untuk mengerjakan sesuatu diluar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan
.”
45
Kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis dapat mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan adalah penyajian bahan
pelajaran dimana guru memberikan tugas kepada siswa baik lisan atau tulisan, kemudian siswa harus mempertanggungjawabkan dari apa yang ditugaskan guru
kepada siswa. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan
waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai dengan waktu yang ditentukan, maka metode ilmiah yang biasanya guru gunakan untuk
mengatasinya. Tugas dari resitasi ini tidak sama dengan pekerjaan rumah PR tetapi jauh lebih luas daripada itu.
Sekolah yang menerapkan sistem kurikulum 2013, kegiatan tugas terstruktur dirancang dan dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan
tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator. Sedangkan
penugasan tak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk
menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri
oleh peserta didik.
46
b. Fungsi dan Tujuan Penugasan
Teknik pemberian tugassss atau penugasan memiliki fungsi, yaitu: 1. Menambah pengertian, memperkuat hasil belajar yang telah diterima di sekolah,
2 melatih siswa untuk belajar sendiri, 3 melatih siswa untuk membagi waktu secara teratur, 4 melatih siswa untuk menggunakan waktu luangnya untuk
menyelesaikan tugasnya, 5 membiasakan siswa berdisiplin dan tidak
45
I Wayan Laba, Upaya Pembelajaran dengan Metode Resitasis Tugas dalam Mata Pelajaran Matematika, Jurnal Ilmiah, Vol. 22 No.5, 2011, h.5
46
Anonim, Juknis Pengembangan Pembelajaran TM, PT, dan KMTT di SMA, Direktorat Pembinaan SMA, 2010, h.52
mengabaikan tugas,6 melatih siswa untuk mencari dan menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan tugasnya, 7 memperkaya pengalaman sekolah dengan
memulai kegiatan di luar kelas. Tujuan teknik pemberian tugasresitasi, yakni agar siswa memperoleh hasil belajar yang lebih mantap. Dengan melaksanakan latihan-
latihan, pengalaman siswa lebih terintegrasi, diantaranya sebagai berikut: 1. Memperluas dan memperkaya pengetahuan siswa melalui kegiatan luar sekolah,
2 siswa aktif belajar dan terangsang untuk meningkatkan kegiatan belajar yang lebih baik, 3 inisiatif dan tanggungjawab siswa lebih terpupuk, 4 siswa dapat
memanfaatkan waktu senggang untuk menunjang belajarnya.
47
B. Tinjauan Konsep Materi Archaebakteria dan Eubacteria
Konsep archaebacteria dan eubacteria merupakan salah satu konsep biologi yang diajarkan pada siswa kelas X. Adapun Kompetensi Inti KI, Kompetensi
Dasar KD, dan indikator pembelajaran pada konsep ini ialah sebagai berikut: Tabel 2.2 KI, KD, dan Indikator Pembelajaran
48
Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
denan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar
3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri archaebacteria dan eubacteria dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan percobaan secara teliti dan sistematis.
Indikator Pembelajaran
1. Membedakan archaebacteria dan eubacteria
2. Memberikan contoh archaebacteria dan eubacteria berdasarkan strukturnya
3. Mengidentifikasi reproduksi bakteri secara seksual dan aseksual.
4. Menganalisis peranan bakteri yang ada pada lingkungan masyarakat.
5. Memberikan contoh eubacteria berdasarkan strukturnya.
6. Memberikan alasan terkait contoh eubacteria berdasarkan strukturnya.
47
Muhammad Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2010, h.199
48
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas Madrasah
Aliyah, h.27
1. Archaebacteria Archaebacteria adalah makhluk hidup pertama yang menggunakan reaksi
kimia anorganik untuk menghasilkan energy. Energi tersebut kemudian digunakan untuk membuat materi organic. Habitat Archaebacteria umumnya di tempat yang
ekstrem sumber air panas, daerah yang mengandung garam, asam, dan daerah yang sedikit mengandung Oksigen.
49
Archaebacteria dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
50
a. Halofili, yaitu golongan Archaebacteria yang hidup di perairan dengan salinitas tinggi.
b. Metanogen, yaitu golongan Archaebacteria yang dapat mengubah Karbon dioksida CO
2
dan Hidrogen H
2
menjadi metana CH
4
. c. Termoasidofili, yaitu golongan Archaebacteria yang hidup di daerah sumber
bersulfur. 2. Eubacteria
Eubacteria dikenal sebagai bakteri sesungguhnya. Bakteri merupakan makhluk prokariotik tidak memiliki membrane inti sel. Bakteri dapat hidup dimana saja.
Bakteri juga banyak memiliki peran dalam kehidupan manusia. Umumnya bakteri memiliki diameter sekitar 0,5 mikron. Bakteri yang berbentuk batang memiliki
lebar sekitar 0,2 sampai dengan 3 mikron dan panjangnya antara 1 sampai dengan 15 mikron. Beberapa jenis bakteri mampu membentuk spora di dalam sel mereka
yang dikenal sebagai endospore. Endospora bukanlah alat reproduksi bagi bakteri, melainkan endospore adalah bentuk yang melindungi bakteri dari lingkungan
yang berbahaya agar ia dapat tetap bertahan hidup.
51
3. Struktur tubuh bakteri Struktur tubuh bakteri terdiri dari:
52
a. Kapsul
49
Irmaningtyas, Biologi untuk SMAMA Kelas X, Jakarta, Erlangga,2013, h.122
50
Ibid., h.137
51
Ibid., h.138
52
Ibid., h.125