Kerja Siswa 2 LKS 2 yang sudah dikerjakan siswa di rumah.
Gambar 7. Diskusi Kelompok Siklus I
Setelah semua
tugas-tugas siswa
dikumpulkan, kegiatan
pembelajaran dilanjutkan
dengan melakukan
permainan tebak gambar dan turnamen TGT. Sebelum permainan tebak gambar dan turnamen TGT dilaksanakan,
peneliti terlebih dahulu menjelaskan langkah-langkah dan peraturan pelaksanaannya.
Kegiatan yang lebih dahulu dilaksanakan adalah permainan tebak gambar. Kegiatan permainan tebak gambar
adalah siswa berkumpul dalam kelompok yang sama seperti dalam diskusi kelompok, kemudian peneliti membagikan kartu
gambar-gambar hewan filum chordata kepada masing-masing kelompok. Kartu gambar yang diberikan kepada masing-
masing kelompok berjumlah 4 kartu gambar. Setelah masing- masing kelompok sudah memiliki kartu gambar, peneliti
meminta siswa untuk mencocokkan dan menempelkan kartu gambar tersebut pada tabel klasifikasi subfilum vertebrata yang
siswa anggap sesuai dan benar. Selanjutnya peneliti bersama siswa membahas hasil permainan tebak gambar dengan
mengkoreksi kartu gambar yang ditempel pada tabel klasifikasi subfilum vertebrata sudah benar atau tidak. Setiap kartu
gambar yang ditempelkan pada tabel klasifikasi subfilum vertebrata dengan benar, kelompok tersebut mendapatkan poin.
Gambar 8. Siswa Melaksanakan Permainan Tebak Gambar Siklus I
Setelah permainan tebak gambar selesai dilaksanakan, pembelajaran kemudian memasuki kegiatan turnamen TGT.
Kegiatan turnamen TGT adalah siswa berkumpul dalam kelompok baru yang dibentuk berdasarkan hasil pretes siswa.
Turnamen TGT dibagi ke dalam 5 kelompok yang masing- masing dengan jumlah anggota 6 sampai 7 siswa. Sebelum
melaksanakan turnamen TGT, peneliti terlebih dahulu menjelaskan langkah-langkah kerjanya dan setelah semua
siswa paham, peneliti membagi siswa dalam kelompok dengan nama kelompok A, B, C, D, E dan siswa berkumpul dengan
kelompok masing-masing. Dalam turnamen alat-alat yang digunakan adalah kartu
soal, kartu jawaban, handphone sebagai timer, dan lembar skor. Setiap kelompok, anggotanya duduk membentuk lingkaran dan
membagi peran. Masing-masing anggota memiliki peran sebagai pembaca soal, penantang, pembaca kunci jawaban,
timer, dan menulis skor. Jumlah penantang masing-masing kelompok disesuaikan dengan jumlah anggota kelompok dan
pembaca kunci jawaban juga berperan sebagai timer serta penulis skor.
Permainan dimulai dari pembaca soal yang mengambil kartu soal dan membacanya kemudian menjawabnya, dan timer
memulai menghitung waktunya. Seandainya pembaca soal tidak bisa menjawab dengan benar atau menjawabnya masih
kurang tepat, maka peran penantang yang menjawab atau melengkapinya. Penantang-penantang lainnya akan melengkapi
jika seandainya jawaban dari penantang 1 masih belum tepat. Setelah jawaban disebutkan dengan benar atau belum ada yang
menjawab dengan benar dari pembaca soal hingga penantang terakhir, maka pembaca kunci jawaban akan membacakan
kunci jawaban dan menuliskan skor yang diperoleh siswa. Turnamen TGT ini terus berlangsung hingga semua anggota
mengalami masing-masing peran dan pembagian peran dilakukan berdasarkan perputaran arah jarum jam.
Setelah turnamen selesai dilaksanakan, skor masing- masing siswa dijumlahkan dan siswa kembali ke kelompok
diskusi untuk dijumlahkan skor total dari skor diskusi kelompok, permainan tebak gambar, dan turnamen TGT.
