4.2 Profil Poktan Cibolerang Agro
Awal mula berdirinya Poktan Cibolerang Agro CiboAgro adalah adanya kesamaan tujuan dari beberapa petani sayuran di Kecamatan Selaawi
dan Kecamatan Limbangan untuk memulai melakukan pola pertanian organik dengan membudidayakan sayuran organik. Gagasan ini kemudian
direalisaskian dengan didirikannya Poktan Cibolerang Agro pada tahun 2009 yang di ketuai oleh Bapak Asep Mulidana, SP.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Poktan Cibo Agro kemudian mendaftarkan diri ke Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat melalui kepala
UPTD Kecamatan Limbangan untuk mengajukan sertifikasi lahan. Setelah disetujui oleh Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat pada tahun 2011, poktan
Cibo Agro kemudian membuat dokumen sistem mutu dan ICS yang berisikan Standard Operating Procedure
SOP dalam budidaya sayuran organik dan kontrol pengawasan internal terhadap semua kegiatan Poktan Cibo Agro.
Setelah dilakukan survei kunjungan lapang oleh Dinas Pertanian, lahan pertanian Cibo Agro dinyatakan layak untuk mengajukan sertifikasi ke LSPO
Inofice. Sertifikasi Pangan Organik kemudian dikeluarkan pada tahun 2011, tepatnya pada tanggal 9 November 2011.
Menurut OKPO 2008, sistem sertifikasi dilakukan dengan alur sebagai berikut Gambar 4.1 :
1. Operator mengajukan permohonan kepada Lembaga Sertifikasi LS dengan melampirkan data-data yang dipersyaratkan, antara lain
persyaratan administrasi, identitas operator atau petani dan dokumen penerapan jaminan mutu. LS akan melakukan evaluasi terhadap
kelengkapan peryaratan. 2. LS akan menunjuk tim auditor yang akan melakukan penilaian terhadap
kecukupan dokumen penerapan jaminan mutu dan inspeksi ke lapangan. 3. Tim auditor melakukan inspeksi audit kecukupan, audit kesesuaian,
sampling untuk diuji di laboratorium. 4. Tim auditor menyampaikan hasil inspeksi ke LS.
5. LS menunjuk panitia teknis untuk menilai hasil laporan yang diberikan tim auditor.
6. Panitia tekni mengevaluasi laporan hasil inspeksi Tim auditor dan berkoordinasi dengan Tim auditor guna memberikan rekomendasi
disetujui atau tidaknya pemberian sertifikat kepada operator. 7. Panitia teknis membuat rekomendasi dan melaporkannya kepada
Lembaga Sertifikasi. 8. Jika memenuhi syarat sesuai rekomendasi Panitia teknis, maka sertifikat
dan hak menggunakan label organik akan diberikan.
KOMITE AKREDITASI NASIONAL
LEMBAGA SERTIFIKASI
Panitia Teknis Tim Auditor
3 1
4 2
6
8 5
‐ Audit Kecukupan
‐ Audit Kesesuaian
‐ Sampling Uji Laboratorium
OPERATOR ATAU PETANI
7
Gambar 4.1 Alur sistem sertifikasi organik OKPO 2008
Poktan Cibo Agro memiliki jumlah anggota sembilan 9 orang, namun yang aktif berproduksi hingga sekarang tersisa empat 4 orang petani
yang tersebar di Kecamatan Selaawi dan Kecamatan Limbangan. Anggota yang tidak aktif memiliki rataan memiliki alasan tersendiri, seperti kendala
pada lahan yang digunakan, karena sebagian besar masih merupakan lahan sewaan bukan lahan milik pribadi. Kendala lainnya adalah usaha sayuran
organik bukan merupakan mata pencaharian utama, sehingga petani kurang
fokus dalam pengusahaannya. Identitas anggota Poktan Cibolerang Agro dapat dilihat di Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Identitas anggota Poktan Cibo Agro
No Nama Lokasi Luasan
Lahan m
2
Komoditas Sayuran Unggulan
1 Asep Muldiana
Desa Putra Jawa Selaawi
5.600 Kangkung, Sosin, Pakcoy,
Bayam dan Selada 2. Agus
Sutarman Desa Selaawi,
Selaawi 700
Kangkung, Bayam, Sosin, Pakcoy dan Selada
3. Agus Permana
Desa Pangeureunan
Limbangan 2100
Kangkung, Bayam, Sosin, Pakcoy, Selada dan
Horinzo 4. Tantan
Desa Selaawi, Selaawi
980 Kangkung, Sosin, Bayam
dan Pakcoy
Sumber: Ketua Poktan Cibo Agro 2012 hasil wawancara
4.3 Proses Produksi Sayuran Organik Poktan Cibo Agro