Faktor Ekonomi 1 Lingkungan Jauh

6.2. Lingkungan Eksternal Perusahaan

6.2.1. Lingkungan Jauh

6.2.1.1. Faktor Ekonomi 1

Pengeluaran rumah tangga untuk makanan bayi kemasan Suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh sebuah perushaaan akan menghasilkan pendapatan yang baik bagi perusahaan apabila alokasi dana yang dikeluarkan oleh rumah tangga terhadap produk tersebut tinggi pula. Makanan bayi pada umumnya digolongkan pada kategori makanan bayi kemasan. Berdasarkan data dari BPS Badan Pusat Statistik di Tabel 11, terlihat bahwa pengeluaran perkapita masyarakat Indonesia memilki nilai yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Penurunan ini menggambarkan semakin berkurangnya rumah tangga yang memberikan produk makanan bayi instan kepada anaknya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan perlu untuk melakukan strategi tertentu, seperti edukasi kepada pasar mengenai produk MP-ASI yang baik untuk anak. Proses pemasaran yang disertai kegiatan edukasi diharapkan dapat meningkatkan persepsi yang baik mengenai produk tepung MP-ASI Gasol. Tabel.11. Pengeluaran Rata-Rata Kapita Masyarakat Indonesia Untuk Konsumsi Bubur Bayi Kemasan satuan 150 g Tahun Perkotaan Perdesaan Perkotaan +perdesaan Kuantitas Kuantitas Kuantitas 2007 0.011 0.007 0.009 2008 0.010 0.004 0.007 2009 0,006 0,002 0,004 Sumber : BPS 2010 2 Tingkat Inflasi Pada Tabel 12 diperlihatkan bahwa tingkat inflasi bulanan yang terjadi di Indonesia memiliki nilai yang berfluktuatif. Tingkat inflasi meningkat tinggi pada tahun 2007 hingga 2008 karena terjadinya krisis namun menurun kembali secara drastis pada tahun 2009 yaitu menyentuh angka 2,78 persen. Di tahun 2011, perekonomian sempat mengalami deflasi sebesar 0,32 persen di bulan Maret dan 0,31persen di Bulan April. Bulan Mei tahun 2011 terjadi penguatan sebesar 0,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen IHK sebesar 125,81, hal ini antaralain dipengaruhi oleh tren menurunnya harga sejumlah kebutuhan pokok. Pada bulan Juni, BPS memprediksi akan adanya inflasi yang dikarenakan harga komoditas pokok seperti beras menunjukkan kenaikan yaitu menyebabkan inflasi 4-5 persen. Adanya inflasi mempengaruhi harga bahan baku serta input lain yang dibutuhkan oleh Gasol Pertanian Organik. Ketika kenaikan harga input menyebabkan penurunan laba yang tidak dapat ditoleransi oleh perusahaan, perusahaan memiliki kebijakan untuk menyesuaikan harga jual. Dampak inflasi terhadap masyarakat adalah menurunnya daya beli masyarakat dalam mengonsumsi produk apabila inflasi tersebut tidak diiringi kenaikan pendapatan. Hal ini akan berakibat pada penjualan produk perusahaan, salah satunya Gasol Pertanian Organik. Tabel 12. Laju Inflasi Gabungan 66 Kota Mei 2011 Sumber: BPS 2011 3 Pembiayaan usaha Aspek keuangan serta permodalan merupakan kebutuhan yang sangat mendukung proses pengembangan suatu usaha, dukungan permodalan baik dari pemerintah maupun institusi pembiayaan formal diharapkan dapat menumbuhkembangkan usaha tersebut. Potensi pembiayaan di sektor agribisnis maupun agroindustri semakin didukung baik oleh pemerintah, perbankan Persero, bank BPD, bank asing dan campuran maupun perbankan swasta nasional. Sektor agribisnis memiliki prospek yang baik dan tetap dapat dikembangkan karena BULAN TAHUN 2007 TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI Jan 147.41 1.04 158.26 1.77 113.78 -0.07 118.01 0.84 126.29 0.89 Feb 148.32 0.62 159.29 0.65 114.02 0.21 118.36 0.30 126.46 0.13 Mar 148.67 0.24 160.81 0.95 114.27 0.22 118.19 -0.14 126.05 -0.32 Apr 148.43 -0.16 161.73 0.57 113.92 -0.31 118.37 0.15 125.66 -0.31 Mei 148.58 0.10 164.01 1.41 113.97 0.04 118.71 0.29 125.81 0.12 Jun 148.92 0.23 110.08 2.46 114.10 0.11 119.86 0.97 N.A N.A Jul 149.99 0.72 111.59 1.37 114.61 0.45 121.74 1.57 N.A N.A Agt 151.11 0.75 112.16 0.51 115.25 0.56 122.67 0.76 N.A N.A Sep 152.32 0.80 113.25 0.97 116.46 1.05 123.21 0.44 N.A N.A Okt 153.53 0.79 113.76 0.45 116.68 0.19 123.29 0.06 N.A N.A Nov 153.81 0.18 113.90 0.12 116.65 -0.03 124.03 0.60 N.A N.A Des 155.50 1.10 113.86 -0.04 117.03 0.33 N.A N.A N.A N.A Tahunan 6.59 11.06 2.78 6.96 Indonesia memiliki keunggulan kompetitif baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran. Tabel 13 memperlihatkan jumlah pinjaman yang telah diberikan oleh lembaga keuangan kepada berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Dapat terlihat bahwa dari tahun 2005 hingga 2008, jumlah pinjaman untuk sektor pertanian selalu meningkat jumlahnya, seperti terlihat pada tahun 2005 jumlah uang yang dipinjan untuk sektor pertanian adalah 12.642 miliar rupiah, pada 2006 yaitu 13.294 miliar rupiah, dan 2008 19.284 miliar rupiah. Hal ini merupakan peluang bagi Gasol Pertanian Organik yang merupakan usaha di bidang pertanian, dalam hal ini agribisnis yang juga mencakup pengolahan di tingkat hilir. Tabel 13. Kredit UMKM Menurut Sektor Ekonomi Miliar Rupiah Sektor 2005 2006 2007 2008 Pertanian 12.642 13.294 16.114 19.284 Pertambangan 971 1.311 1.527 1.24 Perindustrian 32.480 36.647 37.796 46.304 Listrik 245 1.483 286 536 Konstruksi 7.709 10.123 13.241 19357 Perdagangan 87.515 107.288 134.574 155.153 Pengangkutan 6.485 6.605 7.200 8.584 Jasa Dunia Usaha 20.657 23.514 30.512 40.450 Jasa Sosial 5.292 6.020 6.670 7.516 Lainnya 180.912 203.528 254.870 332.095 Jumlah 354.908 410.442 502.796 631.002 Sumber : Bank Indonesia

6.2.1.2. Faktor Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan