Bibit DOC Pakan Aspek Teknis dan Produksi

55 Luas lahan peternakan Agus Suhendar adalah 1.500 m², yang merupakan lahan sewa bekas lahan gambut. Di atasnya berdiri dua buah kandang. Kandang pertama adalah kandang bertingkat sebagai tempat pemeliharaan, gudang dan juga tempat menginap anak kandang, dan satu buah kandang panggung. Kandang bertingkat luasnya adalah 432 m², dengan ukuran 54x8 m dan kandang panggung 300 m², dengan ukuran 50x6 m, tinggi kaki 1,6 m dan tinggi kandang 1,8 m. Populasi 6.000 dan 3.000 ekor per kandang berarti memiliki kepadatan sekitar 10 ekor per meter persegi. Menurut Cahyono 2004, lebar kandang sebuah kandang panggung lebih baik berada pada kisaran 6-8 m dengan kepadatan kandang maksimal 10 ekorm², dan menurut TMF panjang kandang tidak boleh melebihi dari 100 m agar jangkauan pemanenan tidak terlalu luas. Untuk sirkulasi dan juga kemudahan dalam pemanenan, Fadillah 2007 mengatakan syarat ketinggian kaki dan dinding adalah antara 1,5 hingga 1,8 m. Kandang pada peternakan Agus Suhendar menggunakan atap genting, dinding kawat ram dan bambu dan kayu sebagai kerangka serta lantainya, tirai terpal untuk manajemen buka tutup tirai sebagai usaha untuk menjaga suhu dalam kandang. Menurut Aak 1986, atap genting memiliki kelebihan daya refleksi terhadap sinar matahari yang cukup baik, tahan lama, pertukaran udara cukup baik melalui celah-celah genting dan tidak mudah menjadi sarang tikus. Dinding kawat ram dan bambu sebagai kerangka dipilih agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik. Dilihat dari segi lahan dan perkandangan, kandang yang dimiliki peternakan Agus Suhendar telah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan sehingga layak untuk menjalankan usaha peternakan ayam broiler.

6.2.2. Bibit DOC

Usaha peternakan ayam broiler menggunakan bibit ayam berumur 1 hari atau DOC Day Old Chick. DOC yang digunakan pada peternakan Agus Suhendar adalah strain Hobb Gambar 3. Strain tersebut dipilih berdasarkan kualitas yang dinilai dari sejarah penggunaan strain Hobb pada periode sebelumnya baik di peternakan Agus Suhendar maupun plasma-plasma yang lain. Berdasarkan pengalaman pemeliharaan sebelumnya, strain Hobb memiliki tingkat mortalitas yang baik, jarang melebihi 4,5 persen dan FCR ± 1,8, yang artinya strain tersebut cukup baik, memenuhi standar target yang ditetapkan TMF yaitu 56 mortalitas maksimal 4,5 persen dari seluruh jumlah bibit dan FCR di bawah 1,8. Suplai Hobb didapatkan dari rekanan CV. Tunas Mekar Farm yaitu PT. Cimanggis. Jika terjadi kelangkaan DOC atau PT. Cimanggis tidak memiliki stok DOC pada saat periode baru akan dimulai, maka TMF akan menghubungi rekanan-rekanan lain yang memiliki stok DOC, seperti PT. Multibreeder Adirama Indonesia, atau PT. Charoen Pokhpand. Untuk mencegah keterlambatan kedatangan DOC, TMF selalu memesan jauh hari sebelum masa periode terakhir berakhir. Peternakan Agus Suhendar tidak perlu mengkhawatirkan tentang pengadaan DOC. Gambar 3. DOC Day Old Chick

6.2.3. Pakan

Pakan adalah asupan atau makanan bergizi yang diberikan kepada hewan ternak. Pakan merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler, yaitu 70 persen dari pengeluaran. Untuk itu manajemen pakan yang baik sangat dibutuhkan supaya dapat menekan biaya yang dikeluarkan sehingga margin keuntungan yang didapat bisa lebih besar. TMF menetapkan FCR standar bagi setiap plasmanya, kemudian melakukan kontrol melalui PPL secara rutin, memberikan bimbingan agar tingkat FCR bisa sesuai dengan standar Lampiran 1. Kontrol dilakukan dengan mengecek jumlah pakan yang telah terpakai dengan bobot ayam saat dilakukan pengecekan. Jika terjadi pemberian pakan berlebihan namun bobot tidak sesuai maka dilakukan evaluasi. Apakah dikarenakan panas yang kurang saat periode pemanasan sehingga DOC tidak dapat maksimal mencerna makanannya, atau ada 57 faktor-faktor lain. Setelah ditemukan masalahnya, PPL akan memberikan saran dan terus memantau saran untuk diterapkan. Pakan yang digunakan di peternakan Agus Suhendar diproduksi oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia yang terdiri dari jenis pakan BBR-I fine untuk umur 1- 10 hari dan BBR-I untuk umur 10-21 hari masa starter, Gambar 4 yaitu pakan yang berbentuk fine crumble dan BR II yang diberikan umur 22 hari sampai panen masa finisher, Gambar 5. Sama seperti pengadaan bibit, TMF sebagai inti bekerja sama dengan beberapa perusahaan, selain PT. Japfa Comfeed Indonesia, TMF juga bekerjasama dengan PT. Charoen Pokhpand. Untuk pencegahan penumpukan pakan, kekurangan atau keterlambatan pakan, TMF melakukan perencanaan kemudian menentukan kapan pakan habis, kapan pakan harus diganti jenisnya, dan kapan pakan harus datang. Beberapa hari sebelum tanggal pakan habis, TMF menghubungi pihak perusahaan rekanan suplai pakan dan memesan pakan untuk kedatangan dua hari sebelum pakan habis. Gambar 4. Pemberian Pakan Pada Fase Starter Gambar 5. Pemberian Pakan Pada Fase Finisher

6.2.4. Obat-obatan, Vitamin dan Vaksin