Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Asumsi-asumsi Dasar

33

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di usaha peternakan Agus Suhendar, Desa Patambran RT 0204 Semplak Barat, Kemang Utara, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, plasma dari CV. Tunas Mekar Farm TMF. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive, dengan pertimbangan berdasarkan data CV. Tunas Mekar Farm, peternakan Agus Suhendar adalah plasma yang mengalami permasalahan penurunan pendapatan akibat penerimaan tetap karena harga kontrak tetap tetapi harus menutupi biaya meningkat karena harga sapronak yang meningkat. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2011 hingga Maret 2011.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan manajer CV.Tunas Mekar Farm, pemilik peternakan Agus Suhendar, dan karyawan peternakan dan pengamatan. Data Primer yang diperlukan antara lain penerimaan dan biaya yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian. Data sekunder diperoleh dari catatan peternakan Agus Suhendar Farm dan CV. Tunas Mekar Farm dan literatur lainnya seperti buku, majalah peternakan, Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, Perpustakaan IPB, internet dan instansi lainnya. Data sekunder yang diperlukan antara lain keadaan geografis, demografis, dan data lain.

4.3. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode study case. Responden dipilih secara sengaja dan memiliki kontribusi besar dalam pelaksanaan kegiatan usaha peternakan ayam broiler di usaha peternakan Agus Suhendar yang sedang berjalan. Adapun pihak yang dijadikan responden adalah manajer CV. Tunas Mekar Farm, pemilik peternakan Agus Suhendar dan karyawan peternakan. Pemilihan responden dilakukan dengan alasan bahwa responden tersebut memiliki data dan informasi yang dibutuhkan untuk 34 mendukung penelitian dan wewenang untuk memberikannya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

4.3.1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran dari aspek- aspek berikut : 1 Aspek pasar dan pemasaran Analisis pasar dan pemasaran akan memberikan gambaran mengenai permintaan dan penawaran ayam broiler di Bogor serta bagaimana peternakan Agus Suhendar menghadapi fluktuasi permintaan dan penawaran di pasar, harga pasar yang sedang terjadi dan harga jual kontrak, dan pemasaran produk yang dihasilkan. 2 Aspek teknik dan produksi Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana lahan dan kandang, pengadaan input, dan proses produksi peternakan Agus Suhendar. 3 Aspek hukum Analisis aspek hukum harus mampu menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan masalah ligitasi, kesepakatan-kesepakatan; hubungan industrial; perizinan; status perusahaan; desain mengenai hak dan kewajiban pendiri; pemegang saham, tim manajemen dan karyawan Haming dan Basalamah, 2010. Penilaian aspek hukum pada penelitian ini difokuskan pada bagaimana hubungan kemitraan antara peternakan Agus suhendar sebagai plasma dengan CV. Tunas Mekar Farm sebagai inti, kesepakatan- kesepakatan yang dibuat di dalamnya dan status hukum CV. Tunas Mekar Farm. 4 Aspek manajemen dan organisasi Analisis mengenai aspek organisasi dan manajemen dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi organisasi dan manajemen dapat diterapkan dengan baik pada kegiatan operasional usaha peternakan ayam broiler pada usaha peternakan Agus Suhendar. 5 Aspek ekonomi dan sosial Analisis aspek ekonomi dan sosial bertujuan untuk mengemukakan pengaruh positif proyek terhadap perekonomian dan masyarakat sekitar 35 proyek, apakah proyek tanggap terhadap keadaan sosial masyarakat, seperti penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan, pembangunan jasa-jasa umum seperti jalan raya.

4.3.2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler dari aspek finansial. Dalam analisis aspek finansial terdapat beberapa metode yang akan digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam Agus Suhendar yaitu NPV, Net BC, IRR, Payback period dan analisis sensitivitas menggunakan metode Switching value . 1 Net present value NPV Net present value NPV adalah keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi. Metode ini dihitung dengan cara mengurangi nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dengan biaya arus tunai pada waktu sekarang selama waktu tertentu. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV yaitu bila NPV0, maka proyek tersebut menguntungkan dan layak didirikan. Rumus NPV adalah sebagai berikut : Keterangan : = Penerimaan total pada tahun tertentu. Penerimaan didapatkan dari ` perkalian harga ayam broiler dengan jumlah penjualan ayam dijumlahkan dengan penerimaan dari penjualan kotoran ayam dan insentif. = Biaya total pada tahun tertentu, biaya total didapatkan dari jumlah biaya variabel dan biaya tetap. = Waktu Tahun analisis = Suku bunga deposito karena menggunakan modal sendiri, yang merupakan Opportunity cost of capital discount rate n = Jumlah umur ekonomis Kriteria : NPV 0, maka usaha peternakan ayam broiler menguntungkan dan layak dilaksanakan. 36 NPV 0, maka usaha peternakan ayam broiler merugi dan lebih baik tidak dilaksanakan. NPV = 0, maka usaha peternakan ayam broiler tidak untung namun tidak juga merugi. 2 Net benefit cost ratio Net BC Net benefit cost ratio Net BC adalah tingkat besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan berupa perbandingan antara jumlah NPV yang positif sebagai pembilang dengan NPV yang negatif sebagai penyebut. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai Net BC yaitu semakin besar Net BC, maka usaha tersebut semakin menguntungkan dan layak dijalankan. Keterangan : Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t i = Tingkat suku bunga discount rate n = Jumlah Tahun Kriteria : Net BC 1, maka usaha peternakan ayam broiler layak dijalankan Net BC 1, maka usaha peternakan ayam broiler merugi dan lebih baik tidak dijalankan Net BC = 1, maka usaha peternakan ayam tidak untung namun juga tidak merugi 3 Internal rate of return IRR Internal rate of return IRR adalah kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan pengembalian atau dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih yang dapat dicapainya. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku discount rate, maka proyek dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menggunakan IRR adalah sebagai berikut : 37 + Keterangan : = discount rate yang menghasilkan NPV positif = discount rate yang menghasilakn NPV negatif = NPV positif = NPV negatif 4 Payback period Payback period masa pembayaran kembali didefinisikan sebagai jangka waktu kembalinya keseluruhan investasi yang ditanamkan, melalui keuntungan yang diperoleh suatu proyek. Kriteria investasi semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka investasi tersebut semakin baik dilaksanakan. Payback period dihitung menggunakan metode arus kumulatif Haming dan Basalamah, 2010. Metode arus kumulatif : Payback period = n + x 1 tahun Keterangan : n = Tahun terakhir dimana arus kas masih belum bisa menutupi investasi mula-mula a = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke - n b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke - n+1 Usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar memiliki umur proyek 5 tahun. Hal tersebut berdasarkan umur ekonomis bangunan kandang ayam. Apabila selama umur proyek modal kembali sebelum berakhirnya umur proyek maka proyek tersebut masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi, jika sampai saat proyek berakhir modal belum kembali, maka sebaiknya proyek tersebut tidak dilaksanakan. 5 Switching value Analisis nilai pengganti merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat peningkatan dan penurunan suatu variabel. Analisis ini mencari perubahan maksimum yang dapat ditolerir agar proyek masih bisa dilaksanakan dan masih bisa memberikan keuntungan normal. Perubahan-perubahan yang terjadi misalnya, perubahan pada tingkat produksi, harga jual output maupun harga input. Penelitian ini akan 38 menggunakan variabel analisis kenaikan harga DOC dan pakan serta penurunan harga jual.

4.4. Asumsi-asumsi Dasar

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1 Lahan yang digunakan adalah lahan sewa seluas 1.500 m². 2 Umur proyek adalah lima tahun yang ditetapkan berdasarkan umur ekonomis kandang yang konstruksinya sebagian besar terbuat dari bambu. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kandang merupakan aset penting dalam usaha peternakan ayam broiler yang memerlukan biaya besar. 3 Sumber modal usaha peternakan Agus Suhendar berasal dari modal sendiri sehingga yang digunakan adalah suku bunga deposito rata-rata acuan Bank Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,5 persen. 4 Kapasitas kandang 9.000 DOC per periodenya. 5 Sumber penerimaan yang diperoleh dalam usaha ini berasal dari penjualan ayam hidup dan kotoran ayam serta insentif sebesar Rp 30,00kg bobot hidup ayam jika angka mortalitas sama dengan 4,5 persen, dan Rp 190,00kg bobot hidup jika angka FCR feed convertion ratio sama dengan 1,8. 6 Setiap ayam hidup yang dihasilkan terjual habis setiap periodenya, hal ini dikarenakan TMF menyalurkan semua hasil penjualan peternakan Agus Suhendar kepada pembeli. 7 Siklus produksi adalah 1,5 bulan per periode, dan hasilnya dijual pada akhir periode. Masa persiapan kandang dua minggu setelah panen. Dalam satu tahun terjadi enam kali panen. 8 Tingkat mortalitas 4,5 persen berdasarkan pengalaman peternakan Agus Suhendar, yang angka mortalitasnya tidak pernah melebihi 4,5 persen dan FCR tidak pernah melebihi 1,8. 9 Rata-rata hasil panen ayam broiler adalah 8.595 ekor. Angka ini didasarkan pada jumlah DOC yang dipelihara dikurangi angka mortalitas 4,5 persen. 10 Ayam dipanen pada saat umur 4-5 minggu dengan asumsi bobot rata-ratanya adalah 1,6 kgekor berdasarkan rata-rata bobot panen pada peternakan Agus Suhendar pada periode tahun 2009. 11 Harga jual ayam hidup adalah Rp 12.500,00kg. 39 12 Biaya yang dikeluarkan untuk usaha peternakan ayam broiler terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi yang dikeluarkan yaitu biaya pembangunan kandang, pembelian peralatan, instalasi listrik dan air, sedangkan biaya operasional per periode seperti pembelian DOC, pakan, obat-obatan dan vitamin, pembayaran gaji, listrik. 13 Harga DOC pada tahun pertama diasumsikan Rp 3.303,00ekor, meningkat 4,3 persen setiap tahun. Harga pakan diasumsikan Rp 4.565,00kg pada tahun pertama, meningkat 2 persen setiap tahun. Biaya pakan per DOC diasumsikan Rp 13.147,20, didapatkan dari bobot panen 1,6 kg dikalikan FCR 1,8 dikalikan harga pakan Rp 4.565,00kg. Biaya obat-obatan diasumsikan tetap yaitu sebesar Rp 900.000,00 per periodenya. Harga dan persentase peningkatan didasarkan pada rata-rata harga yang terjadi pada tahun 2009, karena proyeksi cashflow dibuat sejak tahun 2009 hingga lima tahun ke depan. Biaya lain diasumsikan tetap. 14 Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008 pasal 17 ayat 2b tentang tarif umum PPH Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang menetapkan pajak sebesar 25 persen berlaku sejak tahun 2010. 40

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. CV. Tunas Mekar Farm

5.1.1. Sejarah CV. Tunas Mekar Farm

Tunas Mekar Farm TMF adalah perusahaan peternakan ayam broiler yang menerapkan sistem kemitraan pola inti plasma. Berdasarkan panduan mengenai pola kemitraan Direktorat Pengembangan Usaha, Departemen Pertanian 2002 tentang pola kemitraan inti plasma, TMF sebagai inti melakukan kegiatan- kegiatan menampung hasil produksi, membeli hasil produksi, memberikan bimbingan teknis dan pembinaan manajemen, memberikan pelayanan berupa permodalan atau kredit, menyediakan lahan, sarana produksi dan teknologi bagi plasmanya, serta mempunyai usaha budidaya. TMF didirikan pada tanggal 10 April 2004 oleh Ir. Muslikin dengan kantor pusat terletak di jalan Kenari blok A2, Perum Ciluar Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor. TMF didirikan dengan menggunakan modal milik sendiri. Tujuan didirikan TMF adalah untuk membantu peternak-peternak kecil mengembangkan usahanya dan mendapatkan keuntungan. Pada awal berdirinya TMF hanya memiliki 2 karyawan yaitu pendirinya Bapak Ir. Muslikin dan Bapak Agus. Mereka bekerjasama dan bekerja keras mencari peternakan atau plasma dengan target per minggunya mendapatkan 3-4 peternakan dengan kapasitas 10.000 – 15.000 ekor ayam selama 7 minggu. Dengan kegigihan mereka berhasil mencapai target tersebut, dalam 7 minggu TMF telah memiliki plasma sekitar 20 peternakan. TMF memastikan peternakan- peternakan tersebut mendapatkan pelayanan terbaik, mendengarkan keluhan- keluhan peternak, memberikan solusi, kemudian membantu mewujudkan solusi tersebut. Dedikasi mereka membuat TMF pun berkembang menjadi perusahaan kemitraan yang memiliki reputasi baik di mata plasma-plasmanya. Sebuah perusahaan kemitraan dengan karyawan 2 dan 20 plasma sekarang berkembang menjadi perusahaan kemitraan yang memiliki karyawan sebanyak 100 orang dan 150 plasma yang tersebar hampir di seluruh Kabupaten Bogor dengan kapasitas mulai dari 5.000 hingga 200.000 ekor ayam per peternakan.