Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

24 aksi reaksi serta interaksi atau hubungan antara seseorang dengan seseorang yang lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa berinteraksi dengan guru, serta siswa berinteraksi dengan siswa yang kemudian akan menimbulkan pengalaman baru, baik bagi siswa maupun bagi gurunya. Dari beberapa definisi diatas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Dapat pula penulis tarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa ciri belajar, yaitu: 1 Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Hal ini berarti bahwa hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku. Tanpa mengamati tingkah laku, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. 2 Perubahan tingkah laku bersifat permanent. Hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. 3 Perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman atau latihan Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interkasi dengan team sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. 73 Dalam melakukan kegiatan belajar, terjadi proses belajar berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasi- 73 Ratna Yudhawati, dkk., Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011, h. 44. 25 informasi yang diterima materi yang diberikan. Pemahaman dan penguasaan ini disebut sebagai hasil belajar. Pada hakikatnya hasil belajar adalah perubahan tingkat laku yang diharapkan pada diri siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Menurut nama Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 74 Menurut Benyamin dkk, secara garis besar membagi hasi belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomorik. 75 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual seperti pengetahuan atau ingatan,pemahaman, aplikasi analisa, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang berupa kehadiran, keaktifan belajar, pengumpulan tugas dan lain-lain. Sedangkan ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan skill dan kemampuan bertindak siswa sehari-hari. Belajar melibatkan tahap masukan, proses, dan keluaran. Belajar juga merupakan proses awalnya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu menjadi mampu, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan hasil belajar, yaitu perubahan perilaku yang menyatakan perbedaan dari masukan dan keluaran. Karena hasil belajar merupakan produk belajar, hasil belajar dapat dijelaskan dari pengertian belajar. Sntrock menyatakan bahwa “learning is a realitively permanent influence on beharviour, knowledge, and thinking skills that comes about through experience,”. 76 Belajar dikatakan berhasil jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinnya, sehingga belajar semacam ini disebut role learning, belajar hafalan, belajar melalui ingatan, by heart, diluar kepala, tanpa memepedulikan makna. 77 74 Nana Sujana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 1995, Cet. 5, h. 22 75 Ibid., h.22 76 John W Santrock, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh Tri Wibowo Jakarta: Kencana, 2010, Cet .3, h. 266 77 Suyono, op.cit., h. 12. 26 b. Ruang Lingkup Belajar Hasil belajar mencakup semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikatortentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisipembelajaran yang berbeda. Hasil pembelajaran bisa berupa hasil nyata actualoutcomes dan hasil yang diinginkan desired outcome. 78 Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 tiga, yaitu: 1 Keefektifan. 2 Efisiensi. 3 Daya tarik. 79 Indikator keberhasilan belajar mengajar, diantaranya yaitu: 1 Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasitinggi, baik secara individu maupun kelompok. 2 Perilaku yang digariskan dalm tujuan pengajaran khusus telah dicapai olehsiswa baik secara individual maupun kelompok. 3 Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkanmateri tahap berikutnya. 80 Ketiga ciri keberhasilan belajar di atas, bukanlah semata- matakeberhasilan dari segi kognitif, tetapi mesti melumat aspek-aspek lain, seperti aspek afektif dan aspek psikomotorik. c. Prinsip-prinsip Belajar Untuk memperoleh pengertian lebih lanjut prinsip-prinsip belajar lebih lanjut ini akan dikemukakan berupa prinsip-prinsip belajar antara lain sebagai berikut : 1 Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar anrtara lain a. Perubahan yang disadari. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. 78 Hamzah B.Uno, op.cit., h. 16 79 Ibid., h. 21 80 Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 109 27 c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. d.Perubahan dalam belajar bukan bersifat temporer, tapi menunjukan pertumbuhan dan perkembangan terus menerus serta memiliki tujuan yang jelas. 2 Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku. 3 Belajar merupakan suatu proses. 4 Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang akan dicapai . 5 Belajar merupakanbentuk pengalaman. 81 Menurut pendapat Gagne, kunci bagi pengembangan teori belajar yang bersifat menyeluruh ialah mengenali faktor-faktor yang memperjelas sifat yang rumit belajarnya orang. 82 Ahli-ahli teori yang lainbiasanya mulai dengan memberikan penjelasan khusus mengenali proses belajar dan kemudian berusaha mengenakan proses tersebut pada belajar yang dilakukan orang. Kebalikannya, gagne mulai dengan melakukan kupasan atas berbagai performasi dan keterampilan yang dilakukan orang dan kemudian memberikan penjelasan atas adanya keragaman ini. 83 d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Hasil Belajar Menurut Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari dua faktor, yaitu: 1 Faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. Yang termasuk faktor individual antara lain : faktor kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. 2 Faktor sosial yaitu faktor yang ada diluar individu. Yang termasuk faktor sosial antara lain : faktor keluarga, guru dan cara mengajar, 81 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT Miizan Publika, 2004. h 122-125 82 Ibid, h 182 83 Ibid, h 182 28 alat-alat yang digunakan untuk mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. 84 Faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu : 1 Faktor-fartor Intern yang terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. 2 Faktor ekstern yang terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 85 Menurut Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari : 1 Faktor luar yaitu lingkungan alam dan sosial dan instrumental kurikulumbahan ajar, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas, administrasimanagemen. 2 Faktor dalam yaitu fisiologi kondisi fisik dan kondisi pasca imdra dan psiologi bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. 86 Selain yang tersebut di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar diantaranya yaitu tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi, dan suasana evaluasi. 87 e. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar merupakan penjelasan yang menggambarkan keberhasilan seorang pengajar dalam melakukan pembelajaran, dilihat dari sejauh mana siswa telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuankompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. 88 84 M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 102. 85 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Cet 5.h. 54-62 86 M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 107. 87 Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain., op. cit. h. 109 88 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. I, h. 4. 29 Tujuan dilakukannya penilaian yaitu: 89 1 Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa. 2 Mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa. 3 Mendiagnosis kesulitan belajar siswa. 4 Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan. Fungsi dari penilaian yaitu: 90 1 Fungsi seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikankursus berdasarkan kriteria tertentu. 2 Fungsi Penempatan, yaitu untuk keperluan penempatan agar setiap peserta didik mengikuti pendidikan pada jenis danatau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing- masing. 3 Fungsi Diagnostik, yaitu untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara dalam mengatasi kesulitan belajar yang terjadi. Evaluasi hasil belajar meliputi evaluasi tingkat penguasaan, pencapaian tujuan pembelajaran khusus indikator dan tujuan pembelajaran umum standar kompetensikompetensi dasar serta evaluasi terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar siswa di kelas. 91 Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi kognitif dilakukan bertujuan untuk mengukur penguasaan materi dan pemilihan konsep dasar keilmuan yang berupa materi-materi esensial yang merupakan konsep kunci dan prinsip utama. Menurut Bloom dan dkk, kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif secara hierarkis dikategorikan ke dalam enam jenjang kemampuan yaitu hafalan ingatan 89 Ibid. 90 Ibid., h. 5. 91 Ibid., h. 14. 30 C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , analisis C 4 , sintesis C 5 dan evaluasi C 6 . 92 Sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar. C 6 Evaluasi C 5 Sintesis C 4 Analisis C 3 Penerapan C 2 Pemahaman C 1 Hapalan Gambar 2.2 Penjenjangan Domain Kognitif

B. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini : Penelitian yang dilakukan Astohar menunjukan hasil positif, Hal ini dilihat dari nilai rata-rata post test kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol. Kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata 69,28 dengan nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 47. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 58,98 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 43. 93 Penelitian yang dilakukan Yuniar Prasasti, dkk menunjukkan hasil yang positif dan negatif. Penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write disertai modul hasil penelitian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotor tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo 94 Penelitian lain yang dilakukan oleh Muchamad Afcariono menunjukkan hasil positif. Hal tersebut terlihat dari adanya perubahan pada pola pikir siswa berdasarkan tingkat kognitif. Kemampuan bertanya dan 92 Ibid., h.15 93 Astohar, dkk., op.cit. h. 57. 94 Yuniar Prasasti, dkk., Pengaruh Penggunaan Strategi Think Talk Write Disertai Modul Hasil Penelitian terhadap Hasil Belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo, Jurnal Pendidikan Biologi, Volume 3, No 2, 2011, h. 95-102. 31 menjawab siswa meningkatkan kemampuan berpikir tingkat rendah pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi menjadi berpikit tingkat tinggi analisis sintesis dan evaluasi 95 Penelitian yang dilakukan Imama Wahidah, dkk menunjukkan hal yang positif. Hal ini diketahui berdasarkan hasil ulangan harian sebelumnya terdapat 54 siswa tuntas, pada siklus 1 dapat dilihat bahwa siswa kelas VII C sebanyak 69 siswa tuntas, sedangkan pada siklus 2 siswa kelas VII C sebanyak 82,8 siswa tuntas. Dengan hasil di atas dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar telah tercapai karena siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM secara klasikal sudah memenuhi standar kurikulum yakni di atas 80 dan didukung dengan indikator keberhasilan observasi aktivitas guru dan siswa minimal termasuk dalam kategori baik. 96 Penelitian yang dilakukan Dwi Utari Ningsih menunjukkan hal yang positif. Hal tersebut diketahui berdasarkan persentase rata-rata capaian setiap indikator berdasarkan lembar observasi keterampilan proses sains siswa pra siklus sebesar 62,25, siklus 1 sebesar 77,08 dan siklus 2 sebesar 82,25. Hasil perhitungan berdasarkan angket keterampilan proses sains siswa pra siklus sebesar 65,02, siklus 1 sebesar 70,69, dan siklus 2 sebesar 77,55.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi think talk write berbasia konstektual dapat meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa. 97 95 Mochamad Alcariono, “Penerapan Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi”, Jurnal Pendidikan Inovatif, 3 2008, diakses di http:jurnaljpi.wordpress.com200909vol-3-no-2-muchamad-alcariono.pdf 96 Imama Wahidah, dkk., “PenerapanStrategi Think Talk Write TTW untukmeningkatkanHasilBelajarMatematiakaSiswaKelas VII SMP Brawijaya Smart School” Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol. 3 2012, diakses di http:jurnaljpi.wordpress.com201209vol-3- no-2-imama-wahidah.pdf 97 Dwi Utari Ningsih, “Penerapan Strategi Pembelajjaran TTW berbasis Kontektual untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Kelas X-8 Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010- 2011”, diakses di http:jurnaljpi.wordpress.com201209vol-3-no -3-dwi-utari-ningsih-.pdf 32

C. Kerangka Berpikir

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup, yang menyediakan berbagai pengalaman belajar dalam memahami konsep dan proses sains. Konsep dan proses sains bergerak dari yang sederhana menjadi komplek, dari yang konkret menjadi abstrak. Untuk memahami biologi dengan mudah diperlukan penyajian banyak contoh yang beragam serta relevan dengan kehidupan sehari-hari.Siswa sering merasakan kejenuhan ketika mempelajari biologi terutama ketika membahas konsep-konsep biologi yang komplek seperti halnya konsep sistem pernapasan pada manusia. Siswa merasa kesulitan untuk memahami pembelajaran biologi jika hanya dengan menggunakan strategi yang konvensional dan terpaku pada buku teks. Berbeda halnya, apabila siswa diberikan strategi memfasilitasi siswa dalam mengkontruksi serta mengeksplorasi sendiri kognitifnya melalui stimulus yang diberikan sebelumnya oleh guru, dengan tidak melepaskan dari pengetahuan yang telah siswa dapatkan sebelumnya. Kenyamanan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu hal yang paling mendasar terlihat dari keprofesionalan kinerja guru dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, guru harus kreatif dan inovatif untuk mengembangkan pembelajaran ke arah student centered, yakni berpusat pada siswa. Guru yang penuh dengan gagasan-gagasan dalam menyusun kegiatan pembelajaran, terlihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Di dalamnya mungkin guru tersebut menuangkan idenya dalam suatu langkah- langkah pembelajaran. Dengan mengikuti perencanaan yang telah disusun dengan baik dan rapi, maka pelaksanaan kegiatan belajar memungkinkan untuk mencapai tujuan yang guru harapkan, yakni mendapat hasil yang memuaskan. Suatu strategi pembelajaran yang para peneliti telah kembangkan, serta dengan pengujian yang berhasil dari berbagai sampel penelitian, patut untuk diujicobakan oleh penulis. Salah satunya adalah think talk write. Strategi tersebut berpusat pada siswa student centered, dimana menekankan siswa 33 untuk berpikir kritis yang diharapkan mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Dari berbagai penelitian, strategi think talk write berhasil di uji cobakan pada sampel dengan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya pembelajaran dengan strategi think talk write ini dapat membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, serta memberi stimulus kepada siswa untuk belajar lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain hal tersebut pada model ini siswa dilatih untuk mampu berpikir kritis terkait masalah-masalah yang tengah dianalisa. Melalui kegiatan tersebut, siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran saja, akan tetapi setiap siswa diarahkan untuk mencapai kemandirian dan kedewasaan melalui diskusi didalam kelompok belajar. Berdasarkan uraian tersebut, maka pembelajaran biologi pada konsep sistem peredaran darah manusia dengan strategi think talk write diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, pembelajaran melalui strategi think talk write memperoleh hasil belajar yang optimal.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir maka dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian “ Terdapat pengaruh strategi think talk write terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pernapasan pada manusia ”.