Korelasi Metode Pembelajaran Terhadap Posttest

ini dikarenakan siswa kelompok sedang ada beberapa anak yang sudah terbiasa dalam hal memberikan penjelasan sederhana yang diberikan oleh guru namun lebih banyak siswa yang sudah mampu namun belum terampil dalam memberikan penjelasan. Kelompok siswa kategori rendah memiliki persentase masing-masing 44,5, 45,8 , dan 40 yang dikategorikan penilaian cukup. Pada kelompok kategori siswa rendah, siswa ini belum terampil dalam memberikan penjelasan sederhana. Kelompok kategori siswa tinggi lebih unggul dibandingkan kelompok kategori siswa sedang dan rendah pada aspek memberikan penjelasan sederhana. Aspek keterampilan berpikir kritis yang kedua yaitu membangun keterampilan dasar. Pada aspek ini memiliki persentase rata-rata 25,1 , 19,6 , dan 25,3 . Aspek ini merupakan aspek tertinggi kedua setelah aspek memberikan penjelasan sederhana. Secara keseluruhan aspek ini dicapai oleh siswa dalam kategori penilaian cukup. Aspek membangun keterampilan dasar meliputi proses kerja secara individu hingga menyampaikan hasil secara individu. Metode pembelajaran yang dapat membangun keterampilan dasar siswa yakni metode membuat artikel. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan artikel siswa sudah terampil dalam memberikan alasan dengan mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber. Keterampilan memberikan alasan disertai dengan sumber merupakan salah satu indikator dari aspek membangun keterampilan dasar. Aspek kedua ini siswa berpikir secara teratur untuk dapat menggunakan daya pikirnya sehingga dapat memikirkan baik-baik perihal sebuah sumber dengan mempertimbangkan kredibilitaskriteria dari suatu sumber. Dari keadaan ini siswa menggali informasi dengan memahami kejadian-kejadian yang berkaitan dengan apa yang sedang mereka alami dan menghubungkannya dengan sumber yang didapatkan. Kemudian mengantisipasi suatu informasi dengan menggunakan baik-baik cara berpikirnya dan memaksimalkan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung untuk dijadikan pendapatnya. Dari pengetahuan dan pengalaman yang terjadi pada siswa, menjadi dasar sehingga siswa dapat memberikan sebuah alasan. Untuk menjadikan lebih baik ketika memberikan sebuah alasan. Kelompok kategori siswa yang memiliki persentase tertinggi yaitu kelompok tinggi, dan rendah. Sedangkan kelompok siswa sedang memiliki persentase yang paling rendah. Hal ini dikarenakan kelompok siswa memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa sedang pada saat proses pembelajaran. Aspek ketiga memberikan kesempatan siswa dalam menafsirkan, menarik sebuah kesimpulan dan membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya. Menyatakan tafsiran adalah cara berpikir deduktif yang dalam penyampaiannya memerlukan sebuah pengetahuan dan pengalaman yang baik, sehingga dalam mengemukakan sebuah kesimpulan sementara haruslah dengan pemahaman yang mendalam yang berlandasakan latar belakang fakta dan sumber-sumber yang baik. Johnson menyampaikan, “hanya berpikir kritislah yang memungkinkan siswa menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan bahwa mereka telah menentukan pilihan dan menarik kesimpulan cerdas.” Kategori penilaian siswa pada aspek ini termasuk kedalam penilaian kurang. Siswa dapat membuat kesimpulan pada saat proses pembelajaran metode membuat artikel dibandingkan pada saat siswa berdiskusi dan penugasan menjawab soal. Melalui proses membuat artikel tersebut, keterampilan berpikir kritis pada aspek menyimpulkan dapat meningkat. Melalui penarikan kesimpulan yang dilakukan siswa akan lebih mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. 2 Aspek yang keempat membuat penjelasan lebih lanjut. Dalam hal ini siswa kurang baik dalam mengidentifikasi istilah dan asumsi-asumsi sehingga harus banyak berlatih untuk mengkonstruk sebuah argument. Pada saat proses pembelajaran, siswa didorong untuk melakukan identifikasi lebih lanjut mengenai data-data yang telah diperoleh siswa dalam pembuatan artikel serta menjawab soal-soal yang diberikan pada Weblog. Kemunculan aspek mengatur strategi dan taktik ini terdapat pada saat membuat artikel. Pada saat membuat artikel, kelompok siswa rendah memiliki persentase lebih 2 Handoko Santoso, Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA, Jurnal Bioedukasi, FKIP UM Metro, 2010, h. 50-56