25
d Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya bunga yang
dibayarkan bank, penyusutan dan lainnya. Adapun laba rugi akan memudahkan untuk menentukan besarnya aliran
kas tahunan yang diperoleh suatu perusahaan, untuk menghitung berapa penjualan minimum baik dari kuantitas ataupun nilai uang dari suatu aktivitas bisnis, nilai
produksi atau penjualan minimum tersebut merupakan titik impas break even point
, dan untuk menaksir pajak yang akan dimasukkan ke dalam cash flow.
3.1.4. Aspek-Aspek Analisis Kelayakan
Studi kelayakan atas suatu proyek harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait sehingga penilaian kelayakan terhadap suatu proyek tidak hanya
berdasarkan kelayakan finansial saja. Untuk melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana
keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Haming dan Basalamah 2010, mengklasifikasikan aspek-aspek tersebut menjadi enam aspek
yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek finansial.
Menurut Gittinger 1986, aspek pasar, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek finansial.
Menurut Husnan dan Suwarsono 2000, aspek-aspek studi kelayakan proyek terdiri aspek pasar, aspek teknis, keuangan, hukum dan ekonomi negara.
Namun tergantung pada besar dan kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut, maka juga terkadang ditambah dengan studi dampak sosial.
1 Aspek pasar dan pemasaran
Menurut Nurmalina et al. 2009, aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang :
a Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis
konsumen, perusahaan besar pemakai dan perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.
b Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga berasal
dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkembanganya di masa yang akan datang.
26
c Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi
dalam negeri lainnya. d
Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan bauran pemasaran marketing mix. Identifikasi siklus
kehidupan produk product life cycle, pada tahap apa produk yang akan dibuat.
e Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang
biasa dikuasai perusahaan. 2
Aspek teknis dan produksi Analisis secara teknis dan produksi berhubungan dengan penyediaan
input proyek dan output produksi berupa barang dan jasa Gittinger, 1986. Input dari usaha peternakan ayam broiler adalah pakan, bibit, obat-obatan,
vaksin dan vitamin, tenaga kerja dan bahan penunjang lainnya. Bagaimana strategi dalam mendapatkan bahan baku di atas dalam hal kualitas dan
kuantitas, dan juga manajemen produksinya agar penggunaan input-input tersebut menghasilkan output yang berkualitas dengan tingkat kuantitas
maksimal. Output dari usaha ini adalah ayam broiler dan kotoran ayam, bagaimana peternak dapat menghasilkan produk yang berkualitas yaitu ayam
yang bebas penyakit, bersih dan higienis, segar, dan memiliki bobot yang sesuai dengan keinginan konsumen. Analisis secara teknis juga dapat
mengidentifikasikan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau pada tahap awal
pelaksanaan. 3
Aspek manajemen dan organisasi Menurut Nurmalina et al. 2009, aspek manajemen dan organisasi
mempelajari tentang manajemen dan organisasi dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dan organisasi dalam masa operasi. Manajemen dan
organisasi dalam masa pembangunan bisnis, terkait dengan siapa pelaksana bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan
studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Manajemen dan organisasi dalam masa operasi, terkait bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha
bisnis yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi
27
masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti.
Kadariah et al. 1999, menyatakan bahwa keahlian manajemen hanya dapat dievaluasi secara subjektif, meskipun demikian jika hal ini tidak
mendapat perhatian yang khusus, ada banyak kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang kurang realistis dalam proyek yang
direncanakan. 4
Aspek hukum Studi aspek hukum harus mampu menjelaskan berbagai hal yang
berkaitan dengan msalah ligitasi, kesepakatan-kesepakatan; hubungan industrial; perizinan; status perusahaan; desain mengenai hak dan kewajiban
pendiri; pemegang saham, tim manajemen dan karyawan Haming, 2010. 5
Aspek ekonomi dan sosial Aspek sosial menyangkut dampak sosial, budaya dan lingkungan yang
disebabkan adanya bisnis yang akan dilaksanakan dan kesesuaian dengan pola sosial budaya dan lingkungan masyarakat setempat. Gittinger 1986,
menyatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan sosial harus difikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap
responsive terhadap keadaan sosial tersebut. Sebab tidak ada proyek yang akan bertahan lama bila tidak tanggap terhadap sosial. Aspek sosial juga
dapat berkenaan dengan kontribusi bisnis terhadap manfaat ekonomi seperti penyerapan tenaga kerja, pemerataan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. 6
Aspek finansial Aspek finansial berkenaan dengan pengaruh-pengaruh finansial bisnis
terhadap petani sebagai pelaku dalam bisnis tersebut. Husnan dan Suwasono 2000, menyebutkan bahwa analisis terhadap aspek finansial dilakukan untuk
melihat apakah proyek tersebut mampu memenuhi kewajiban finansial ke dalam dan keluar perusahaan serta dapat mendatangkan keuntungan yang
layak bagi perusahaan atau pemiliknya. Aspek finansial ditentukan berapa jumlah dana modal tetap dan modal awal kerja yang dibutuhkan, struktur
28
permodalan, sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratan, serta kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial.
Husnan dan Suwarsono 2000, pada umumnya ada lima metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi, metode
tersebut yaitu metode avarage rate of return, payback period, internal rate return
, net benefit and cost ratio, dan profitability indeks. Selain itu Gittinger 1986 menyebutkan bahwa dana yang diinvestasikan itu layak atau tidak
akan diukur melalui kriteria investasi net present value, gross benefit cost ratio
, dan internal rate of return. a
Net Present Value NPV Net present value
merupakan nilai selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dari masa yang
akan datang Husnan dan Suwarsono, 2000. Menurut Gittinger 1986, net present value
adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi, untuk menghitung NPV, perlu ditentukan tingkat
bunga yang relevan. Terdapat tiga penilaian investasi dalam metode NPV, yaitu jika NPV
lebih besar dari nol berarti layak untuk dilakukan. Sebaliknya, jika NPV kurang dari nol, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini
dikarenakan manfaat yang diperoleh tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek dapat dilaksanakan
tetapi dengan konsekuensi hanya dapat memberikan manfaat atau keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.
b Net benefit and cost ratio Net BC
Rasio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya Gittinger 1986. Net BC ratio
didefinisikan sebagai angka perbandingan antara jumlah NPV positif sebagai pembilang dengan jumlah NPV negatif sebagai penyebut. Nilai Net BC
menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah Husnan dan Suwarsono, 2000. Untuk menggunakan
metode Net BC ratio perlu menentukan tingkat bunga yang dipergunakan. Nilai Net BC ratio mengandung dua arti penting, yaitu :
29
i Net BC 1, maka proyek layak atau menguntungkan.
ii Net BC = 1, maka proyek layak tetapi proyek tidak memberikan
keuntungan. iii
Net BC 1, maka proyek tidak layak atau tidak menguntungkan. c
Internal rate of return IRR Perhitungan internal rate of return tingkat pengembalian internal
adalah tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan karena proyek membutuhkan dana lagi untuk
biaya-biaya operasi dan investasi dan proyek baru sampai pada tingkat pulang modal Gittinger, 1986. Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui
persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan pinjaman. Suatu investasi
dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, apabila IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga berarti investasi tidak
layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. d
Payback period PP Menurut Gittinger 1986, payback period adalah jangka waktu
kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan, dan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai netto
produksi tambahan, sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan.
e Analisis switching value
Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan pendekatan switching value. Menurut Gittinger 1986, analisis switching value adalah suatu analisis untuk
dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Pendekatan switching value nilai pengganti, dimana analisis
ini mencari beberapa perubahan maksimum yang dapat ditolerir agar proyek masih bisa dilaksanakan dan masih bisa memberikan keuntungan normal.
Perubahan-perubahan yang terjadi, misalnya perubahan pada tingkat produksi, harga jual output maupun kenaikan harga input. Analisis ini
dilakukan dengan teknik coba-coba terhadap perubahan terjadi, sehingga
30
dapat diketahui tingkat kenaikan dan penurunan maksimum yang boleh terjadi pada usaha peternakan ayam broiler agar memperoleh keuntungan.
Pengujian analisis switching value dilakukan sampai mencapai tingkat maksimum, dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa
besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol NPV=0. Nilai NPV sama dengan nol akan membuat IRR
menjadi sama dengan tingkat suku bunga yang ditentukan IRR=suku bunga dan Net BC rasio menjadi sama dengan satu Net BC = 1.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional