Aspek Keterampilan Berpikir Kritis

e. Menyeimbangkan g. Memutuskan 4. Memberikan penjelasan lanjut Advance Clarification 9.Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi. a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang ekspresi yang sama. b. Strategi definisi tindakan mengidentifikasi. c. Isi konten 10. Mengidentifikasi asumsi a.Penalaran secara implisit. b. Asumsi yang diperlukan rekonstruksi argument. 5. Mengatur strategi dan taktik Strategy and tactics 11. Menentukan suatu tindakan a. Mendefinisikan masalah b. Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi c. Merumuskan alternatif yang memungkinkan d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara tentatif e. Melakukan review f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi dengan orang lain a. Menyenangkan b. Strategi logis c. Strategi retorika d. Mempresentasikan baik lisan atau tulisan. Keterampilan berpikir kritis mencakup sembilan indikator yaitu; a Mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan, khususnya alasanalasan dan kesimpulan-kesimpulan, b Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi, c Mengklarifikasi dan menginterpretasi pertanyaan-pertanyaan dan gagasan-gagasan, d Menilai akseptabilitas, khususnya kredibilitas, klaim- klaim, e Mengevaluasi argument-argumen yang beragam jenisnya, f Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan, g Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan, h Menarik inferensi-inferensi, i Menghasilkan argument-argumen. 27 Indikator-indikator dari beberapa ahli yang telah dipaparkan, dalam penelitian ini akan digunakan indikator yang dikemukakan oleh Ennis karena indikatornya sudah jelas dan spesifik. Dengan menggunakan media pembelajaran weblog ,peneliti menggunakan dua belas sub indikator yang digunakan karena indikator tersebut akan dianalisis presentase siswa. Berikut akan dijelaskan sub- indikator melalui penjelasan lima aspek berpikir kritis. Aspek pertama berpikir kritis adalah memberikan penjelasan sederhana, yang meliputi tiga subaspek; memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, dan bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan. Secara umumnya, aspek ini digunakan untuk mengidentifikasi kesimpulan sementara. Dalam sebuah argumen, memulai dengan memberikan kesimpulan adalah ide bagus untuk memulai suatu presentasi. 28 Kata karena since dan because merupakan indikator alasan, dan kata oleh karena itu dan sehingg merupakan indikator kesimpulan. 29 Indikator yang digunakan pada indikator- indikator alasan dan kesimpulan merupakan indikator yang digunakan dalam menganalisis argumen. 30 Aspek kedua yaitu membangun keterampilan dasar, yang meliputi dua subaspek, yaitu: mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber digunakan ketika mengetahui kebenaran sebuah klaim. 31 Namun, kredibilitas juga tidak menjamin kebenaran sumbernya, maka kita harus menjaga kondisi pikiran tentang klaim tersebut. Pertimbangan suatu kasus terdapat lima jenis klaim yang berbeda, yaitu klaim faktual, pertimbangan nilai, definisi, penjelasan sebab-akibat, dan rekomendasi yang kelimanya harus dievaluasi 27 Alec Fisher, Op.Cit., h.8 28 Robert Ennis, Critical Thingking, New York, Printice Hall,1996, h.5 29 Alec Fisher, , Op.Cit., h.24 30 Ibid., h.22 31 Robert Ennis, Critical Thingking, New York, Printice Hall,1996, h.57 dengan cara-cara yang berbeda agar dapat memutuskan apakah klaim tersebut dapat diterima. 32 Ada beberapa bahasa yang digunakan untuk melihat seberapa kuat klaim tersebut, antara lain: “intuisi keyakinanopinipandangatesis saya adalah…”, “saya yakinsaya tidak dapat membuktikannya tetapi saya percaya…”, “faktanya ialahmenunjukan…”, “saya mengamatimelihat…”, dan lain-lain. 33 Pernyataan pada observasi biasanya mendukung suatu alasan pada argumen. Pada umumnya observasi lebih dapat dipercaya daripada kesimpulan yang berdasar. 34 Jika pada observasai yang telah dilakukan ada dua bukti, keduanya harus saling menguatkan. Supaya bukti itu saling menguatkan, bukti tersebut harus independen, dapat dipercaya dan mendukung klaim yang dibicarakan. 35 Aspek ketiga yaitu kesimpulan inferential. Inferensia adalah bagian dari proses berpikir kritis dimana kita akan memulai mengumpulkan pengetahuan yang sudah ada dengan apa yang akan kita dapatkan, dengan kata lain membuat pengetahuan yang baru. Argument selalu terdiri atas alasan dan inferensi, dimana inferensi merupakan perpindahan yang dibuat dari alasan hingga kesimpulan. Bahasa yang sering digunakan yaitu “berdasarkan alasan-alasain ini saya menyimpulkan bahwa…, oleh karena itu…” dengan tingkat kepercayaan yang bervariasi. 36 Aspek keempat yaitu membuat penjelasan lebih lanjut, yang meliputi sub- aspek mendefinisikan istilah dan mengidentifikasikan asumsi. Kata kunci dari seluruh proses agar menjadi pemikir kritis yang baik adalah dapat menjelaskan alasan dengan benar dan jelas, harus berpikir dengan jernih dan dapat dipahami oleh para pendengarnya. 37 Supaya penalaran yang bersifat menjelaskan sampai pada sasarannya, maka penalaran itu harus: a mempertimbangkan alternatif- alternatif yang masuk akal, b menentukan bukti-bukti yang menyingkirkan 32 Alec Fisher, , Op.Cit., h.80 33 Ibid., h.82 34 Robert Ennis, Op.Cit.,h.74 35 Alec Fisher, Op.,Cit., h.102 36 Alec Fisher., Op.Cit.,h.106 37 Ibid., h.9 penjelasan-penjelasan lain yang mungkin dan mendukung penjelasan yang diinginkan, c sesuai benar dengan hal lain yang kita tahu. 38 Aspek yang terakhir yaitu strategi dan taktik, yang meliputi memutuskan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Pemikiran yang dilakukan dalam memutuskan apa yang harus dilakukan, atau merekomendasikan rangkaian tindakan, atau mempertimbangkan rekomendasi orang lain, memerlukan perhatian khusus karena sangat umum, dan harus dievaluasi menurut cara tertentu. Oleh karena itu harus memahami dengan jelas apa permasalahannya, sehingga dapat mempertimbangkan kumpulan opsi yang masuk akal dan akibat-akibat yang mungkin sebelum mengambil suatu kesimpulan. 39

