Lahan dan Kandang Aspek Teknis dan Produksi

53 Berdasarkan hasil dari analisis aspek pasar yang terdiri permintaan dan penawaran pasar, harga dan produk ayam broiler hidup, usaha peternakan yang dilakukan peternakan Agus Suhendar layak untuk dijalankan, karena sebagai plasma sebuah perusahaan kemitraan yang memiliki kinerja dan manajemen yang baik seperti TMF, peternakan Agus Suhendar aman dari kerugian akibat jatuhnya harga, memiliki pasar, tidak menghadapi permasalahan distribusi produk, dan menghasilkan produk yang berkualitas.

6.2. Aspek Teknis dan Produksi

Analisis secara teknis berhubungan dengan penyediaan input proyek dan output produksi berupa barang dan jasa Gittinger, 1986. Analisis teknis dan produksi meliputi penilaian kelayakan terhadap lahan dan kandang sebagai tempat seluruh proses produksi terjadi, penyediaan input utama yaitu DOC, pakan, obat- obatan,vitamin dan vaksin, tenaga kerja dan bahan penunjang lainnya serta proses produksi.

6.2.1. Lahan dan Kandang

Lahan dan kandang adalah bagian terpenting dari usaha peternakan ayam broiler, karena tanpa lahan dan kandang usaha tidak dapat dijalankan. Oleh karena itu, lahan dan kandang yang digunakan dalam usaha peternakan ayam broiler harus memenuhi persyaratan standar yang ditentukan TMF ataupun pada umumnya kelayakan sebuah lahan dan kandang sebagai penunjang pertumbuhan yang baik bagi ayam broiler. Lahan yang baik untuk usaha peternakan ayam broiler menurut Fadillah 2007 adalah lahan yang terletak jauh dari pemukiman, tujuannya untuk menghindari konflik dengan lingkungan akibat dari polusi bau atau polusi debu, serta ayam terhindar dari kontaminasi penyakit yang dibawa manusia atau binatang lainnya. Kemudian lahan berada pada areal yang relatif datar agar memudahkan transportasi dan pembangunan kandang. Lahan juga harus dekat dengan atau memiliki sumber air yang memadai, karena air merupakan kebutuhan mutlak bagi ayam. Lahan harus memiliki akses jalan, jaringan listrik dan telepon, dekat dengan tempat pemasaran dan sumber bahan baku. Terakhir, lahan harus 54 mendapatkan izin dari lingkungan masyarakat sekitar dan aman dari segala gangguan keamanan kriminal maupun gangguan keamanan lainnya. Usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar berada pada radius ± 300 m dari pemukiman. Letaknya yang jauh sengaja dipilih untuk menghindari konflik dengan penduduk sekitar karena usaha peternakan ayam broiler selalu menimbulkan bau yang tidak sedap. CV. Tunas Mekar Farm TMF menetapkan persyaratan bagi setiap plasma yang akan bergabung agar lahannya minimal berada di radius 200 m. Desa Patambran, tempat dimana letak lahan berada pada daerah yang relatif datar sehingga memudahkan pembangunan kandang dan memudahkan usaha dari segala akses yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha, terutama akses transportasi untuk pengadaan input maupun distribusi ayam broiler. Selain itu fasilitas telekomunikasi pun mudah, walaupun peternakan Agus Suhendar tidak memiliki telepon rumah, tetapi sinyal bagi telepon selular yang dimiliki oleh kepala karyawan dan karyawan mudah didapat. Ketersediaan listrik dan air pun terjamin, air yang digunakan pada peternakan Agus Suhendar bersumber pada air tanah atau sumur, tersedia sepanjang tahun. Selain karena curah hujan kota Bogor yang cukup tinggi sebesar 3.500-5.000 mmtahun, tetapi juga karena sumur sengaja dibuat hingga kedalaman 20 m, dengan menggunakan mesin pompa super jet pump yang dapat menghisap air hingga kedalaman 50 m. Jika tetap terjadi kekeringan biasanya sumur akan digali lagi. Sebelum mendirikan usaha peternakan, Bapak Agus Suhendar telah meminta izin dari RTRW setempat secara informal, dan beberapa penduduk sekitar yang letaknya terdekat dengan areal peternakan. Dengan pendekatan dan penjelasan yang informatif, Bapak Agus berhasil mendapatkan izin dari RTRW setempat dan penduduk terdekat areal peternakan. Untuk menjaga peternakan dari gangguan kriminal dan keamanan lainnya Bapak Agus Suhendar mengandalkan siskamling Desa Patambran yang mengadakan ronda setiap malam serta memerintahkan anak kandang untuk bergantian menjaga kandang. Untuk menghalau binatang seperti ayam atau anjing memasuki areal peternakan seluruh lahan dipagari dengan pagar bambu setinggi 1 meter. 55 Luas lahan peternakan Agus Suhendar adalah 1.500 m², yang merupakan lahan sewa bekas lahan gambut. Di atasnya berdiri dua buah kandang. Kandang pertama adalah kandang bertingkat sebagai tempat pemeliharaan, gudang dan juga tempat menginap anak kandang, dan satu buah kandang panggung. Kandang bertingkat luasnya adalah 432 m², dengan ukuran 54x8 m dan kandang panggung 300 m², dengan ukuran 50x6 m, tinggi kaki 1,6 m dan tinggi kandang 1,8 m. Populasi 6.000 dan 3.000 ekor per kandang berarti memiliki kepadatan sekitar 10 ekor per meter persegi. Menurut Cahyono 2004, lebar kandang sebuah kandang panggung lebih baik berada pada kisaran 6-8 m dengan kepadatan kandang maksimal 10 ekorm², dan menurut TMF panjang kandang tidak boleh melebihi dari 100 m agar jangkauan pemanenan tidak terlalu luas. Untuk sirkulasi dan juga kemudahan dalam pemanenan, Fadillah 2007 mengatakan syarat ketinggian kaki dan dinding adalah antara 1,5 hingga 1,8 m. Kandang pada peternakan Agus Suhendar menggunakan atap genting, dinding kawat ram dan bambu dan kayu sebagai kerangka serta lantainya, tirai terpal untuk manajemen buka tutup tirai sebagai usaha untuk menjaga suhu dalam kandang. Menurut Aak 1986, atap genting memiliki kelebihan daya refleksi terhadap sinar matahari yang cukup baik, tahan lama, pertukaran udara cukup baik melalui celah-celah genting dan tidak mudah menjadi sarang tikus. Dinding kawat ram dan bambu sebagai kerangka dipilih agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik. Dilihat dari segi lahan dan perkandangan, kandang yang dimiliki peternakan Agus Suhendar telah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan sehingga layak untuk menjalankan usaha peternakan ayam broiler.

6.2.2. Bibit DOC