Tujuan dan Manfaat Manajemen Kinerja

19 untuk memperbaiki pelayanan pelanggan, memenuhi permintaan pasar, meningkatkan kualitas produk dan jasa, serta meningkatkan daya saing dan kinerja organisasi tersebut. Tercapainya tujuan dari yang diharapkan oleh organisasi merupakan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi itu sendiri dan menunjukan kinerja yang sudah dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengelolaan sumber daya pada aktivitas organisasi merupakan proses pelaksanaa pekerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya. 25 Dengan demikian, hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen kinerja memberikan manfaat bukan hanya bagi organisasi, tetapi juga bagi manajer, dan individu. Manfaat manajemen kinerja bagi organisasiadalah dalam menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu, memperbaiki kinerja, memotivasi pekerja, miningkatkan komitmen, mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki pelatihan dan perkembangan, meningktakan dasar keterampilan, mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan, mengusahakan basis perencanaan karier, membantu menahan pekerja terampil untuk tidak pindah, mendukung inisiatif 25 Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta, Rajawali Press, 2007, hlm:9 20 kualitas total dan pelayanan pelanggan, dan mendukung program perubahan budaya. Manfaat manajemen kinerja bagi manajer antara lain berupa: mengusahakan klarifikasi kinerja dan harapan perilaku, menawarkan peluang menggunakan waktu secara berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual, mengusahakan penghargaan nonfinansial pada staf, mengusahakan dasar untuk membantu perkerja yang kinerjanya rendah, digunakan untuk mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan, proses motivasi dan pengembangan tim, mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau kembali kinerja dan tingkat kompetensi. Sementara itu, manfaat manajemen kinerja bagi individu antaralain dalam bentuk: memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan endukung untuk tampil baik, membantu mengembangkan kemampuan dan kinerja, peluang menggunakan waktu secara berkualitas, dasar objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja, dan menformulasikan tujuan dan rencana perbaikan cara bekerja dikelola dan dijalankan. 26 Menurut Costello yang dicantumkan oleh Wibowo, manajemen kinerja mendukung tujuan menyeluruh organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer pada misi keseluruhan dari unit kerjanya. Seberapa baik kita mengelolah kinerja bawahan akan secara langsung memenuhi tidak hanya kinerja masing-masing pekerja secara individu dan unit kerjanya, tetapi juga kinerja seluruh organisasi. 26 Wibowo, Manajemen Kinerja, hlm: 10 21 Apabila pekerja jelas memahami tentang apa yang diharapkan dari mereka dan mendapat dukunagn yang diperlukan untuk memberikan kontribusi pada organisasi secara efisien dan produktif, pemahaman akan tujuan, harga diri dan motivasinya akan meningkat. Dengan demikian, manajemen kinerja memerlukan kerja sama, saling pengertian dan komunikasi secara terbuka antara atasan dan bawahan. 27

5. Model Manajemen Kinerja

Ada berbagai macam proses tentang menjalankan manajemen kinerja yang dipaparkan berbeda oleh para ahli, dari yang sangat sederhana sampai yang tergolong detail dan mendalam. 28 Beberapa diantaranya adalah: a. Model Deming Model ini sangat sederhana karna hanya memiliki alur siklus yang mengitari pada empat tahap saja yaitu, dimulai dengan menyusun rencana, melakukan tindakan pelaksanaan, lalu memantau atau memonitori setiap jalannya dan melihat hasil dari yang sudah dilaksanakan. Manajemen kinerja deming menggambarkan keseluruhan proses manajemen kinerja dan dapat digambarkan sebagai berikut: 27 Wibowo, Manajemen Kinerja, hlm: 11 28 Wibowo, Manajemen Kinerja, hlm: 22 Gambar 2.1 Model Deming Pada titik monitoring dan review dapat disimpulkan hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan baik kegiatan itu berhasil maupun tidak sesuai dengan yang direncanakan.Apabila terjadi deviasi atau ketidaksamaan dalam hasil, maka perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.Namun jika tidak memungkinkan alternatifnya adalah menyusun kembali rencana tersebut disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai sebelumnya.Kegitan ini terus menerus terjadi berulang-ulang. b. Model Torrington dan Hall Model yang diciptakan oleh Torrington dan Hall ini menggambarkan dengan cara membuat rumusan masalah terlebih dahulu terhadap harapan dari kinerja yang ingin dihasilkan. Lalu, menentukan dukungan yang cocok untuk diberikan terhadap kinerja dalam mencapai tujuan. Review Tindakan Rencana Monitor Rencana Tindakan Review Monitoring