18
orang lain”.
52
Hal ini bisa terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog, sekaligus mengkonstruksi berbagai ide
untuk dikemukakan melalui dialog
53
menurut Tjokrodiharjo dalam Trianto, diskusi atau berkomunikasi dalam pembelajaran memiliki 3
tiga tujuan, yaitu: Pertama, meningkatakan cara berfikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran.
Kedua, menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa. Keriga, membantu siswa mempelajari ketermpilankomunikasidan proses
berfikir.
54
Berdiskusi atau berdialog didalam kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa dapat meningkatkan pemahaman. Kegiatan ini dapat membantu
memecahkan soal biologi karena siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan jawaban. yang tepat.
3. Aktivitas Write menulis Tahap selanjutnya adalah
”write” yaitu menuliskan hasil diskusipada lembar kerja yang disediakan LKS Lembar Aktivitas
Siswa.
55
Menulis dalam proses belajar membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran Biologi yaitu pemahaman peserta didik
tentang materi yang dipelajari. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat kesimpulan. Sedangkan bagi guru untuk melihat
bagaimana langkah menyelesaikan soal dan menyimpulkan solusi jawabannya. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide, karena
setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu
siswa dalam membuat kesimpulan
52
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 185
53
Martinis Yamin dan Bansu, op. cit., h. 87
54
Trianto, op cit., h. 124.
55
Ibid., h. 87
19
Menurut Martinis Yamin aktivitas siswa selama fase write adalah: 1
Menulis solusi terhadap masalah yang diberikan. 2
Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun
tabel, agar mudah dibaca dan ditindak lanjuti. 3
Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang salah atau kurang lengkap.
4 Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah
dibaca dan terjamin keasliannya.
56
Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi TTW menurut Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari sebagai berikut :
1 Guru membagi Lembaran Aktivitas Siswa LKS yang memuat
situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya. 2
Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaansecara individual, untuk dibawa ke forum diskusi think.
3 Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk
membahas isi catatan talk. Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
4 Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi
write.
57
Desain pembelajaran yang menggunakan strategi TTW menurut Martinis dan Bansu I. Ansari dengan sedikit modifikasi tampak dibawah
ini:
56
Ibid., h. 88.
57
I bid. h. 90.
20
Gambar 2.1 Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW
58
Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam setiap penerapan strategi pembelajaran. Peranan guru dalam strategi Think Talk
Write TTW adalah: 1
Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mengarah keterlibatan siswa dalam diskusi.
58
Ibid., h. 89.
Belajar Melalui Strategi TTW
Guru
Dampak
Situasi Masalah Open Ended
Siswa
THINK Membaca Teks dan
membuat catatan secara Individual
Siswa Interaksi dalam Grup
untuk membahas masalah serta solusi
TALK
Siswa WRITE
Konstruksi pengetahuan hasil dari think talk
secara individual
Kemampuan pemahaman dan
Komunikasi
21
2 Memehami ide siswa secara hati-hati.
3 Menyuruh siswa untuk mengungapkan ide baik secara tertulis
maupun lisan. 4
Memutuskan apa yang akan digali dan dibawa siswa dalam diskusi. 5
Memutuskan kapan harus member informasi, mengklarifikasi persoalan, memonitor dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi.
59
Berdasarkan paparan di atas strategi pembelajaran TTW Think Talk Write adalah suatu strategi pembelajaran yang mengacu pada
pembelajaran kontruktivisme dan kooperatif. Tahapan strategi Think Talk Write TTW dimulai dari think berpikir, siswa membaca buku paket atau
artikel atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, talk berbicara, siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi, dan write menulis, siswa
menulis hasil diskusi dan presentasi.
4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.”
60
Definisi tersebut memiliki pengertian bahwa belajar merupakan usaha untuk
mendapatkan ilmu, sehingga dengan belajar seseorang menjadi tahu, memahami, mengerti, dan dapat melaksanakan sesuatu.
Belajar adalah adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Selama masa kanak-kanak dan masa
remaja, diperoleh sejumlah sikap, nilai dan keterampilan hubungan sosial, demikian pula diperoleh kecakapan dalam berbagai mata ajaran sekolah.
61
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa
59
Ibid.
60
Hardini Isriani dkk., op.cit., h.3
61
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: Raja Grafindo, 1994, h. 1
22
baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
62
Skinner, seperti yang dikutif Barlow dalam bukunya Education Psichology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses adaptasi penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyatan ringkasnya,
bahwa belajar adalah:‟‟...a proces progressive beharvior adaptation’’. Berdasarkan eksperimennya Skinner percaya bahwa proses adaptasi
tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabiala ia diberi penguat reinforce.
63
Menurut Hilgard, belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu
situasi. Selanjutnnya bersama-sama dengan Mar Quis, Hilgard memperbaharui definisinya dengan menyatakan bahwa belajar
merupakan latihan mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan laian-lain sehingga terjadi
perubahan dalam diri.
64
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan perilaku baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
65
Whiterington yang dikutip Purwanto mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.
66
Hilgrad dan Bower dikutip dari Purwanto yang menyatakan bahwa belajar to learn memiliki arti: 1 to gain knowledge, comprehension, or
mastery of though experience or study; 2 to fix in the mind or memory; memorize; 3 to acquire trough experience; 4 to became in forme of to
62
Muhibbin Syah., Psikologi Belajar, Pamulang: Logos Wacana Ilmu,1999, h. 59
63
Ibid., h. 60
64
Suyono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h.12.
65
Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, h.10
66
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006, h. 84
23
find out.
67
Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh
pengetahuan atau
menguasai pengetahuan
melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan
informasi atau menemukan.Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
68
Dalam buku yang sama, Cronbach menyatakan “Learning is Shown by a change in behavior as a result of experience”,
sehingga bisa kita pahami bahwa belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
69
Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan
mengikuti arah tertentu. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
70
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
71
Selanjutnya Nana Sudjana mengatakan bahwa “belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses
melihat, mengamati, memahami sesuatu.”
72
Belajar disebut juga proses
67
Ibid., h. 84
68
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010, Cet .3, h. 2
69
Ibid., h.2
70
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 2
71
Ibid.,h.2
72
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Balai Pustaka, 1987, h. 28
24
aksi reaksi serta interaksi atau hubungan antara seseorang dengan seseorang yang lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa
berinteraksi dengan guru, serta siswa berinteraksi dengan siswa yang kemudian akan menimbulkan pengalaman baru, baik bagi siswa maupun
bagi gurunya. Dari beberapa definisi diatas, dapat penulis simpulkan bahwa
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Dapat pula penulis tarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa ciri belajar, yaitu:
1 Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Hal ini berarti bahwa
hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku. Tanpa mengamati tingkah laku, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil
belajar. 2
Perubahan tingkah laku bersifat permanent. Hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap
atau tidak berubah-ubah. 3
Perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman atau latihan Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahapan
perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang
ditunjang oleh interkasi dengan team sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya memberikan rangsangan kepada peserta didik
agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
73
Dalam melakukan kegiatan belajar, terjadi proses belajar berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-
73
Ratna Yudhawati, dkk., Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011, h. 44.