23
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek
Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber daya
untuk mendapatkan benefit. Proyek juga berarti kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk memperoleh keuntungan atau
manfaat. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari identifikasi, persiapan, dan analisis penilaian,
pelaksanaan dan evaluasi Gittingger, 1986. Evaluasi proyek sangat penting, evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan proyek.
Menurut Husnan dan Suwarsono 2000, studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek proyek investasi dilaksanakan
dengan berhasil. Studi kelayakan proyek merupakan suatu analisis yang dapat menunjukkan apakah suatu proyek pembangunan yang direncanakan atau yang
sedang berjalan layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan kelangsungan hidupnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan manfaat dan biaya yang
diakibatkan oleh bisnis atau proyek pembangunan tersebut. Tujuan analisis proyek adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan yang
dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, menghindari pemborosan sumber-sumber yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak
menguntungkan, mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan, dan
menentukan prioritas investasi. Untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu calon proyek perlu dihitung benefit dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek
Gray, et. al,. 1999.
3.1.2. Analisis Biaya dan Manfaat
Menurut Gittingger 1986, tujuan analisis dalam suatu proyek harus disertai dengan definisi mengenai biaya dan manfaat. Biaya adalah suatu yang
mengurangi tujuan. Biaya yang umumnya dimasukkan dalam analisis proyek
24
adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh terhadap suatu investasi, antara lain seperti biaya operasional dan biaya investasi.
Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan biaya operasional
adalah biaya yang rutin dikeluarkan setiap tahun pada umur proyek. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variabel cost.
Biaya tetap adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tidak berubah atau tetap pada volume kegiatan tertentu,
penyusutan pajak dan sebagainya. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan cenderung berubah sesuai dengan bertambahnya volume produksi, meliputi biaya-
biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan sebagainya. Menurut Nurmalina et al. 2009, manfaat proyek dapat dibagi menjadi
dalam tiga bagian yaitu : Tangible benefit, indirect benefit, dan intangible benefit. Tangible benefit
adalah manfaat yang dapat diukur, misalnya disebabkan oleh adanya peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk, perubahan waktu dan
lokasi penjualan, perubahan bentuk produk, mekanisasi pertanian, pengurangan biaya transportasi dan penurunan atau menghindari kerugian. Indirect benefit
adalah manfaat yang dirasakan di luar bisnis itu sendiri, sehingga mempengaruhi keadaan eksternal di luar bisnis. Intangible benefit adalah manfaat yang riil yang
ada tetapi sulit diukur, seperti bisnis pertamanan dimana manfaat keindahan kenyamanan dan kesegaran, kesehatan serta pendidikan.
3.1.3. Laba Rugi
Menurut Nurmalina et al. 2009, laporan laba rugi berisi tentang total penerimaan, pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu usaha
dalam satu tahun produksi. Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan laba rugi
merupakan ringkasan dari empat jenis kegiatan dalam suatu bisnis, meliputi : a
Penerimaan dari penjualan produk dan jasa. b
Beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual. c
Beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa pada konsumen, serta yang berkaitan dengan beban administratif dan
operasional.
25
d Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya bunga yang
dibayarkan bank, penyusutan dan lainnya. Adapun laba rugi akan memudahkan untuk menentukan besarnya aliran
kas tahunan yang diperoleh suatu perusahaan, untuk menghitung berapa penjualan minimum baik dari kuantitas ataupun nilai uang dari suatu aktivitas bisnis, nilai
produksi atau penjualan minimum tersebut merupakan titik impas break even point
, dan untuk menaksir pajak yang akan dimasukkan ke dalam cash flow.
3.1.4. Aspek-Aspek Analisis Kelayakan