Pencapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis berdasarkan Kelompok Siswa

pembelajaran. Melalui kegiatan mengidentifikasi kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin, menganalisis argument, bertanya dan menjawab pertanyaan ssiswa dilatih untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan- keterampilan tersebut merupakan keterampilan dari indikator-indikator dalam aspek memberpikan penjelasan sederhana. Sehingga siswa yang terlatih untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritisnya pada aspek memberikan penjelasan sederhana. Variasi seluruh metode pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada aspek memberikan penjelasan sederhana. Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada aspek memberikan penjelasan sederhana yakni pada saat diskusi secara online. Persentase ketercapaian keterampilan berpikir kritis dengan metode diskusi online melalui weblog, secara umum muncul dengan persentase yang jauh lebih baik dari metode yang kedua ataupun yang ketiga. Hal ini dikarenakan tingkat kompleksitas materi terkait materi ciri-ciri dari archaebacteria dan eubacteria. Fakta ini juga didukung berdasarkan hasil lembar penilaian produk pada pertemuan pertama menunjukkan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan pada saat pembelajaran secara diskusi online pada pokok bahasan ciri-ciri archaebacteria dan eubacteria. Sehingga, aspek keterampilan berpikir kritis pada metode diskusi online dengan weblog secara umum pada aspek memberikan penjelasan sederhana muncul menjadi aspek yang paling dominan dibandingkan dengan aspek yang lain. Jika dikaitkan dengan jumlah siswa aspek memberikan penjelasan sederhana ini lebih dominan pada kelompok siswa kategori tinggi pada setiap metode pembelajarannya dengan masing-masing persentase 52,60 , 49,5, dan 45,7. Hal ini dikarenakan siswa kategori tinggi sudah terbiasa memberikan penjelasan sederhana dalam berdiskusi ataupun menjawab soal. Berdasarkan kategori persentase tersebut masuk dalam kategori baik disetiap metode pembelajarannya. Sedangkan kelompok siswa berkategori sedang pada aspek memberikan penjelasan sederhana memiliki persentase 45, 45,2, dan 42,3 yang dikategori penilaian cukup. Hal ini dikarenakan siswa kelompok sedang ada beberapa anak yang sudah terbiasa dalam hal memberikan penjelasan sederhana yang diberikan oleh guru namun lebih banyak siswa yang sudah mampu namun belum terampil dalam memberikan penjelasan. Kelompok siswa kategori rendah memiliki persentase masing-masing 44,5, 45,8 , dan 40 yang dikategorikan penilaian cukup. Pada kelompok kategori siswa rendah, siswa ini belum terampil dalam memberikan penjelasan sederhana. Kelompok kategori siswa tinggi lebih unggul dibandingkan kelompok kategori siswa sedang dan rendah pada aspek memberikan penjelasan sederhana. Aspek keterampilan berpikir kritis yang kedua yaitu membangun keterampilan dasar. Pada aspek ini memiliki persentase rata-rata 25,1 , 19,6 , dan 25,3 . Aspek ini merupakan aspek tertinggi kedua setelah aspek memberikan penjelasan sederhana. Secara keseluruhan aspek ini dicapai oleh siswa dalam kategori penilaian cukup. Aspek membangun keterampilan dasar meliputi proses kerja secara individu hingga menyampaikan hasil secara individu. Metode pembelajaran yang dapat membangun keterampilan dasar siswa yakni metode membuat artikel. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan artikel siswa sudah terampil dalam memberikan alasan dengan mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber. Keterampilan memberikan alasan disertai dengan sumber merupakan salah satu indikator dari aspek membangun keterampilan dasar. Aspek kedua ini siswa berpikir secara teratur untuk dapat menggunakan daya pikirnya sehingga dapat memikirkan baik-baik perihal sebuah sumber dengan mempertimbangkan kredibilitaskriteria dari suatu sumber. Dari keadaan ini siswa menggali informasi dengan memahami kejadian-kejadian yang berkaitan dengan apa yang sedang mereka alami dan menghubungkannya dengan sumber yang didapatkan. Kemudian mengantisipasi suatu informasi dengan menggunakan baik-baik cara berpikirnya dan memaksimalkan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung untuk dijadikan pendapatnya. Dari pengetahuan dan pengalaman yang terjadi pada siswa, menjadi dasar sehingga siswa dapat memberikan sebuah alasan. Untuk menjadikan lebih baik ketika memberikan sebuah alasan. Kelompok kategori siswa