Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

V GAMBARAN UMUM GASOL PERTANIAN ORGANIK

5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Gasol Pertanian Organik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian organik dan pengolahannya. Usaha ini dirintis oleh Ika Suryanawati dan suaminya Fleming Wong. Sebelum fokus pada usaha ini, Ibu Ika berprofesi sebagai karyawan swasta dengan latar belakang pekerjaan tidak sesuai dengan pendidikannya saat kuliah di IPB, ia memiliki impian untuk dapat mengembangkan pertanian padi varietas lokal yang organik. Ika Suryanawati merupakan alumni lulusan IPB jurusan Budidaya Pertanian tahun 1994. Buku karya Masanobu Fukouka menginspirasi beliau kepada pertanian organik yaitu pertanian yang ramah lingkungan sehingga alam juga akan memberikan hasil yang baik kepada manusia, tidak dengan memaksakan alam untuk berproduksi melebihi batas kewajaran. Pada tahun 2004, Bapak Fleming dan Ibu Ika membeli lahan seluas 2.500 m 2 yang sesuai untuk mewujudkan keinginannya mengembangkan pertanian organik tersebut. Tempat tersebut adalah desa Gasol, berada di timur kaki Gunung Gede, kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pasangan ini memiliki keinginan terpendam untuk mengangkat kembali beras varietas lokal cianjur yang hampir jarang ditemukan di pasaran. Mereka menyadari bahwa sebenarnya banyak sekali varietas lokal unggulan yang ada seperti pandan wangi, cingkrik, hawara batu, hawara jambu, gobang omyok, rogol, banggala, peuteuy , dan beureum seungit. Hal tersebut yang menginspirasi pasangan pemilik Gasol Pertanian Organik ini untuk kembali melestarikan varietas lokal unggulan Cianjur Usaha Gasol Pertanian Organik dalam mencari informasi mengenai bibit padi varietas lokal unggulan cianjur tidaklah mudah. Pada pertengahan tahun 2006, Gasol Pertanian Organik berhasil mendapatkan bibit-bibit padi lokal dari petani tua di desa Gasol. Awal mula usaha ini dimulai dengan menjalin kemitraan dengan petani desa Gasol dan membuat kerjasama berdasarkan bagi hasil. Syarat pola penanamannya adalah dengan teknik SRI System of Rice Intensification, yaitu teknik menanam padi dengan menanam satu bibit pada satu lubang tanah. Namun, karena umur tanam untuk padi lokal tersebut lebih lama yaitu enam bulan dibandingkan padi hibrida pada umumnya yang hanya membutuhkan waktu 100 hari, petani tersebut menolak karena dianggap membuang waktu dengan hasil yang tidak memuaskan. Dengan harga gabah yang sudah ditentukan oleh pemerintah, maka membudidayakan padi varietas lokal Cianjur menjadi tidak menguntungkan bagi petani. Pola pikir petani setempat masih belum terbuka oleh pentingnya memperlakukan alam dengan melakukan pertanian yang alami, orientasi yang masih ada yaitu menanam padi secara konvensional, dengan pupuk, pestisida dan pola yang tidak mengijinkan tanaman tersebut untuk lebih leluasa berkembang. Gasol Pertanian Organik pun menghentikan pola kerjasama bagi hasil dengan petani dan mengubahnya menjadi sistem upah kepada beberapa petani. Hal tersebut membuat Gasol Pertanian Organik bebas menerapkan cara penanaman padi seperti yang Gasol Pertanian Organik inginkan yaitu sistem SRI. Panen yang dihasilkan dari pola penanaman SRI System of Rice Intensification, dengan pupuk kompos dan pupuk kandang, serta air hulu sungai cianjur yang belum terkena polusi memberikan panen yang sukses, begitu pula di tahun-tahun berikutnya. Tiga tahun setelah panen pertama hasil panen masih belum mencapai hasil yang optimal, hasil panen hanya setengah dari seharusnya, omzet penjualan awal pun sebesar Rp 300.000,00. Namun lahan sawah dan ladang yang dikelola Gasol Pertanian Organik bertambah luas di tahun berikutnya, rata-rata menghasilkan 10 ton padi lokal per ha. Selain menanam padi, Gasol Pertanian Organik juga menanam sayur mayur organik serta beberapa palawija. Lahan seluas 1000 m 2 khusus dimanfaatkan Gasol Pertanian Organik untuk membudidayakan tanaman langka Indonesia seperti umbi garut, jali-jali dan sorghum. Tahun 2006, Ibu Ika Suryanawati mencoba memenuhi pesanan pelanggan untuk tepung beras sebagai MP-ASI. Pesanan tersebut hadir setelah Ibu Ika menawarkan Tepung Beras Gasol di milis kesehatan yang aktif diikuti oleh Ibu Ika. Tepung beras Gasol tersebut dimaksudkan untuk menjawab kebingungan ibu rumah tangga anggota milis dalam membuat makanan pendamping asi. Awal produksi, tepung dikemas dalam plastik dengan berat bersih 500 g, dan dikirim lewat jasa pengiriman ekspedisi. Beberapa tahun berjalan, animo masyarakat terhadap produk ini pun meningkat. Hingga saat ini produk Tepung Gasol MP- ASI telah menembus outlet-outlet di Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Medan dan Makasar. Selain melalui outlet, Gasol Pertanian Organik juga melayani pelanggan melalui reseller-reseller yang tersebar di Indonesia. Gasol Pertanian Organik mengakui bahwa para reseller lah yang berjasa dalam pengenalan produk Tepung Gasol ke masyarakat. Hingga saat ini, Gasol Pertanian Organik terus berkembang dengan memasarkan berbagai produk serta jasa pariwisata, untuk produk diantaranya beras organik yang terdiri dari beras putih, beras kecambah, beras merah, dan beras coklat; tepung Gasol yang terdiri dari tepung beras coklat, beras merah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, umbi garut, tepung beras merah wangi, tepung pisang, tepung jagung, dan tepung ubi jalar. Sejalan dengan semakin berkembangnya permintaan terhadap produk MP-ASI Gasol, perusahaan akan lebih mengarahkan usahanya pada subsistem hilir yaitu dengan proses pengolahan yang meningkatkan nilai tambah suatu komoditas. Lahan yang dimiliki oleh Gasol Pertanian Organik juga berkembang hingga kini yaitu seluas 7 Ha, sehingga apabila ditambah luas lahan milik mitra, luas lahan yang dikelola untuk menghasilkan bahan baku yaitu memiliki total luas lahan 30 Ha.

5.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan