Analisis Matriks IE Analisis Matriks SWOT

Pada faktor ancaman, iklim dan cuaca yang tidak menentu memiliki nilai tertimbang tertinggi, yaitu 0,268 dan menjadi ancaman besar bagi petani Cibo Agro. Ancaman ini dapat menggangu proses produksi, karena Cibo Agro memiliki lahan pertanian di alam terbuka dan belum menggunakan teknologi screen house. Bobot skor total diperoleh adalah 2,880. Hal ini menunjukkan bahwa Poktan Cibo Agro memiliki posisi eksternal yang rata- rata sedang, artinya bahwa Poktan Cibo Agro memiliki kemampuan merespon tergolong sedang rataan dan belum menggunakan secara optimal peluang-peluang yang ada untuk mengatasi ancaman.

4.6.5 Analisis Matriks IE

Matriks IE merupakan matrik yang menggabungkan bobot skor pada Matriks IFE dan Matriks EFE untuk melihat posisi sel usaha sayuran organik Cibo Agro. Jika posisi sel telah diketahui, maka diketahui pula strategi apa yang harus dilakukan oleh Poktan Cibo Agro. Dari perhitungan Matriks IFE didapatkan bobot skor 2,231 dan dari Matriks EFE didapatkan bobot skor 2,880. Hasil pemetaan matriks IE dapat dilhat pada Gambar 4.12. Skor Bobot Total IFE Kuat Sedang Lemah 3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99 Tinggi 3,0 I II III 3,0 – 4,0 Sedang 2,0 IV Gambar 4.12 Hasil Matriks IE V VI 2,0 – 2,99 Rendah 1,0 VII VIII IX 1,0 – 1,99 4,0 3,0 2,0 2,231 1,0 Skor Bobot Total EFE 2,880 Usaha sayuran organik Poktan Cibo Agro menempati posisi sel V. Sel V ini menggambarkan bahwa posisi usaha sayuran organik Cibo Agro berada pada posisi Hold and Maintain menjaga dan mempertahankan. Strategi yang tepat bagi usaha yang berada di sel ini adalah strategi penetrasi pasar, dan strategi pengembangan produk David 2010.

4.6.6 Analisis Matriks SWOT

Analisis matriks IFE dan EFE yang telah di lakukan kemudian disusun dalam matriks SWOT untuk merumuskan strategi-strategi berdasarkan faktor- faktor internal dan eksternal yang telah teridentifikasi dari Poktan Cibo Agro. Perumusan strategi Poktan Cibo Agro di muat pada Tabel 4.11. Perumusan strategi dengan matriks SWOT terdiri dari empat 4 kombinasi faktor, yang terdiri dari strategi Kekuatan–Peluang S–O, strategi Kekuatan–Ancaman S–T, strategi Kelemahan–Peluang W–O dan strategi Kelamahan– Ancaman W–T. Tabel 4.11 Matriks SWOT Poktan Cibo Agro Faktor-Faktor Kekuatan Strengths–S Kelemahan Weakness–W Faktor Internal Internal Factor Faktor Eksternal External Factor 1. Keberagaman produk sayuran organik 2. Memiliki kemasan dan label sendri 3. Lahan bersertifikasi dan sudah memiliki ICS 4. Harga terjangkau 1. Kurangnya kegiatan promosi 2. Komitmen anggota Poktan masih rendah 3. Pengetahuan SDM masih rendah 4. Belum adanya sistem kontrak dengan pemasok 5. Keterbatasan modal 6. Teknologi produksi masih sederhana 7. Belum adanya arsip pembukuan keuangan yang baik Peluang Opportunities– O 1. Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat 2. Program pelatihan dan pembinaan dari Dinas Pertanian 3. Terbentuknya asosiasi pertanian organik 4. Pasar sayuran organik dalam negeri masih terbuka lebar 5. Loyalitas pelanggan Strategi S–O 1. Meningkatkan mutu produk dan penggunaan label kemasan, serta membuat program loyalitas pelanggan seperti layanan antar, membership dan diskon khusus S1, S2, O5 2. Membuat dan memperluas jaringan distribusi untuk memasuki pasar baru guna mendapatkan konsumen dengan memanfaatkan harga kompetitif S4, O1, O4 3. Meningkatkan kompetensi ICS dengan memanfaatkan secara optimal pelatihan- pelatihan dan asosiasi pertanian organik yang ada S3, O2, O3 Strategi W–O 1. Meningkatkan dan melakukan promosi secara kontinu berkelanjutan untuk mendapatkan pasar dan loyalitas pelanggan, serta menarik minat masyarakat terhadap produk organik W1, O1, O4, O5 2. Memanfaatkan Program Pelatihan dan Pembinaan yang diselenggarakan Dinas Pertanian untuk melakukan pelatihan manajemen keuangan dan strategi negosiasi bisnis, serta pengadministrasiannya dan Melakukan kerjasama secara intensif dalam peningkatan pengetahuan SDM petani, pinjaman modal dan pemanfaatan teknologi produksi W3, W4, W5, W6, W7, O2, O3 Ancaman Threats–T 1. Serangan hama dan penyakit tanaman 2. Tingkat persaingan dengan usaha sejenis 3. Iklim dan cuaca tidak menentu Strategi S–T 1. Melakukan dan merencanakan pola tanam yang baik sesuai SOP yang ada untuk menghadapi serangan hama dan iklim dan cuaca yang tidak menentu S3, T1, T3 2. Melakukan inovasi terhadap pengembangan produk yang bernilai tambah tinggi untuk menghadapi persaingan S1, S2, T3 Strategi W–T 1. Meningkatkan pengetahuan SDM dalam hal penggunaan teknologi guna menghadapi serangan hama dan iklim dan cuaca yang tidak menentu W3, W6, T1, T3 2. Membangun sistem distribusi produk secara bersama, serta membangun jaringan kerjasama untuk menciptakan tata kelola usaha, pemodalan dan teknologi yang handal W2, W4, W5, W7, T2 Berdasarkan Tabel 4.11, terdapat sembilan 9 strategi yang dapat dirumuskan dari kombinasi faktor internal dan eksternal. Sembilan 9 strategi ini di bagi menjadi empat 4 kelompok strategi, yaitu a. Strategi S–O Strengths–Opportunities Strategi ini adalah strategi yang diciptakan atau dirumuskan dengan menggunakan kekuatan internal Poktan Cibo Agro untuk memanfaatkan peluang. 1 Meningkatkan mutu produk serta penggunaan label kemasan dan membuat program loyalitas pelanggan seperti layanan antar, membership dan diskon khusus. Poktan Cibo Agro memiliki kekuatan pada keberagaman produk dan telah memiliki label kemasan sendiri. Kekuatan-kekuatan ini bisa ditingkatkan lagi mutunya sehingga dapat dimanfaatkan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Salah satu cara mempertahankan loyalitas pelanggan melalui layanan pesanan antar bagi konsumen pribadi, pembuatan program membership atau komunitas khusus organik dan memberikan diskon khusus. 2 Membuat dan memperluas jaringan distribusi mandiri untuk memasuki pasar baru guna mendapatkan konsumen dengan memanfaatkan harga yang terjangkau dan kompetitif. Poktan Cibo Agro belum memiliki jaringan distribusi yang luas. Produk dipasarkan melalui pemasok sayuran organik yang ada di Kabupaten Bandung, namun belum berjalan dengan baik, karena belum adanya kontrak. Produk juga dipasarkan langsung ke konsumen melalui pedagang pengecer pedagang sayur keliling. Dengan kekuatan harga produk yang terjangkau dan kompetitif, maka membuat dan memperluas jaringan distribusi mandiri merupakan strategi yang baik untuk memanfaatkan pasar sayuran organik yang masih terbuka lebar untuk mendapatkan konsumen baru. Salah satu caranya dengan membuka gerai sayuran organik sendiri di tempat-tempat yang strategik seperti disekitar perumahan, atau salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan anggota petani, saudara dan memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut dalam mendistribusikan produk tersebut. 