4. Asesmen Kinerja Performance Assesment

1. Pengertian Assesmen

Penilaian kinerja secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk yang mengacu pada standar tertentu. 40 Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini sesuai digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti praktik sholat, praktik olahraga, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat music, bernyanyi, membaca puisideklamasi, dan lain-lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Penilaian kinerja mempertimbangkan hal-hal berikut: 1 Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. 38 Ibid., h.142 39 Ibid., h.166 40 Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Protofolio pada Pembelajaran Biologi, Handout kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung FPMIPA UPI, diakses dari http:file.upi.edu . Pada 25 Juli 2016 pkl 15.03, h.1 2 Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. 3 Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. 4 Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati. 5 Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan yang diamati. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Pengamatan dalam menilai unjuk kerja siswa perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kompetensi tertentu. 41 Asesmen kinerja adalah prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas- tugas untuk memperoleh informasi tentang belajar siswa. Asesmen kinerja mensyaratkan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas kinerjanya menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, tindakan atau untuk kerja. Tes unjuk kerja meminta siswa melakukan kinerja ilmiah seperti mempersiapkan alat, menggunakan alatmerangkai alat, menuliskan data, menganalisis data, menyimpulkan, menyusun laporan dan sebagainya. Penilaian kinerja dapat menjelaskan kemampuan-kemampuan siswa, pemahaman konseptual, kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan, kemampuan melaksanakan kinerja dan kemampuan melakukan suatu proses. 42 Permendikbud No. 81A tentang Implementasi kurikulum 2013 Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran menjelaskan definisi tentang penilaian unjuk kerja bahwa penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas 41 Puji Iryanti, Paket Pembinaan Penataran: Penilaian Unjuk Kerja, Departemen Pendidikan Nasional, 2004, h.6 42 I Ketut Susila, “Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja Performance Assesment Laboratorium Pada Mata Pelajaran Fisika Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X Di Kabupaten Gianyar”. Artikel Pendidikan, Bali: Program Studi Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Progrma Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2012 diakses pada tanggal 15 juli 2016 pk 08.30, h.5 tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisideklamasi dan lain- lain. 43 Pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa performance assessment atau penilaian kinerja ialah suatu cara melihat atau menilai kinerja siswa dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Penilaian kinerja ini didapat dari hasil mengamati aktivitas siswa dalam bekerja ilmiah seperti membuat artikel yang berkaitan dengan manfaat Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan sehari-hari.

5. Teknik PenugasanResitasi a. Definisi Teknik Pemberian TugasResitasi

Metode penugasan pada hakikatnya adalah menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan pekerjaan belajar, baik berguna bagi dirinya sendiri maupun dalam proses memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pengertian bidang studi yang dipelajarinya. Ada suatu asusmsi yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi disekolah tergantung para pendidik, bagaimana pendidik itu bias menumbuhkan motivasi anak didiknya dan sebagainya. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru menerapkan salah satu metode yang sekiranya bias membantu anak didik serta guru juga harus paham kelebihan, kekurangan serta cara penerapannya dan masih banyak lagi mengenai metode yang akan digunakan dalam metode pengajaran. 44 Tugas dapat merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta di dik disekolah ataupun dirumah secara perorangan atau berkelompok”. Imansyag Alipandie mengemukakan bahwa, “Metode penugasan adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa 43 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman Umum Pembelajaran, h.27 44 Hilyah Alan Finanda, Efektifiras Metode Resitasi dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik, Jurnal Pendidikan, Volume 17, No. 3, Palembang: 2012, h.2 untuk mengerjakan sesuatu diluar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan .” 45 Kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis dapat mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan adalah penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas kepada siswa baik lisan atau tulisan, kemudian siswa harus mempertanggungjawabkan dari apa yang ditugaskan guru kepada siswa. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai dengan waktu yang ditentukan, maka metode ilmiah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Tugas dari resitasi ini tidak sama dengan pekerjaan rumah PR tetapi jauh lebih luas daripada itu. Sekolah yang menerapkan sistem kurikulum 2013, kegiatan tugas terstruktur dirancang dan dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator. Sedangkan penugasan tak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. 46

b. Fungsi dan Tujuan Penugasan

Teknik pemberian tugassss atau penugasan memiliki fungsi, yaitu: 1. Menambah pengertian, memperkuat hasil belajar yang telah diterima di sekolah, 2 melatih siswa untuk belajar sendiri, 3 melatih siswa untuk membagi waktu secara teratur, 4 melatih siswa untuk menggunakan waktu luangnya untuk menyelesaikan tugasnya, 5 membiasakan siswa berdisiplin dan tidak 45 I Wayan Laba, Upaya Pembelajaran dengan Metode Resitasis Tugas dalam Mata Pelajaran Matematika, Jurnal Ilmiah, Vol. 22 No.5, 2011, h.5 46 Anonim, Juknis Pengembangan Pembelajaran TM, PT, dan KMTT di SMA, Direktorat Pembinaan SMA, 2010, h.52