usahatani dan ternak, sehingga keseimbangan antara tanaman dan ternak dapat terjaga.
6 Prinsip pendaur ulangan
Usahatani organik tidak dapat sepenuhnya meniru sistem pendaurulangan hara sebagaimana ekosistem alamiah, namun pertanian organik menggunakan
sistem alami sebagai model dan mengarah. pada swasembada dengan mendaur ulang hara pada usahatani. Residu tanaman dan ternak dikembalikan pada tanah
untuk membantu kesuburan tanah. Menurut IFOAM International Federation of Organik Agriculture
Movements menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik
yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Sertifikasi produk organik yang dihasilkan, penyimpanan,
pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasi.
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang diharapkan dapat memberi kebaikan pada alam dalam jangka panjang. Pertanian dan pangan
organik dapat menjadi potensi besar bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Indonesia memiliki peluang yang besar untuk berhasil dalam penerapan pertanian
organik.
2.5. Pengertian Agroindustri
Agroindustri menurut Soeharjo 1991, Soekartawi 1991, 1992a dan Badan Agribisnis DEPTAN 1995 menyebutkan bahwa agroindustri adalah
pengolahan hasil pertanian dan karena itu agroindustri merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan
peralatan, usahatani, pengolahan hasil, pemasaran, saran, dan pembinaan. Menurut FAO, agroindustri merupakan suatu industri yang menggunakan bahan
baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20 persen dari jumlah bahan baku yang digunakan.
Adapun peran agro-industri dalam perekinomian nasional suatu negara adalah: 1
mampu meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis khususnya dan pendapatan masyarakat pada umumnya,
2 mampu menyerap tenaga kerja
3 mampu meningkatkan perolehan devisa, dan
4 mampu menumbuhkan industri yang lain, khususnya industri perdesaan
2.6. Pangan Olahan Organik
Menurut peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan Republik Indonesia tentang pengawasan pangan olahan, pangan olahan organik adalah
makanan atau minuman yang berasal dari pangan segar organik hasi proses dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
diizinkan. Kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil merupakan salah
satu tahapan produksi pertanian organik. Dua kegiatan tersebut dilakukan untuk menghasilkan pangan organik yang berkualitas yang tetap terjaga status
organiknya. Pangan organik merupakan pangan yang dihasilkan dari sistem pertanian organik, dari budidaya, pascapanen hingga pengolahan hasil. Pangan
dapat dinyatakan organik apabila sistem produksi tersebut dijalankan dengan benar dan mengikuti kaidah-kaidah pangan organik. Untuk menghasilkan pangan
organik, perlu dilakukan budidaya, pasca panen, pengolahan, pelabelan hingga pemasaran yang memenuhi prinsip pangan organik yang sesuai dengan SNI 01-
6729-2002 tentang Sistem Pangan Organik. Keorganikan produk organik ditentukan oleh proses produksinya, dari
lahan hingga produk akhir. Produk pangan organik olahan harus terdiri dari bahan baku pangan yang dibudidayakan dan diolah secara organik. Jika bahan baku asal
produk pertanian organik tidak tersedia, atau dalam jumlah yang tidak mencukupi, bahan pangan non organik yang dapat digunakan dalam pangan olahan organik
maksimal sebesar lima persen dari total berat, tidak termasuk air dan garam
4
.
2.7. Kajian Penelitian Terdahulu