1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, dapat membantu dalam memberikan alternatif strategi pengembangan usaha di masa mendatang sebagai saran bagi manajemen
perusahaan.
2. Bagi pembaca, dapat memperluas wawasan mengenai produk makanan penunjang asi kemasan dan pangan olahan organik, serta strategi
pengembangannya sehingga dapat menjadi rujukan untuk penelitan terkait selanjutnya.
3. Bagi peneliti, untuk memberikan wawasan, pengalaman dan informasi tentang strategi pengembangan usaha pada produk Tepung Bubur MP-ASI
Gasol sebagai pangan olahan organik.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Makanan Pendamping Air Susu Ibu
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 4-6 bulan berat badan antara 6-7 kg sampai
bayi berusia 24 bulan. Selain makanan pendamping ASI, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Makanan pendamping
ASI berbeda dengan makanan sapihan, karena makanan sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengonsumsi ASI Krisnatuti dan Yenrina, 2000. Manfaat
Makanan Pendamping, MP-ASI adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi berusia 6 bulan keatas atau berdasarkan indikasi
medik, sampai anak berusia 24 bulan untuk mencapai kecukupan gizinya. Makanan tambahan pendamping ASI yaitu berupa makanan semipadat
hingga padat yang berfungsi sebagai bahan makanan tambahan dengan ASI sebagai menu utamannya. Pada rentang usia 6-12 bulan, ASI masih perlu
diberikan kepada bayi, karena ASI menyumbang nutrisi sampai 70 persen. Pemberian makanan tambahan bertujuan agar bayi selalu mendapatkan semua
jenis zat gizi yang dibutuhkan. Pemberian Makanan pendamping ASI kepada bayi harus sesuai dengan kecukupan umurnya. Pemberian makanan yang terlalu awal
pada bayi dapat berakibat 1 anak cenderung obesitas, 2 anak belum siap menerima makanan padat 3 meningkatnya insiden alergi makanan 4 sekresi
enzim-enzim pencernaan yang belum sempurna. Menurut Muchtadi 1994, hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam
pemberian makanan tambahan untuk bayi adalah sebagai berikut. 1
Makanan bayi termasuk ASI harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi.
2 Makanan tambahan bayi yang telah berumur 4-6 bulan kali hari.
3 Sebelum berumur dua tahun, bayi belum dapat mengonsumsi makanan orang
dewasa. 4
Makanan campuran ganda terdiri dari makanan pokok, lauk pauk , dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik ditinjau dari nilai gizinya maupun
sifat fisik makanan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, makanan tambahan bayi sebaiknya memiliki beberapa kriteria berikut:
1 memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi
2 memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral
yang cocok 3
dapat diterima oleh alat pencernaan bayi dengan baik 4
harga relatif terjangkau 5
sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal 6
bersifat padat gizi 7
kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah yang sedikit. Kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru akan mengganggu
pencernaan bayi. Seiring dengan pertumbuhan anak, kebutuhan kecukupan gizi bayi pun
semakin meningkat. Pada usia 4 hingga 6 bulan, ASI saja kurang mampu mencukupi kebutuhan tersebut. Pada waktu tersebut, bayi membutuhkan asupan
tambahan yaitu makanan pendamping ASI. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI bagi bayi adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang
dipertlukan bayi. Selain itu, pemberian Makanan tambahan dapat membantu bayi dalam proses belajar makan dan menanamkan kebiasaan makan yang baik
Krisnatuti dan Yenrina, 2006.
2.2. Jenis Makanan Pendamping Asi Menurut Krisnatuti dan Yenrina 2006, makanan pendamping terdiri dari
1 Makanan Komersial
Produk makanan bayi komersial dibuat dengan teknologi modern dan mutu produk makanan bayi diatur oleh lembaga regulasi internasional, yaitu
Codex Alimentarius Foods for Special Dietary Uses Including Foods for Infants and Children.
Menurut Sunaryo 1998, untuk membuat makanan bayi harus memenuhi petunjuk dan pertimbangan sebagai berikut:
a. Formula
Formula dibuat berdasarkan angka kecukupan gizi bayi dan balita, bahan baku yang diizinkan, kriteria, zat gizi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral. Secara umum, ciri konsep formula produk : i.
Padat gizi dan seimbang, meliputi : Bahan baku yang kaya akan energi dan protein
Mengandung protein dengan mutu yang baik PER 2,1; susunan
asam amino optimal dan nilai cerna meliputi telur Perbandingan yang seimbang anara karbohidrat dan lemak
Kandungan lemaknya mapu mencukupi kebutuhan asam lemak
jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang berguna menunjang pertumbuhan otak
Membatasi konsumsi serat kasar fiber Membatasi konsumsi gula,
Membatasi konsumsi garam terutama Natrium Cukup vitamin dan mineral, dan
Karena sifatnya suplemen pendamping, berarti harus mampu
menyuplai kecukupan gizi per hari ii.
Dapat diterima anak dengan baik, meliputi Makanan tersebut disukai, dibutuhkan dan harganya terjangkau
Disamping memiliki nilai cerna yang tinggi, makanan tersebut
memiliki nilai sosial, ekonomi, budaya dan agama. b.
Teknologi proses Aspek pemilihan teknologi proses berhubungan dengan spesifikasi produk,
sanitasi dan higienitas, keamanan pangan serta mutu akhir produk yang dikehendaki olah produsen. Hal-hal yang terkait dengan pemilihan teknologi
proses, diantaranya adalah: 1
Dapat mengolah makanan dengan kehilangan zat gizi minimal 2
Dapat mengurangi sifat kamba dari produk, sehingga ekonomis dalam pengemasan dan padat gizi.
3 Mampu menghilangkan faktor antinutrisi, yang dapat mengganggu
prnyerapan gizi oleh usus, seperti antitripsi dan saponin. Menghilangkan
faktor flatulens rafinosa, stachyosa yang dapat menyebabkan perut kembung.
4 Mampu meningkatkan ketersediaan mineral
5 Mampu memperbaiki penerimaan produk
6 Mampu mengawetkan makanan sehingga tahan lama dan mudah
didistribusikan c.
Higienitas Produk makanan pendamping ASI yang telah jadi, dikatakan memenuhi
syarat apabila telah memenuhi hal-hal dibawah ini: 1
Bebas dari mikroorganisme patogen. 2
Bebas dari kontaminan hasil pencemaran mikroba penghasil racun atau alergi. 3
Bebas racun. 4
Kemasan tertutup sehingga terjamin sanitasi dan disimpan di tempat yang terlindung.
d. Pengemas
Kemasan yang dipergunakan untuk produk makanan pendamping asi ini harus memenuhi food grade, terbuat dari bahan yang kuat, tidak beracun, tidak
mempengaruhi mutu inderawi produk penampakan, aroma, rasa, dan tekstur, serta mampu melindungi mutu produk selama jangka waktu tertentu.
e. Label
Persyaratan label makanan bayi harus mengikut codex standard 146-1985, dan Peraturan Pemerintah 691999 tentang label dan iklan pangan.
2 Makanan pendamping ASI olahan sendiri
Menyiapkan sendiri makanan pendamping ASI dengan bahan baku yang tersedia merupakan pilihan dari berbagai rumah tangga untuk menjaga kualitas
kebersihan dan gizi makanan untuk bayinya. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi bahan pangan yang aman dan sehat. Menurut Cameron dan
Hofvander 1983, campuran bahan pangan untuk makanan bayi terdiri dari dua jenis, yaitu:
a Campuran dasar basic mix, terdiri dari serealia biji-bijian atau umbi-
umbian dan kacang-kacangan. Campuran ini belum memenuhi kandungan zat
gizi yang lengkap, sehingga masih perlu tambahan zat gizi yang lainnya untuk kebutuhan vitamin dan mineral.
b Campuran ganda multi mix, pada jenis ini, pangan terdiri dari empat
kelompok bahan pangan, diantaranya; i.
Makanan pokok sumber karbohidrat, ii.
Lauk pauk hewani dan nabati sebagai sumber protein iii.
Sumber vitamin dan mineral, berupa sayuran dan buah yang berwarna iv.
Tambahan energi berupa lemak, minyak atau gula yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan energi makanan campuran.
Berdasarkan ketentuan Badan Standardisasi Nasional, Makanan Pendamping Asi terbagi dalam jenis-jenis tertentu. Badan Standardisasi Nasional
menetapkan berdasarkan bentuknya, produk MP-ASI dapat dikelompokkan menjadi : 1 MP-ASI bubuk instan, 2 MP-ASI biskuit, 3 MP-ASI siap masak
dan 4 MP-ASI Siap Santap. Klasifikasi ini sesuai dengan ketetapan Badan Standardisasi Nasional yaitu meliputi : a SNI 01-7111.1-2005 Makanan
Pendamping Air Susu Ibu MP-ASI – Bagian 1 : Bubuk Instan, b SNI 01-
7111.2-2005 Makanan Pendamping Air Susu Ibu MP-ASI - Bagian 2 : Biskuit , c SNI 01-7111.3-2005 Makanan Pendamping Air Susu Ibu MP-ASI - Bagian 3
: Biskuit , d SNI 01-7111.4-2005 Makanan Pendamping Air Susu Ibu MP-ASI –Bagian 4 : Siap Santap.
Komposisi produk MP-ASI terdiri dari dua bahan yaitu bahan utama dan bahan lain. Sebagai bahan utama, produk MP-ASI terbuat dari salah satu atau
campuran bahan- bahan berikut dan atau turunannya : serealia beras, jagung, gandum, sorgum, barley, oats, rye, millet, buckwheat, umbi-umbian ubi jalar,
ubi kayu, garut, kentang, bahan berpati misal sagu, pati aren, kacang-kacangan misal kacang hijau, kacang merah,susu, ikan, daging, unggas, buah dan atau
bahan makanan lain yang sesuai BSN 2005a, 2005b, 2005c
2.3.Teknologi Pembuatan Makanan Pendamping Air Susu Ibu MP-ASI
Terdapat beberapa metode yang dilakukan produsen dalam memproduksi makanan bayi kemasan, hal ini pun semakin berkembang. Teknik pertama adalah
teknik drum dryer yang diciptakan oleh Just dan Hatmaker pada 1902. Pada
sistem ini, cairan kental dikeringkan dengan melewatkannya pada dua panas yang berdekatan dan berputar dengan arah yang berlawanan. Selama adonan mengalir
dan drum panas berputar, terjadi proses pengeringan dan adonan menjadi lempeng kering yang dikeruk dari drum. Lempeng kering tersebut digiling sehingga
diperoleh produk bubuk kering yang matang Fellows, 1992. Teknik ini menghasilkan MP-ASI instan yang siap dimatangkan dengan menambahkan air
hangat.
Teknik lain yang umum digunakan untuk memproduksi MP-ASI dan makanan campuran lain adalah melalui ekstrusi dengan mesin extuder. Bahan
yang akan diextrusi dapat berupa tepung, adonan padat, biji-bijian maupun pecahan biji. Mesin ini menghasilkan produk dengan bentuk sesuai pada
rancangan mulut mesin. Hasil ekstrusi bersifat matang bila mesin dilengkapi dengan pemanas. Untuk produk yang berbentuk tepung, setelah diekstrusi, produk
dapat digiling. Teknik ini menghasilkan MP-ASI siap santap atau siap masak, yaitu produk yang dapat dimakan setelah dicampur dengan air dan dididihkan.
Teknik ketiga yaitu, metoda sangrai dan penggilingan. Pada sistem ini, bahan baku umumnya adalah biji-bijian atau kacang. Bahan baku disangrai
selanjutnya bahan digiling lalu diayak. Produk yang diperoleh dapat bersifat instan ataupun siap masak, tergantung dari varisai yang diterapkan selama proses
pemasakan.
2.4. Pertanian Organik