3 Meningkatkan kompetensi ICS dengan memanfaatkan secara optimal pelatihan-pelatihan serta asosiasi pertanian organik yang ada. Poktan Cibo Agro dalam menjalankan usahanya, memiliki ICS sendiri. Kompetensi yang dimiliki oleh ICS Cibo Agro ini telah berjalan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari SOP proses produksi yang dijalankan telah sesuai dengan SNI 01 6729-2010. Namun, untuk lebih mengembangkan usaha serta meningkatkan mutu produk yang lebih baik, maka kompetensi ICS ini harus lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan pelatihan-pelatihan serta pembinaan yang diadakan oleh Dinas Pertanian ataupun bertukar informasi dan ilmu dengan anggota-anggota asosiasi pertanian organik yang telah ada. b. Strategi W–O Weakness–Opportunities Strategi ini bertujuan untuk meminimalkan, atau memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil manfaat dari peluang eksternal. 1 Meningkatkan dan melakukan promosi secara kontinyu berkelanjutan untuk mendapatkan pasar dan loyalitas pelanggan, serta menarik minat masyarakat terhadap produk organik . Promosi yang telah dilakukan oleh poktan dalam memasarkan produknya selama ini belum dilakukan secara optimal. Promosi dapat dilakukan dengan mengedarkan brosur ke perumahan-perumahan, aktif mengikuti pameran, serta melalui media internet. Poktan ini awalnya telah memanfaatkan media internet, diantaranya telah memiliki website sendiri, namun tidak dikelola dengan baik. Untuk mengoptimalkan kegiatan promosi tersebut, website yang sudah ada dapat dikelola dan dikembangkan lebih baik lagi. Selain website, Poktan Cibo Agro juga dapat memanfaatkan social media di internet sebagai ajang melakukan promosi Facebook, Twitter, Yahoo Groups dan lainnya. Selain berbiaya rendah, promosi melalui social media dapat menjangkau ke masyarakat luas, sehingga produk sayuran organik Cibo Agro dapat dikenal oleh masyarakat dan menarik minat masyarakat pada produk organik. 2 Memanfaatkan Program Pelatihan dan Pembinaan yang diselenggarakan Dinas Pertanian untuk melakukan pelatihan manajemen keuangan dan strategi negosiasi bisnis, serta pengadministrasiannya dan melakukan kerjasama secara intesif dalam peningkatan pengetahuan SDM petani, pinjaman modal, serta pemanfaatan teknologi produksi. Untuk mengembangkan usaha sayuran organik diperlukan manajemen pembukuan keuangan yang baik untuk dapat melakukan evaluasi, perencanaan dan pengadministrasian usaha, selain manajemen pembukuan keuangan, pengetahuan SDM yang memadai, modal yang tersedia dan teknologi produksi juga diperlukan dalam mengembangkan usaha sayuran organik Cibo Agro. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan pelatihan-pelatihan dari Dinas Pertanian dan asosiasi pertanian organik. c. Strategi S–T Strengths–Threats Strategi ini diciptakan dengan menggunakan kekuatan Poktan Cibo Agro untuk menghindari, atau mengatasi dampak ancaman eksternal. 1 Melakukan dan merencanakan pola tanam yang baik sesuai SOP yang ada untuk menghadapi serangan hama dan iklim dan cuaca yang tidak menentu. Serangan hama dan penyakit tanaman datang pada saat tertentu, seperti pada saat musim hujan, tanaman akan sering terkena hama dan penyakit, sehingga petani dan ICS dituntuk untuk dapat mengatasi ancaman tersebut. Salah satunya dengan cara perencanaan pola tanam yang baik di setiap awal musim tanam. 2 Melakukan inovasi terhadap pengembangan produk bernilai tambah tinggi untuk menghadapi persaingan. Inovasi produk dapat dilakukan dengan cara diversifikasi horizontal dan vertikal. Diverifikasi horizontal dilakukan dengan cara menambah produk bukan hanya sayuran daun organik, tetapi juga sayuran buah organik, buah organik, beras organik ataupun ternak organik. Sedangkan diversifikasi vertikal bisa dilakukan dengan cara mengolah sayuran organik menjadi produk olahan, seperti membuat kripik bayam organik dan lainnya. Produk olahan ini selain dapat menambah nilai tambah produk juga dapat memperpanjang umur simpan produk. Konsumen lebih menyukai jika produk yang di pasarkan beraneka ragam, sehingga inovasi penting untuk dilakukan untuk memenuhi keinginan konsumen dan untuk menghadapi pesaing yang lain. d. Strategi W–T Weakness–Threats Strategi ini diciptakan untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. 1 Meningkatkan pengetahuan SDM dalam hal penggunaan teknologi guna menghadapi serangan hama dan iklim dan cuaca yang tidak menentu. Dalam menghadapi ancaman serangan hama dan penyakit serta iklmi dan cuaca yang tidak menentu, maka petani harus memiliki pengetahuan yang baik dan memadai. Salah satunya adalah teknologi dalam pembuatan pestisida dan insektisida alami yang tepat untuk menghadapi serangan hama tanaman. 2 Membangun sistem distribusi produk secara bersama serta membangun jaringan kerjasama untuk menciptakan tata kelola usaha, pemodalan dan teknologi yang handal. Untuk mengembangkan usaha sayuran organik ini, Poktan Cibo Agro harus memiliki jaringan distribusi yang luas, memiliki tata kelola usaha yang baik, serta modal dan teknologi yang memadai. Kerjasama dengan pesaing dapat memberikan keuntungan tersendiri, selain mengatasi ancaman dari pesaing itu sendiri, kerjasama ini dapat membantu Cibo Agro dalam membangun sistem distribusi yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat saling melengkapi antara usaha sayuran organik Cibo Agro dengan pesaing.

4.7 Analisis Struktur Hirarki Strategi Pengembangan Usaha Sayuran