3 Observasi
Pengamatan motivasi siswa dalam diskusi kelompok dan turnamen TGT dilakukan oleh 3 observer yang membantu
peneliti untuk mengetahui aktivitas siswa yang menunjukkan munculnya motivasi siswa. Berikut ini hasil pengamatan
motivasi siswa dalam diskusi kelompok dan turnamen TGT : Tabel 8. Hasil Observasi Diskusi Kelompok Siklus I
Kualifikasi skor yang diperoleh
Jumlah siswa
Kategori Prosentase
skor 66,68 - 100
16 Tinggi
55,17 33,34 - 66,67
5 Sedang
17,24 0 - 33,33
8 Rendah
27,59 Jumlah total siswa
29
Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 55,17 siswa yang masuk dalam kategori tinggi, 17,24 siswa masuk
dalam kategori sedang, dan 27,59 siswa masuk dalam kategori sangat rendah. keterangan lebih lengkap mengenai
hasil observasi diskusi kelompok siklus I terdapat pada lampiran 14 halaman 184, lembar observasi diskusi kelompok
dengan nilai tertinggi pada lampiran 15 halaman 185, dan lembar observasi diskusi kelompok dengan nilai terendah pada
lampiran 16 halaman 187. Tabel 9. Hasil Observasi Turnamen TGT Siklus I
Kualifikasi skor yang diperoleh
Jumlah siswa
Kategori Prosentase
skor 66,68 - 100
24 Tinggi
82,76 33,34 - 66,67
5 Sedang
17,24 0 - 33,33
Rendah Jumlah total siswa 29
Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa terdapat 82,76 siswa yang masuk dalam kategori tinggi dan 17,24 siswa
yang masuk dalam kategori sedang. keterangan lebih lengkap mengenai hasil observasi turnamen TGT siklus I terdapat pada
lampiran 17 halaman 189, lembar observasi turnamen TGT dengan nilai tertinggi pada lampiran 18 halaman 190, dan
lembar observasi turnamen TGT dengan nilai terendah pada lampiran 19 halaman 192.
Evaluasi siklus I dilaksanakan pada pertemuan ke tiga pada hari Selasa tanggal 14 Mei 2013, dengan data siswa yang
dianalisis berjumlah 29 siswa. Siswa mengerjakan postes selama 15 menit, berikut ini hasil dari postes siklus I :
Tabel 10. Analisis Hasil Belajar Siswa siklus I Postes siklus I No
Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh
1 Nilai tertinggi
75 2
Nilai terendah 25
3 Jumlah siswa yang tuntas Kriteria
Ketuntasan Minimum KKM 75 1 siswa
4 Jumlah siswa yang tidak tuntas
Kriteria Ketuntasan
Minimum KKM 75
28 siswa
5 Rata-rata kelas
49,48 6
Ketuntasan klasikal 3,45
7 Target keberhasilan awal skor rata-
rata kelas 76
8 Target keberhasilan capaian Kriteria
Ketuntasan Minimum KKM 75
9 Kualifikasi
Belum tuntas
Dari tabel di atas diketahui bahwa hanya 1 siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimum KKM dari 29 siswa
dengan rata-rata nilai 49,48 dan prosentase pencapaian Kriteria
Ketuntasan Minimum KKM 3,45. keterangan lebih lengkap mengenai hasil postes siklus I siswa terdapat pada
lampiran 20 halaman 194, lembar nilai postes siklus I dengan nilai tertinggi pada lampiran 21 halaman 195, dan lembar
nilai postes siklus I dengan nilai terendah pada lampiran 22 halaman 200.
4 Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran siklus I selesai dilaksanakan. Hasil dari refleksi akan digunakan
sebagai bahan perbaikan pada siklus selanjutnya. Berikut ini hasil dari refleksi pembelajaran siklus I.
Proses pelaksanaaan
pembelajaran dengan
menggunakan metode TGT sudah dilaksanakan sesuai rencana, tetapi masih kurang dalam manajemen waktu, sehingga
pelaksanaan pembelajaran yang seharusnya pretes, pemberian materi, dan diskusi kelompok diselesaikan dalam satu kali
pertemuan terpaksa dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. Proses pembelajaran hanya sampai pada pembentukan
kelompok diskusi,
sehingga masing-masing
kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa 1 LKS 1 untuk dikerjakan dan
dibahas pada pertemuan selajutnya. Hal ini disebabkan siswa yang banyak bertanya dan mencatat materi yang peneliti
jelaskan dan
mengakibatkan pembelajaran
banyak menghabiskan waktu saat pemberian materi.
Respon siswa cukup baik, yaitu dengan ada beberapa siswa yang bertanya mengenai materi yang kurang jelas. Tetapi
hal tersebut juga dibarengi dengan beberapa siswa yang kurang memperhatikan jalannya pembelajaran dengan sibuk sendiri
dan mengobrol dengan teman sebangku. Hal ini membuat peneliti sering menghampiri siswa yang kurang memperhatikan
tersebut dan menegur mereka. Pada saat diskusi kelompok, siswa susah diatur untuk
bergabung dalam kelompok yang ditentukan peneliti. Siswa beralasan merasa kurang nyaman dan tidak bisa bekerja sama.
Selain itu juga disebabkan jumlah siswa laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang, yaitu jumlah siswa laki-laki
lebih banyak dibandingkan jumlah siswa perempuan. Oleh karena itu, peneliti membentuk kembali kelompok-kelompok
baru agar membuat siswa nyaman dalam belajar berkelompok. Jumlah kelompok diskusi adalah 7 kelompok dengan 3
kelompok yang dalam kelompoknya terdapat siswa laki-laki dan perempuan dan 4 kelompok yang hanya terdiri dari siswa
laki-laki saja. Pelaksanaan diskusi kelompok tidak tuntas dalam satu kali pertemuan. Pembentukan dan penyerahan tugas
kelompok diskusi pada pertemuan pertama, sedangkan penyelesaian dan pembahasan Lembar Kerja Siswa 1 LKS 1
dan Lembar Kerja Siswa 2 LKS 2 pada pertemuan kedua. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok, peneliti dibantu oleh 3
observer. Obeserver membatu dalam mengobservasi siswa saat melaksanakan diskusi kelompok.
Pelaksanaan permainan tebak gambar dan turnamen TGT dilaksanakan pada pertemuan kedua. Pada saat permainan
tebak gambar, siswa terlihat antusias dan semangat. Sedangkan dalam turnamen TGT siswa terlihat masih binggung, sehingga
pelaksanaan turnamen TGT menjadi kurang efektif. Selain itu, dalam turnamen, peneliti dibantu 3 observer yang membantu
mengobservasi siswa saat melaksanakan turnamen. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pembelajaran
siklus I belum mencapai target yang diharapkan. Hasil pretes dan postes siklus I tidak tuntas dengan sama-sama memperoleh
ketuntasan klasikal 3,45. Tetapi berbeda pada skor rata-rata kelas, skor rata-rata pretes sebesar 56,72 lebih besar dari skor
rata-rata postes siklus I yaitu 49,48. Perbedaan skor rata-rata dikarenakan pada saat siswa mengerjakan pretes banyak siswa
yang tidak jujur, seperti mencontek teman dan mencontek di buku, selain itu juga karena kurangnya pengawasan peneliti
saat mengawasi siswa. Sehingga banyak siswa yang memperoleh hasil yang cukup baik, walaupun hasil tersebut
belum mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimum KKM. Sedangkan pada saat siswa mengerjakan postes siklus I,
peneliti lebih teliti dalam mengawasi siswa, yaitu sebelum postes dilaksanakan, peneliti meminta siswa mengumpulkan
semua buku catatan pelajaran Biologi maupun pelajaran lainnya di meja guru dan hanya pena atau pensil yang ada di
atas meja siswa. Selain itu, tempat duduk siswa juga diatur jaraknya, sehingga jarak tempat duduk antar siswa lebih terlihat
dan mencegah atau menghindari siswa untuk mencontek. Kurang aktifnya siswa saat melaksanakan diskusi dan
turnamen TGT juga turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus selanjutnya,
peneliti melakukan perbaikan langkah-langkah pembelajaran. Sehingga dapat memberi kenyamanan siswa dalam belajar.
b. Siklus II