66
VII. ANALISIS FINANSIAL
Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya.
Skala usaha peternakan Agus Suhendar adalah skala usaha peternakan rakyat dengan jumlah ayam yang diternakkan sebanyak 9.000 ekorperiode. Untuk
menjaga kelangsungan usahanya peternakan Agus Suhendar bergabung dengan perusahaan kemitraan pola inti plasma Tunas Mekar Farm TMF. Kerjasama
dengan TMF telah berlangsung selama hampir 7 tahun. Di bawah naungan TMF usaha berlangsung dengan baik, menghasilkan keuntungan, namun dikarenakan
penetapan harga kontrak penjualan ayam maka penerimaan peternakan Agus Suhendar tetap, dikhawatirkan dapat membuat keuntungan yang diterima semakin
berkurang karena harga DOC dan pakan yang semakin meningkat Tabel 7. Untuk itu dibutuhkan analisis finansial secara terperinci tentang kelayakan
usahanya selama berada di bawah naungan TMF. Analisis kelayakan ini berkaitan dengan perhitungan keuangan terperinci
untuk mengetahui apakah tetap bekerjasama dengan TMF menggunakan harga kontrak tetap Rp 12.350,00-13.230,00kg ayam broiler hidup dapat menjadikan
peternakan Agus Suhendar tetap berlangsung dengan menikmati keuntungan maksimal sementara harga-harga input peternakan seperti bibit DOC dan pakan
terus meningkat. Kriteria yang digunakan dalam penelitian meliputi NPV, Net BC, IRR, payback period, serta analisis switching value. Berdasarkan informasi
yang diberikan oleh manajer TMF umur proyek adalah 5 tahun, berdasarkan umur ekonomis kandang.
7.1. Inflow Arus Manfaat
Inflow merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan
sebuah proyek. Inflow dari usaha peternakan ayam broiler ini berasal dari penerimaan dan nilai sisa.
7.1.1. Penerimaan Penjualan Ayam
Penerimaan peternakan Agus Suhendar berasal dari penjualan ayam broiler, kotoran ayam, dan insentif dari TMF. Penjualan ayam dihitung dari
67
jumlah bibit atau DOC yang dipelihara dikurangi dengan angka mortalitas 4,5 persen, dikalikan dengan harga kontrak rata-rata yaitu Rp 12.500,00kg. Harga
kontrak Rp 12.500,00kg merupakan harga kontrak yang paling banyak digunakan pada usaha peternakan Agus Suhendar pada tahun 2009. Kapasitas pemeliharaan
ayam broiler per periodenya adalah 9.000 ekor. Menggunakan batas angka mortalitas, dan riwayat kematian ayam di peternakan Agus Suhendar maka angka
mortalitas setiap periode adalah 4,5 persen, sehingga ayam broiler yang dihasilkan adalah 8.595 ekor, dengan harga tetap Rp 12.500,00kg, yang diambil dari harga
rata-rata kontrak yang paling sering digunakan TMF dan peternakan Agus Suhendar dalam perhitungan penjualan ayam broiler hidup. Pemanenan dilakukan
saat ayam berumur 6 minggu, diasumsikan bobot rata-rata telah mencapai 1,6 kg per ekornya. Dalam satu tahun terjadi 6 kali masa panen. Pembeli langsung datang
ke kandang untuk memanen ayamnya, diawasi oleh PPL dan dibantu oleh kepala dan karyawan kandang.
Adapun penerimaan penjualan ayam broiler hidup peternakan Agus Suhendar dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12.
Penerimaan Penjualan Ayam Broiler Hidup
Tahun Panen per
periode ekor Bobot
Panen kgekor
Harga Rpkg
Jumlah periode
Penerimaan Rp
1 8.595
1,6 12.500,00
6 1.031.400.000,00
2 8.595
1,6 12.500,00
6 1.031.400.000,00
3 8.595
1,6 12.500,00
6 1.031.400.000,00
4 8.595
1,6 12.500,00
6 1.031.400.000,00
5 8.595
1,6 12.500,00
6 1.031.400.000,00
Total penerimaan ayam broiler hidup 5.157.000.000,00
Berdasarkan perhitungan penerimaan pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa penerimaan
yang berasal
dari penjualan
ayam adalah
sebesar Rp 1.031.400.000,00tahun. Hasil tersebut didapat dari perkalian antara jumlah
ayam broiler yang dipanen per periode setelah dikurangi angka mortalitas 4,5 persen yaitu 8.595 ekor dengan bobot panen sebesar 1,6 kgekor dengan harga jual
68
tetap Rp 12.500,00kg dengan jumlah periode yang dilakukan dalam 1 tahun yaitu 6 periode. Total penerimaan ayam broiler selama 5 tahun adalah sebesar
Rp 5.157.000.000,00.
7.1.2. Penerimaan Penjualan Kotoran Ayam