Aspek Hukum Aspek Ekonomi dan Sosial

64 jadwal, juga melaksanakan perintah dari kepala karyawan. Tugas masing-masing karyawan tertulis sebagai kegiatan manajemen usaha peternakan Lampiran 3. Dilihat dari aspek manajemen dan organisasi, usaha peternakan Agus Suhendar layak dijalankan, karena memiliki pembagian tugas yang jelas, terperinci dan tertulis, sehingga manajemen usaha berjalan dengan baik.

6.4. Aspek Hukum

Usaha peternakan Agus Suhendar adalah plasma dari sebuah perusahaan kemitraan yang bernama CV. Tunas Mekar Farm TMF sebagai inti. Dalam hubungan kemitraan inti dan plasma terdapat ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak hitam di atas putih dalam bentuk kontrak bermaterai Rp 6.000,00 yang ditandatangani kedua belah pihak. Apabila terjadi permasalahan atau perselisihan selama hubungan berlangsung maka akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati tersebut dengan jalan bermusyawarah. Jika tidak terjadi kesepakatan dalam penyelesaian sengketa secara bermusyawarah, pihak yang merasa tidak puas diperkenankan untuk melapor ke pihak yang berwajib. Mengenai perizinan peternakan sendiri, menurut manajer TMF, peternakan Agus Suhendar telah mendapatkan izin dari RTRW setempat dan penduduk sekitar. Dilihat dari aspek hukum, usaha peternakan Agus Suhendar layak dijalankan karena memiliki ketentuan kerjasama tertulis yang jelas dan saling memuaskan kedua belah pihak, dan mendapatkan izin pendirian dari RTRW maupun penduduk sekitar, sehingga meminimalisir kemungkinan terjadi konflik akibat limbah usaha.

6.5. Aspek Ekonomi dan Sosial

Suatu usaha peternakan ayam broiler pasti akan memiliki dampak bagi lingkungan sekitar baik secara ekonomi maupun sosial. Peternakan Agus Suhendar yang terletak di Desa Patambran RT 0204 Semplak Barat, Kemang Utara, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor berdiri di atas lahan seluas 1.500 m² yang dulunya adalah lahan gambut yang tidak produktif kemudian disewa oleh Bapak Agus dan dijadikan sebuah usaha peternakan. Peternakan ini, memiliki satu Kepala karyawan dan tiga karyawan yang berasal dari penduduk sekitar. Hal 65 tersebut membuktikan bahwa peternakan Agus Suhendar memiliki dampak secara ekonomi pada daerah sekitar dalam hal pengurangan jumlah pengangguran walaupun hanya empat orang, pemanfaatan lahan gambut menjadi lahan produktif dan memberikan tambahan penghasilan bagi pemilik lahan. Dampak negatif peternakan ayam broiler adalah limbah kotoran ayam dan sekam padi. Pada peternakan Agus Suhendar, limbah-limbah tersebut dijual. Kotoran ayam dan sekam padi tersebut dijual ke petani-petani yang memiliki sawah dan kebun di daerah sekitar sehingga dapat menambah penghasilan bagi Bapak Agus. Meskipun peternakan ayam berdiri di radius 300 m² dari rumah warga, peternakan tetap menimbulkan polusi udara yang membuat perumahan warga di sekitar mencium bau tidak sedap karena limbah kotoran ayam, tetapi karena sebelumnya Bapak Agus sudah mendapatkan restu dari beberapa warga yang rumahnya terdekat dengan peternakan, warga tidak protes. Hasil dari analisis aspek ekonomi dan sosial dapat dikatakan usaha peternakan ayam broiler yang dilakukan oleh peternakan Agus Suhendar tidak merugikan lingkungan sekitar, sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan. 66

VII. ANALISIS FINANSIAL

Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar adalah skala usaha peternakan rakyat dengan jumlah ayam yang diternakkan sebanyak 9.000 ekorperiode. Untuk menjaga kelangsungan usahanya peternakan Agus Suhendar bergabung dengan perusahaan kemitraan pola inti plasma Tunas Mekar Farm TMF. Kerjasama dengan TMF telah berlangsung selama hampir 7 tahun. Di bawah naungan TMF usaha berlangsung dengan baik, menghasilkan keuntungan, namun dikarenakan penetapan harga kontrak penjualan ayam maka penerimaan peternakan Agus Suhendar tetap, dikhawatirkan dapat membuat keuntungan yang diterima semakin berkurang karena harga DOC dan pakan yang semakin meningkat Tabel 7. Untuk itu dibutuhkan analisis finansial secara terperinci tentang kelayakan usahanya selama berada di bawah naungan TMF. Analisis kelayakan ini berkaitan dengan perhitungan keuangan terperinci untuk mengetahui apakah tetap bekerjasama dengan TMF menggunakan harga kontrak tetap Rp 12.350,00-13.230,00kg ayam broiler hidup dapat menjadikan peternakan Agus Suhendar tetap berlangsung dengan menikmati keuntungan maksimal sementara harga-harga input peternakan seperti bibit DOC dan pakan terus meningkat. Kriteria yang digunakan dalam penelitian meliputi NPV, Net BC, IRR, payback period, serta analisis switching value. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh manajer TMF umur proyek adalah 5 tahun, berdasarkan umur ekonomis kandang.

7.1. Inflow Arus Manfaat

Inflow merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek. Inflow dari usaha peternakan ayam broiler ini berasal dari penerimaan dan nilai sisa.

7.1.1. Penerimaan Penjualan Ayam

Penerimaan peternakan Agus Suhendar berasal dari penjualan ayam broiler, kotoran ayam, dan insentif dari TMF. Penjualan ayam dihitung dari