Analisis AHP Penelitian Terdahulu Yang Relevan

menggunakan QSPM, tetapi menggunakan Analisis AHP Analytical Hierarchy Process .

2.7 Analisis AHP

Terdapat tiga 3 prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu penyusunan hirarki, penetapan prioritas dan konsistensi logis Marimin dan Maghfiroh 2010. a. Penyusunan Hirarki dan Penilaian Setiap Level Hirarki Penyusunan tersebut dimulai dari permasalahan yang kompleks yang diuraikan menjadi unsur pokok, unsur pokok ini diuraikan lagi ke dalam bagian-bagiannya lagi secara hirarki. Susunan hirarkinya terdiri dari goal, kriteria dan alternatif. Penilaian dilakukan melalui perbandingan berpasangan, skala 1-9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Nilai level hirarki Nilai Keterangan 1 Faktor Vertikal sama penting dengan Faktor Horizontal 3 Faktor Vertikal lebih penting dari Faktor Horizontal 5 Faktor Vertikal jelas lebih penting Faktor Horizontal 7 Faktor Vertikal sangat jelas lebih penting dari Faktor Horizontal 9 Faktor Vertikal mutlak lebih penting dari Faktor Horizontal 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai unsur yang berdekatan 1 2-9 Kebalikan dari keterangan nila 2 – 9 Sumber: Marimin dan Maghfiroh 2010 b. Penentuan Prioritas Untuk setiap level hirarki, perlu dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons untuk menentukan prioritas. Proses perbandingan berpasangan dimulai pada puncak hirarki goal digunakan untuk melakukan pembandingan yang pertama lalu dari level tepat di bawahnya

2.8 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Sumber: Marimin dan Maghfiroh 2010 Goal K1 K2 K3 K1 K2 K3 Selain menggunakan analisis deskriptif, beberapa penelitian mengenai produk pertanian juga menggunakan analisis rantai pasok khusus produk pertanian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mendalam mengenai proses rantai pasok mulai dari mendapatkan bahan baku hingga saluran distribusi. Penelitian mengenai rantai pasok dilakukan oleh Setiawan 2009, Prasetya 2010, Fatahilah 2010 dan Marimin et al 2010. Penelitian terdahulu mengenai strategi pengembangan pertanian organik dan rantai pasok pertanian sekarang ini telah banyak ditemukan. Terdapat dua penelitian mengenai pertanian organik yang dilakukan oleh Suwantoro 2008 dan Palupi 2010. Kedua penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran umum mengenai pertanian organik yang berada di Bogor dan juga Magelang. c. Konsistensi Logis Konsistensi sampai batas tertentu dalam menetapkan prioritas sangat diperlukan untuk memperoleh hasil-hasil yang sahih dalam dunia nyata. Nilai rasio konsistensi harus 10 atau kurang, jika lebih dari 10, maka penilaiannya masih acak dan perlu diperbaiki. Dalam matrik ini, bandingkan unsur K1 dalam kolom vertikal dengan unsur K1, K2, K3 dan seterusnya. kriteria, ambil unsur-unsur yang akan dibandingkan. Contoh matriks perbandingan kriteria ada pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Matriks perbandingan kriteria Tabel 2.3 Ringkasan peneltian terdahulu yang relevan No Pengarang Judul MetodeAnalisis Hasil Penelitian Perbedaan Dengan Penelitian Ini 1. Palupi W 2010 Strategi Pemasaran Pangan Organik pada Poktan Mega Surya Organik, Megamendung, Bogor Analisis IFE dan EFE, Analisis IE, Analisis SWOT dan Analisis QSPM Strategi pemasaran prioritas yang dihasilkan adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu, serta citra produk yang baik untuk mempertahankan konsumen yang ada saat ini dan menarik konsumen baru untuk mengatasi persaingan usaha. Penelitian ini tidak menggunakan QSPM tetapi menggunakan AHP dan menambahkan analisis deskriptif mengenai kondisi rantai pasok 2. Suwantoro AA 2008 Analisis Pengembangan Pertanian Organik Di Kabupaten Magelang, Studi Kasus di Kecamatan Sawangan Analisis Deskriptif Induktif dan Teknik Triangulasi Pengembangan pertanian organik menghadapi berbagai kendala, yaitu : pertanian organik dipandang sebagai sistem pertanian yang merepotkan, keterampilan petani kurang, persepsi berbeda mengenai hasil, petani mengalami saat kritis, lahan pertanian organik belum terlindungi, pembangunan pertanian belum terintegrasi dengan pembangunan perternakan, kegagalan menjaga kepercayaan pasar dan dukungan pemerintah masih kurang. Penelitian ini tidak hanya menggambarkan kondisi umum pertanian sayuran organik, namun juga menyusun strategi pengembangan usaha sayuran organik yang tepat untuk dilakukan. Lanjutan Tabel 2.3 No Pengarang Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan Dengan Penelitian Ini 3. Setiawan A 2009 Studi Peningkatan Kinerja Manajemen Rantai Pasok Sayuran Dataran Tinggi Terpilih di Jawa Barat Analisis Kinerja Rantai Pasok, Analisis Nilai Tambah, Analisis TOWS dan AHP Pengukuran kinerja rantai pasok sayuran lettuce head dengan pendekatan DEA menunjukkan efisiensi relatif masing- masing petani dan potential improvement yang harus dilakukan untuk mencapai efisiensi relatif 100 persen. Salah satu strategi yang dapat dirumuskan adalah optimasi sistem penjadwalan, peningkatan kinerja responsifitas dan fleksibilitas untuk pemenuhan pesan, perlunya implementasi sistem manajemen mutu SMM, atau lingkungan. Penelitian ini hanya menggambarkan kondisi umum rantai pasok dan tidak menganalisis kinerja rantai pasok. 4. Prasetya, A 2010 Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Agroindustri Pada PT Momenta Agrikultura Analisis Manajemen Rantai Pasok, Analisis MPE dan AHP Strategi yang dihasilkan adalah membuat strategi cara kemitraan, sumber daya petani, peningkatan alat untuk petani, standarisasi mutu produk dan kepedulian sosial. Penelitian ini menggunakan analisis perumusan strategi dan tidak menggunakan analisis MPE. Lanjutan Tabel 2.3 No Pengarang Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan Dengan Penelitian Ini 5. Fatahilah, YH 2010 Analisis Kinerja Rantai Pasok Agribisnis Sapi Potong Studi Kasus pada PT. Kariyana Gita Utama, Jakarta Pendekatan rantai pasok menggunakan APO Asian Productivity Organization, Metode Hayami, serta Fuzzy AHP dan Model BSCKinerja Terdapat beberapa hambatan pada pelaksanaan rantai pasok sapi potong antara lain ketidakpastian jaminan pasokan Sapi bakalan, kerjasama antar pelaku usaha yang masih kurang dan arus informasi yang tidak lancar. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan SCM namun tidak menganalisis nilai tambah dan kinerja SCM 6. Marimin et al 2010 Added Value and Performance Analyses of Edamame Soybean Supply Chain: A Case Study Metode APO, Metode Hayami nilai tambah, Analisis Kinerja Rantai Pasok DEA-AHP Kegagalan dalam kuantitas pemesanan dan jadwal pengiriman merupakan beberapa faktor utama yang menurunkan efisiensi Poktan. XCo sebagai anggota rantai pasok bersama-sama dengan anggota Poktan harus dapat berkolaborasi dan bekerjasama dalam penjadwalan penanaman dan pemanenan. Penelitian ini tidak melakukan analisis nilai tambah dan analisis kinerja rantai pasok 3 METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian