Pengujian Hipotesis Analisis Data Tes Hasil Belajar

Tabel 4.12 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Normal Gain Kategori Persentase Siswa Eksperimen Kontrol Tinggi 23,7 5,4 Sedang 68,4 64,9 Rendah 7,9 29,7 Nilai Gain Kelas 0,56 0,40 Kategori Gain Kelas Sedang Sedang Berdasarkan hasil perhitungan dari normal gain, diperoleh nilai rata-rata normal gain dari kelompok eksperimen sebesar 0.56 dan kelompok kontrol sebesar 0,40. Siswa pada kelas eksperimen yang termasuk dalam kriteria tinggi sebanyak 11 orang, 19 siswa termasuk dalam kriteria sedang dan 13 orang untuk kriteria rendah, sedangkan pada kelas kontrol yang tidak terdapat siswa yang termasuk dalam kriteria tinggi, 26 orang termasuk dalam kriteria sedang, dan 19 orang untuk kriteria rendah. Terdapat perbedaan N-Gain terutama dari nilai tertinggi yang diperoleh presentase pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas control yakni 23,7 dan 5,4 dengan selisih 18,3. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yakni terjadi peningkatan hasil belajarsiswa karena rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.

C. Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi think talk write di kelas eksperimen mempunyai perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan hasil belajar di kelas kontrol yang pengajarannya dengan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajarpada kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan cukup baik, dimana nilai rata-rata hasil belajar posttest 74,03 lebih besar daripada kelompok kontrol yaitu 69,55. Peningkatan hasil belajar pun juga berbeda di mana kelas eksperimen dengan peningkatan 0,56 dan kelas kontrol 0,40, walaupun keduanya dalam kategori sedang, namunperbedaaniniterlihatpada presentase nilai N-Gain yaitu pada kelas eksperimen, presentase untuk siswa yang termasuk kriteria tinggi sebanyak 23,7, sedang 68,4 dan tinggi 7,9, sedangkan pada kelas control siswa yang termasukkriteriatinggi sebanyak 5,4, sedang 64,9 dan yang termasuk kriteria tinggi sebanyak 29,7. Berdasarkan pengujian hipotesis data pretest untuk kedua kelas diperoleh t hitung t tabel sebesar 1,96 1,99, maka dinyatakan bahwa Ho diterima. Dengan demikian bahwa hasil pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda nyata. Akan tetapi berbeda dengan data posttest dari kedua kelas diperoleh t hitung t tabel sebesar 2,30 1,99 padataraf signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima. Dengan demikian bahwa hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas control berbeda nyata. Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan strategi think talk kelompok ekperimen dankelas yang menggunakan pembelajaran konvensional kelompok kontrol. Perbedaan hasil belajar tersebut muncul karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kedua kedua kelompok. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemapuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu kita berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efesien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. 5 Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu. 6 Untuk melaksanakan strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran. Suatu program pengajaran yang 5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, Cet 8, h. 129. 6 Ibid., h. 127. diselenggarakan oleh guru dalam satu kali tatap muka, bisa dilaksanakan berbagai metode, seperti ceramah, diskusi kelompok, maupun tanya jawab. 7 Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berfikir think, berbicara talk, dan menulis write. 8 Huinker dan Laughlin, menyatakan: “strategi think talk write memungkinkan siswa untuk menyampaikan ide dalam pikiran mereka sebelum mereka menulis. Berbicara mendorong eksplorasi kata-kata dan menguji ide-ide. Berbicara mengembangakan pemahaman. Saat siswa banyak diberikan kesempatan untuk berbicara, mereka dapat menemukan cara yang akan ditulis kedalam tulisannya, dan tulisan memberikan lebih lanjut untuk pembangunan makna.” 9 Aktivitas talking atau berbicara dilakukan siswa agar dapat berukar pendapat sehingga antara siswa satu dengan siswa yang lain dapat saling melengkapi pemahaman mereka. Aktivitas membaca, mengembangkan kemampuan berfiikir, berbicara secara tepat, terutama saat menyampaikan ide-ide biologi, dan menuliskan hasil diskusi dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran biologi, dengan demikian diharapkan peran aktif siswa mampu mendorong prestasi belajarnya. Menulis dalam proses belajar membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran Biologi yaitu pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari. Menulis write yaitu menuliskan hasil diskusi atau dialog pada lembar kerja yang di sediakan lembar aktivitas siswa. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melaluitulisan. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat kesimpulan. Hal ini terlihat pada nilai LKS kelas eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol Tabel 4.6 7 Isjoni, dkk.,Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 2. 8 Ibid., h. 84. 9 Deann Huinker Connie Laughlin, Talk Your Way Into Writing”, http:www.Google.comsearch?q=mtsd.kl.12.wi.usMTSDDistrict?ela-curriculum- 03think_talk_write.html, diakses pada tanggal 23 April 2013, p. 88.